Arrogant Husband

Bu Angel Pergi Dari Rumah



Bu Angel Pergi Dari Rumah

0Bu Angel sudah siap untuk membawa koper ini bersamanya. Ia akan pergi dari rumah ini dan entah akan menuju ke mana. Yang pasti, jauh sementara dari sang suami. Pak Surya terus saja menatapnya dengan tajam. Namun, Bu Angel tak peduli sama sekali.     

Wanita itu mulai membawa kopernya ke luar dari kamar. Mobil akan dibawa olehnya ke suatu tempat. Pak Surya hanya duduk terdiam di atas ranjang, tanpa ingin menyusul sang istri.     

"Ah, biarkan saja dia mau pergi ke mana. Toh, dia akan kembali lagi ke rumah ini," ucap Pak Surya dengan enteng.     

Bu Angel terlihat menitikkan air mata. Ia langsung menaruh kopernya ke dalam bagasi. Terlihat sangat sedih dan juga terpukul saat ini. Ia tak akan memberitahukan hal ini pada Saga dan juga Alisa.     

Sebelum naik ke mobil, Bu Angel menatap sekitar rumah ini. Dengan perasaan yang hancur, wanita itu segera melangkah pergi. Entah ke mana tujuannya nanti, yang jelas Bu Angel ingin menenangkan diri dulu.     

***     

Perasaan Saga mendadak tak enak saat berada di kantor. Pria itu merasa gelisah. Ia takut terjadi apa-apa dengan Alisa di rumah. Saga pun langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana. Akan melakukan video call dengan istri tercinta di rumah.     

"Sayang, kau baik-baik saja kan di rumah?" Saga langsung bertanya pada Alisa setelah panggilannya tersambung.     

"Iya sayang, aku baik-baik saja di rumah. Tadi ada ibu ke rumah loh."     

"Iya sayang. Baguslah kalau begitu."     

Melihat sang istri terlihat baik-baik saja, Saga pun memutuskan untuk menutup panggilannya ini dengan Alisa.     

"Ya sudah sayang, aku tutup dulu ya. I love you."     

"I love you too."     

Saga menyandarkan tubuhnya di kursi kerja. Merasa lega karena sang istri di rumah dalam keadaan baik-baik saja.     

"Syukurlah, itu semua hanya perasaanku saja ternyata."     

Saga melanjutkan pekerjaan kantor lagi. Hari ini, ia akan membawakan sang istri kejutan lagi. Pasti Alisa akan senang. Tujuannya adalah untuk membuat Alisa merasa senang setiap hari dengan penuh kejutan.     

***     

Bu Angel sekarang memilih untuk menginap di hotel beberapa hari ke depan. Untuk menenangkan diri saat berada di hotel mewah ini. Biar bagaimanapun, ia tak akan pulang dulu. Perlakuan suaminya memang benar-benar tak bisa diajak kompromi.     

Wanita itu sangat menyayangkan sikap suaminya yang keras tadi. Padahal, Bu Angel sudah berlemah lembut dan juga meminta maaf. Namun, sepertinya tak dihargai sama sekali oleh Pak Surya.     

Bu Angel kembali menangis. Teringat dengan kejadian tadi, sehabis datang dari rumah Saga. Pak Surya langsung menyambutnya dengan tatapan tajam dan juga ucapan yang kasar.     

"Kenapa ayah bersikap seperti tadi? Benar-benar membuat ibu kecewa hari ini!"     

Ketidaksukaan terhadap Alisa dan bayi itu telah membutakan mata hati Pak Surya. Pria itu jadi tak menghargai dirinya sebagai istri.     

"Apa salah kalau aku hanya ingin bertemu dengan cucu dan menantuku di rumah itu? Apa salah?!"     

Bantal yang semula kering, jadi basah sekarang karena penuh dengan air mata. Bu Angel ingin menumpahkan segala rasa kecewanya hari ini lewat tangisan. Ia tak menyangka, sang suami tak mencegahnya untuk pergi. Malah diam saja di atas tempat tidur dan asyik sendiri main ponsel. Memang sudah tak diperlukan lagi sepertinya Bu Angel dalam kehidupan Pak Surya.     

