Arrogant Husband

Persiapan Pesta



Persiapan Pesta

0Perjalanan cinta Saga dan Alisa dari awal memang tak mudah. Selalu saja penuh lika-liku di dalamnya. Namun, mereka tak pernah menyerah untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga.     

Cinta mereka selalu diuji oleh Tuhan. Mulai dari berbagai pihak yang tak merestui, sampai ada yang ingin menghancurkan hubungan Alisa dan Saga. Sampai sekarang pun, mereka berdua masih tak mendapat restu dari Pak Surya. Pria paruh baya itu selalu saja menghina dan merendahkan Alisa.     

Alhasil, tak terasa sudah bahwa besok adalah hari anniversary pernikahan mereka yang pertama. Alisa selalu mendampingi Saga di segala kondisi, begitupun sebaliknya. Sang suami selalu setia di sampingnya. Bahkan, pria itu juga memberi kejutan yang tak terduga. Namun, Alisa merasa belum sepenuhnya bisa membahagiakan Saga, karena belum juga mempunyai seorang anak kandung.     

Persiapan yang Saga lakukan untuk malam besok hampir seratus persen. Ia akan mengadakan pesta besar-besaran di rumahnya. Mengajak para koleganya untuk berhadir datang. Tentu saja akan membuat Alisa senang bukan main.     

"Terima kasih karena sudah mau menerimaku sebagai suamimu," ucap Saga dengan mata berbinar-binar. "Aku sangat mencintaimu sayang. Jangan pernah tinggalkan aku di sini."     

"Terima kasih juga karena dari awal kau memilihku sebagai pendamping hidupmu. Walaupun pertemuan pertama kita memang sangat buruk waktu itu." Alisa tertawa kecil, saat mengingat pertemuannya waktu dulu.     

Alisa dan Saga sedang asyik berpelukan di dalam kamar. Pria itu sudah terlihat bersih dan wangi setelah mandi sore. Begitupun juga dengan Alisa dan bayinya.     

"Aku sudah mempersiapkan pesta yang besar untukmu malam besok. Kau akan jadi putri raja, sayang. Aku sudah tak sabar ingin melihat kecantikanmu besok."     

"Harusnya kau jangan berlebih-lebihan. Sederhana saja, sayang. Aku tak memaksakan juga."     

"Jangan khawatirkan itu, sayang. Aku ingin kita berdua merasakan meriahnya pesta besok malam."     

Saga merasa gemas dengan sang istri. Ia mencium Alisa bertubi-tubi, hingga wanita itu membalas perlakuannya juga. Mereka bergumul mesra satu sama lain. Pria itu tak akan melepaskan istri tercintanya. Baginya, Alisa sangatlah berharga.     

Saga merasa senang telah mendapatkan semuanya. Harta, takhta, wanita, dan seorang anak yang cantik jelita. Ia sangat bersyukur pada Tuhan, karena sudah diberikan nikmat sebesar ini.     

Bibir Saga berangsur turun untuk menciumi leher jenjang Alisa. Wanita itu merasa geli seketika. Setiap sentuhan tangan pria itu berhasil membuatnya merasa nikmat. Tak luput, dua bukit kembar menjadi sasaran empuk.     

Mereka sama-sama hanyut oleh buai cinta. Alisa terus membalas perlakuan Saga. Pria itu juga menggempur dengan ciuman penuh hasrat. Bibir bertemu dengan bibir. Kemudian, lidah mereka sama-sama berperang di dalam.     

Saga kini meremas dua buah bukit kembar itu. Membuat Alisa merasa nikmat. Tangan Alisa bergerayang meraba tengkuk milik sang suami.     

"Aku tak sabar lagi untuk menyambut malam besok." Saga menatap wajah cantik sang istri.     

"Aku juga. Tak terasa besok sudah setahun kita bersama membina rumah tangga ini, sayang."     

"Aku sangat beruntung mempunyai istri sepertimu. Tuhan telah memberiku seorang bidadari yang sangat cantik dan baik hati."     

Alisa tersipu malu mendengar ucapan Saga. Pria itu lagi-lagi memujinya seperti ini. Debaran jantung Alisa kian meronta-ronta karenanya.     

"Kau selalu bisa membuatku merasa senang seperti ini." Alisa balas tersenyum ke arah Saga.     

