Arrogant Husband

Hasutan



Hasutan

0Lagi-lagi Saga memberikannya sesuatu yang tak pernah diminta sebelumnya. Pria itu selalu saja memberi kejutan yang tak terduga. Alisa tak pernah menyangka sama sekali. Saat ini, ia telah diberikan sebuah mobil mewah.     

"Ini milikmu sayang." Saga mengeluarkan sebuah kunci dari dalam jas kerjanya. Alisa menutup mulutnya dengan kedua tangan. Wanita itu tak bisa berkata apa-apa sekarang.     

Alisa sangat syok saat menerima hadiah mewah lagi. Saga benar-benar telah memanjakannya. Sudah dua hari, ia dibelikan barang-barang yang mewah.     

Dengan tangan yang gemetar, Alisa menyambut kunci mobil itu dengan perasaan haru, sekaligus senang. Saga yang melihat sang istri juga turut senang. Dua sejoli itu akhirnya berpelukan.     

"Terima kasih banyak untuk semuanya. Kau selalu bisa membuat kejutan seperti ini terus," bisik Alisa di telinga Saga.     

"Ini tak seberapa, dibandingkan dengan kesetiaanmu yang sungguh luar biasa. Kau memang wanita yang kuat."     

Saga memuji sang istri, makin membuat Alisa merasa senang. Wanita itu menitikkan air mata kebahagiaan. Pria itu bahagia melihat raut wajah Alisa.     

"Aku yang akan mengajarimu naik mobil nanti. Kau harus bisa menyetir sendiri."     

"Tapi, aku takut."     

"Kenapa harus takut? Ada aku bersamamu," ujar Saga.     

Alisa tersenyum manis ke arahnya. Kejutan demi kejutan telah membuatnya tak bisa berkata apa-apa lagi.     

"Kau wanita terindah, yang perlu kupunya."     

"Terima kasih sayang."     

"Sama-sama sayang. Kau menyukainya kan?"     

"Tentu saja aku sangat suka. Kejutan ini tak kubayangkan sebelumnya. Kau ini selalu bisa membuatku bahagia."     

Semua pelayan dan juga para anak buah tengah menyaksikan keromantisan mereka. Mereka mendoakan agar rumah tangga keduanya berjalan dengan harmonis. Saga dan Alisa bahagia bukan main.     

Saga menyuruh Anton untuk meletakkan mobil ini ke dalam garasi. Setelah itu, ia dan Alisa akan naik ke atas kamar. Tak henti-henti, wajah Alisa memancarkan aura kebahagiaan. Saga pun bisa merasakan aura itu.     

Mereka bersama menaiki anak tangga dengan pelan. Saga tak sabar lagi ingin bertemu dengan sang anak di kamar.     

"Jadi, kau pura-pura bilang lembur, demi membuat kejutan ini untukku?" tanya Alisa yang menatap wajah sang suami.     

"Tentu saja. Aku akan melakukan sendiri dengan caraku agar kau bahagia."     

Alisa meraih pegangan pintu dan membukanya. Ia bersama Saga masuk ke dalam dan menghampiri keranjang bayi.     

"Apa Lisa ada bangun tadi?" tanya Saga.     

"Ada tadi. Dia merasa lapar. Lalu, aku kasih ASI."     

Saga mengangguk, lalu mengecup kening Alisa singkat. Pria itu ingin mandi sebentar, sebelum bermesraan dengan sang istri tercinta.     

"Apa mau kusiapkan air hangat?"     

"Tidak usah sayang. Biar aku sendiri saja yang melakukannya. Kau jaga Lisa saja."     

Pria itu mulai melepaskan pakaiannya satu per satu dan meletakkan baju kotor itu ke dalam keranjang khusus. Setelah itu, Saga segera mengunci pintu kamar mandi.     

"Ya Tuhan, dia memberikanku hadiah mewah lagi."     

Alisa merasa girang sekali malam ini. Bertubi-tubi ia mendapatkan kejutan mewah dan harganya fantastic. Hati wanita mana yang tak bahagia, saat dibelikan barang-barang mewah dan perhiasan.     

"Ya Tuhan, jaga cinta kami selalu. Jangan sampai ada orang yang ingin memisahkan kami berdua."     

