Arrogant Husband

Mencari Bu Angel



Mencari Bu Angel

0Joseph duduk termenung di sebuah kursi goyang yang ada dalam kamarnya. Masih teringat jelas saat Reva bersimbah darah dan tak sadarkan diri kala itu. Ia pun mendapat kabar duka bahwa sang anak yang masih dalam kandungan wanita itu harus tiada. Ini semua ulah Reva yang disengaja.     

Betapa sakit hati Joseph kala itu. Harapan terbesarnya harus tiada di tangan wanita yang ia cintai. Reva tega membunuh darah dagingnya sendiri, lantaran tak mau bersama dengan Joseph kelak. Wanita itu telah memilih bersama dengan pria lain.     

Hatinya sudah terlanjur kecewa dengan Reva. Rasa cintanya pun kian menghilang. Sekarang Joseph tak peduli lagi dengan wanita itu. Namun, Joseph masih tak terima kalau Reva bahagia di atas penderitaannya.     

"Kau harus merasakan sakit hati, sama seperti yang kurasakan sekarang! Aku tak akan membiarkan kau bahagia bersama Agam!"     

Joseph akan pelan-pelan membuat Reva hancur. Ia ingin Agam segera mengetahui kebusukan wanita itu.     

Pria itu tersenyum menyeringai. Ia bangkit dari kursi goyang itu dan akan menuju ke suatu tempat.     

***     

Joseph menemui Reva di rumahnya. Wanita itu agak malas untuk bertemu sekarang. Wajah kusut pun ia tampilkan saat pria itu mendekat ke hadapannya.     

"Apa kau merasa bahagia sekarang?" tanya Joseph pada Reva. Pria itu tersenyum singkat.     

"Tentu saja. Mau apa kau ke sini lagi? Aku dan kau sudah tak ada urusan lagi!"     

"Aku hanya ingin memberi peringatan padamu saja."     

"Peringatan darimu tak akan pernah mempan untukku. Kau tau itu, Jo? Aku tak pernah takut dengan siapa pun!"     

"Kau terlalu percaya diri, Va! Aku akan membuatmu hancur berkeping-keping karena sudah membunuh anakku!"     

Tatapan tajam dari Joseph tak membuat Reva merasa takut. Namun, wanita itu malah tertawa keras mendengar kekalahan Joseph. Sekarang pria itu tak ada daya upaya untuk menyerangnya.     

Yang Reva lakukan sekarang adalah membuat Agam terus percaya padanya. Ia akan membuat sang kekasih percaya dengan semua bualannya.     

"Aku tak akan menyerah untuk membuat Agam percaya dengan ucapanku, bukan dengan dirimu." Joseph tersenyum meremehkan pada Reva. Membuat wanita itu merasa geram karenanya.     

Setelah puas melihat ekspresi Reva yang kesal, Joseph pun perlahan mundur dari hadapan wanita itu. Ia berjalan menuju ke arah mobil.     

"Sial! Awas kau, Jo!"     

Reva melihat mobil Joseph perlahan ke luar dari gerbang rumahnya. Ia sangat kesal mendengar ucapan pria itu yang selalu saja menerornya. Namun, apa pun yang terjadi nanti Reva akan berusaha untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Agam.     

***     

Pak Surya mendatangi rumah Saga. Ia ingin tahu, apakah ada Bu Angel di sini. Semalaman sang istri tak pulang juga ke rumah. Ponsel pun tak aktif.     

Alisa terkejut melihat motor ayah mertuanya ada di halaman. Sosok pria itu pun berjalan ke hadapannya. Pak Surya terlihat seperti sedang marah besar.     

"Di mana kau sembunyikan istriku?!" Pak Surya langsung berucap nyaring pada Alisa. Membuat wanita itu tak mengerti dengan maksud ucapannya.     

"Maksud ayah apa? Aku tak paham sama sekali."     

"Alah, kau ini sok polos sekali jadi orang! Cepat, mana istriku? Apa dia ada di dalam sana?"     

"Aku sama sekali tak paham dengan maksud ayah. Aku serius. Lebih baik kita bicarakan di dalam saja, yah," ujar Alisa.     

"Tak perlu! Aku tak sudi melihat wajahmu lama-lama."     