Dua sejoli itu lalu menghampiri keranjang Lisa. Di mana sang bayi masih tertidur pulas. Wajah mungil nan cantiknya telah berhasil merebut hati Saga dan juga Alisa. Mereka tak akan pernah rela dipisahkan oleh bayi itu. Mereka berdua sangat menyayanginya.     

"Lihatlah Lisa. Cantik, sama sepertimu," ujar Saga menyebut istrinya. Mereka berdua tengah menatap wajah si kecil.     

"Jangan bicara terlalu keras, nanti Lisa terbangun."     

"Biarkan saja kalau dia bangun. Itu karena dia merasa rindu dengan kita berdua."     

Wanita itu lalu menepuk pelan pundaknya. Saga hanya bisa tertawa kecil melihat senyuman manis sang istri. Ia akan selalu mengingat senyuman Alisa dalam pikiran.     

Namun, ada satu hal yang membuat pikiran Saga jadi sedikit kacau. Ia telah mengajak kedua orang tuanya untuk hadir malam besok, tapi apakah sang ayah akan datang ke sini? Saga tak bisa berharap banyak pada ayahnya, karena beliau masih tak menyukai Alisa.     

"Sayang?" panggil Saga.     

"Iya sayang, kenapa?"     

"Aku tadi ke rumah orang tuaku untuk menyuruh mereka datang besok malam. Tapi, kalau ayahku tak datang ke sini, kau jangan bersedih, ya."     

"Iya sayang. Tenang saja. Aku janji tak akan bersedih di hari penuh kebahagiaan kita."     

"Syukurlah kalau begitu."     

Tak ada satu rahasia pun yang ingin Saga tutupi dari sang istri. Semuanya akan diutarakan dengan Alisa, biar bagaimanapun pahitnya. Itu semua untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, karena utuhnya sebuah keluarga adalah kejujuran dan keterbukaan satu sama lain.     

"Aku ingin selalu jujur padamu dan tak akan menutupi apa pun." Saga meraih wajah Alisa dan membelai pipi mulusnya.     

"Iya sayang. Aku sangat menghargai itu semua."     

Pria itu lalu mengecup kening Alisa. Kemudian, Saga minta izin untuk pergi sebentar ke luar karena ada urusan.     

"Ya sudah, aku ke luar dulu sebentar, ya. Tak lama kok," ujar Saga.     

"Iya sayang. Kau hati-hati di jalan, ya. Jangan terlalu cepat membawa mobilnya."     

"Iya, sayang," balas Saga.     

Saga meminta sang istri untuk berada di dalam kamar saja dan tak usah mengantarnya ke luar. Pria itu segera melangkah ke luar dari kamar ini. Alisa hanya geleng-geleng kepala ketika melihat suaminya menjauh. Ia pun duduk di atas tempat tidur dan akan menunggu kepulangan sang suami.     

"Dasar. Ada-ada saja."     

Ketika Saga sudah ke luar dari kamar, ia bergegas menuju ke halaman. Sebelum pergi, Saga berpesan pada Anton agar menjaga Alisa di rumah. Pria itu menurut dengan ucapannya. Saga tak lupa mengucapkan terima kasih pada Anton.     

Ia pun lekas masuk ke dalam mobil dan dengan segera meninggalkan halaman rumah. Saga akan pergi ke suatu tempat untuk membuat suatu kejutan. Kejutan yang mewah untuk sang istri tercinta. Pasti Alisa akan sangat senang bila menerimanya nanti.     

Saga akan memberikan sesuatu yang menurutnya tak pernah ia berikan sebelumnya. Kejutan itu untuk perayaan anniversary yang pertama malam hari besok.     

"Apa pun akan kulakukan untuk Alisa. Aku akan membelikannya sebuah kalung berlian yang paling mahal."     

Selain pesta yang meriah, Saga akan membelikan Alisa perhiasan yang mahal. Wanita secantik Alisa, akan terlihat sangat cantik apabila memakai kalung berlian yang mahal di lehernya nanti. Ia terus berusaha untuk membuat istrinya senang.     

"Semua rasa cinta dan kasih sayang yang telah kau beri padaku, tak akan pernah aku lupakan begitu saja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.