***     

Pak Surya menghampiri sang istri yang sedang memasak di dapur. Tercium aroma yang wangi dari masakan yang Bu Angel buat. Pak Surya jadi tak sabar ingin menyantap hidangan tersebut. Pria itu dengan sedikit jahil, mulai melingkarkan kedua tangannya ke perut sang istri.     

Bu Angel kaget dengan kedatangan suaminya yang tiba-tiba. Kemudian, wanita berusia empat puluh tahun lebih itu melanjutkan memasak lagi.     

"Ayah nih, ibu kan jadi kaget tadi," gerutu Bu Angel.     

"Ayah minta maaf ya, soalnya masakan ibu ini wangi banget. Tak sabar lagi ingin menyantapnya."     

Bu Angel tersipu malu karena dipuji oleh sang suami. Sebentar lagi, masakannya akan selesai.     

"Ini kan makanan kesukaan ayah. Cumi asam manis pedas."     

Pak Surya selalu berusaha untuk memanjakan sang istri, agar bisa mendapatkan perhatian lebih lagi dari Bu Angel. Ia tak mau, kalau istrinya hanya mementingkan menantu kampungan itu. Di balik rasa perhatiannya ini, ada sebuah konspirasi untuk menghancurkan hubungan Bu Angel dan Alisa.     

"Sebentar lagi masak yah. Lebih baik ayah tunggu di meja makan saja. Nanti biar ibu yang siapkan."     

Pria itu mengangguk dan menuju ke meja makan. Lantas, sang istri masih sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam.     

"Aku harus bisa membuat Angel tak menyukai Alisa lagi. Bagaimanapun caranya!" Pak Surya berucap pelan. Ia takut rencana jahatnya ini akan ketahuan.     

Beberapa saat kemudian, muncullah Bu Angel membawa masakan cumi asam manis pedas tadi ke atas meja. Kemudian, nasi putih dan juga sayur-mayur. Bu Angel melayani suaminya dengan baik.     

'Aku sangat menyayangi istriku sendiri. Aku tak rela, kalau pikirannya selalu tentang Alisa saja!'     

Rasa cemburu pada sang menantu, membuat Pak Surya ingin memisahkan Bu Angel dan juga Alisa. Biar bagaimanapun, ia masih tak menyukai wanita kampungan itu. Apalagi saat malam tadi, ia melihat di leher Alisa ada sebuah kalung berlian. Siapa lagi kalau bukan Saga yang membelikan untuknya.     

Bagi Pak Surya, Alisa sama sekali tak pantas mengenakan perhiasan mewah seperti itu. Karena Alisa wanita yang miskin dan tak berguna di matanya.     

"Ayo yah, di makan mumpung masih hangat." Bu Angel telah menyiapkan makanan itu ke dalam piring Pak Surya.     

"Oh iya, bu. Ibu juga ya."     

Suami dan istri itu pun saling menyantap makanan dengan lahap. Setelah makan malam ini usai, Pak Surya akan mencoba untuk bicara berdua dengan sang istri di dalam kamar. Ia akan terus mencoba untuk menghasutnya.     

***     

"Bu, sebelum tidur ayah ingin ngomong sesuatu sama ibu."     

Bu Angel lebih mendekat lagi ke arah Pak Surya. "Iya yah. Mau ngomong apa?"     

"Malam tadi ibu pasti lihat kan, di leher Alisa ada kalung berlian?"     

"Iya yah, kenapa emangnya?"     

"Saga membelikan barang bagus untuk istrinya. Sedangkan ibu yang sebagai orang tua kandung saja tak pernah dibelikan apa-apa. Ayah pun sama. Ini pasti gara-gara Alisa! Wanita itu telah berhasil mencuci otak anak kita."     

"Ayah mending diam saja, kalau tak tahu kebenarannya!"     

Pak Surya akan terus membalas ucapan sang istri. Ia tahu, sekarang istrinya lagi panas.     

"Bu, jangan mau kalah sama Alisa. Makin ke sini, dia berhasil menguasai Saga loh. Ayah tak bisa membayangkan, kalau Alisa menyuruh Saga untuk menjauhi kita nanti. Apa ibu mau?"     

Bu Angel tampak terdiam. Pak Surya bersorak dalam hati. Ia yakin, kalau istrinya sedang termakan oleh omongannya. Beberapa menit kemudian, sang istri masih saja terdiam.     

'Apa benar Alisa begitu?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.