Anton yang mendengar itu pun langsung mendekat ke arah mereka berdua. Kehadirannya untuk menjadi penengah. Ia tak mau, kalau Alisa terus saja dipojokkan seperti ini.     

"Sebaiknya bapak masuk dulu ke dalam. Bicara saja dengan Nyonya. Jadi, Nyonya Alisa tahu duduk permasalahnnya seperti apa. Dan, jangan asal menuduh."     

"Kau jangan ikut campur! Kau hanya anak buah Saga saja, tak lebih." Pak Surya menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya ke wajah Anton.     

Anton pun langsung diam dan tak mau ikut bicara lagi. Percuma saja bicara dengan ayahnya Saga. Pria itu selalu marah tak jelas dengan Alisa. Maka dari itu, Anton tak mau tinggal diam. Ia menjauh dari hadapan Pak Surya dan juga Alisa untuk menelepon Saga di kantor.     

Pak Surya menerobos masuk ke dalam rumah. Alisa pun saling pandang dengan Anton. Wanita itu langsung masuk ke dalam juga.     

"Bu, ibu di mana? Ayo, cepat ke luar! Ayah mau jemput ibu pulang!" Pak Surya berteriak memanggil Bu Angel.     

Alisa jadi bingung sendiri, padahal di sini tak ada Bu Angel. Namun, Pak Surya terlihat ngotot memanggil istrinya. Ada apa sebenarnya yang tengah terjadi.     

"Yah, ibu tak ada di sini. Aku serius."     

"Aku tak perlu jawaban darimu!"     

Karena tak berhasil menemui sang istri dan membuatnya jadi kesal sendiri, maka Pak Surya segera melangkah pergi dari sini. Alisa terus menatap ayah mertuanya itu ke arah motor besarnya. Ia tak paham dengan apa yang terjadi barusan.     

Alisa langsung terpikirkan dengan ibu mertuanya dan akan menghubungi wanita itu. Ia menuju ke kamar untuk mengambil ponsel. Dengan langkah cepat, Alisa menaiki anak tangga.     

Perasaannya mendadak jadi tak tenang setelah melihat Pak Surya mencari keberadaan Bu Angel di sini. Apa yang telah terjadi pada mereka berdua. Apakah telah terjadi pertengkaran?     

"Kenapa tak aktif ya? Jangan buat aku khawatir, bu." Ponsel Bu Angel tak aktif ketika dihubungi, membuat Alisa jadi merasa cemas sekarang. Ke mana ibu mertuanya itu pergi.     

Ia ingin menghubungi Saga, tapi takut kalau mengganggu kerjaannya di kantor. Apa yang harus Alisa lakukan sekarang?     

"Ya Tuhan, di mana pun ibu berada, jagalah dia selalu. Aku sangat menyayanginya layaknya ibu kandungku sendiri."     

Kurang lebih dua puluh menit kemudian, Saga pun datang dan langsung masuk ke kamar. Membuat Alisa terkejut bukan main. Ia pun langsung menghampiri suaminya.     

"Tadi Anton menghubungiku dan dia bilang ayah datang kemari untuk mencari ibu? Memangnya ibu ada datang ke sini?" tanya Saga.     

"Hari ini ibu tidak datang ke sini. Tapi, ponsel ibu tak aktif. Aku sangat khawatir pada ibu, sayang."     

Seketika Saga pun mendadak cemas juga. Ia meminta Alisa untuk tenang dulu. Saga akan mencari Bu Angel dan meminta bantuan pada anak buahnya.     

"Baiklah, baiklah. Kau tenang dulu ya sayang. Jangan khawatir, ibu pasti akan baik-baik saja di sana. Aku akan meminta anak buahku untuk mencari keberadaan ibu." Saga langsung ke luar dari kamar dan memerintahkan semua anak buahnya berkumpul.     

Alisa masih terdiam di kamar. Wanita itu selalu berdoa pada Tuhan, agar Bu Angel tak kenapa-kenapa di sana. Dan, juga semoga saja Saga dan anak buahnya bisa dengan cepat menemukan keberadaan Bu Angel.     

"Ya Tuhan, semoga saja ibu lekas ditemukan," ujar Alisa yang masih merasa tak tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.