"Rumah tangga yang sudah bertahun-tahun dibangun sejak dulu, apakah akan berakhir dengan cara seperti ini?" tanya Bu Angel pada diri sendiri.     

Ia sudah tak tahan lagi menghadapi sikap suaminya yang sekarang. Berbeda dengan yang dulu. Selalu saja Alisa yang dibuat-buat dalam suatu masalah. Padahal sang menantu tak salah apa pun.     

Begitulah kalau rasa benci sudah mendarah daging. Tak bisa lagi melihat mana yang baik dan buruknya. Sama halnya seperti Pak Surya. Pria itu selalu beranggapan negatif pada Alisa. Terkadang, Bu Angel membela menantunya sendiri dan membuat Pak Surya jadi tak senang hati. Dan, akhirnya mengakibatkan mereka jadi bertengkar hebat.     

Entah harus berbuat apa sekarang, Bu Angel tak tahu sama sekali. Ia hanya bisa berpasrah diri pada Yang Maha Kuasa atas segala kejadian ini. Semoga saja, beberapa hari ke depan sikap Pak Surya sudah menjadi lebih baik lagi.     

***     

"Sudah larut malam kok ibu belum pulang juga, ya? Apa perginya beneran dari rumah ini?"     

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Di mana Pak Surya mencemaskan sang istri yang tak pulang-pulang. Ia tak menyangka, bahwa Bu Angel akan nekat pergi hari ini. Ia pikir hanya bercanda saja dan main-main.     

"Aku coba telepon ibu dulu. Siapa tahu diangkat."     

Namun, ponsel Bu Angel sedang tidak aktif. Mungkin sang istri memang sengaja menon-aktifkannya. Membuat Pak Surya jadi kesal sendiri. Pria itu lalu membanting ponselnya ke atas lantai. Pak Surya memutuskan untuk mencari keberadaan istrinya besok.     

"Apa dia ada di rumah Saga ya?"     

Pak Surya ingin sekali menghubungi Saga, tapi mengingat jam sudah larut malam tak mungkin ia mengganggu kenyamanan sang anak. Terpaksa ia harus menunggu dulu sampai besok pagi.     

Kamar ini akhirnya hanya Pak Surya yang sendirian. Terasa sepi kalau tak ada sang istri menemaninya di sini.     

"Ya Tuhan. Ibu ke mana sih? Kenapa belum pulang juga? Apa memang sengaja mau buat aku tambah marah?"     

"Apa karena ucapanku tadi kasar padanya?"     

"Apa dia kecewa padaku? Hingga istriku memutuskan pergi dari rumah ini?"     

Pak Surya terlihat bicara sendiri di dalam kamar. Berbagai macam pertanyaan selalu terputar dalam otaknya. Ia tak menyangka, siang tadi merupakan hari yang tak mengenakkan untuknya.     

Kejadian ini membuat Pak Surya jadi tak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya selalu saja tertuju pada Bu Angel, yang entah di mana keberadaannya sekarang.     

"Bukan hanya Saga yang terpengaruh, tapi juga istriku. Ini semua gara-gara Alisa! Apa yang sudah wanita itu lakukan pada orang-orang terdekatku? Bisa-bisanya dia mempengaruhi pikiran mereka agar menentangku!"     

Pria itu mengepalkan tangannya sendiri. Merasa tak suka kalau Alisa memengaruhi anak dan istrinya. Tak tahu lagi dengan cara apa untuk menyingkirkan Alisa dari sini. Wanita itu selalu saja berhasil mencuri perhatian Saga dan juga Bu Angel.     

"Awas saja kau Alisa! Aku masih diam di tempat dan tak ingin menyergapmu duluan. Rasa tak sukaku padamu makin bertambah besar setelah kejadian ini," ucap Pak Surya dengan yakin.     

Api kebencian ini tak akan pernah padam, sebelum Pak Surya melihat Alisa dan sang anak berpisah. Ia tak suka melihat wanita kampungan malah bersanding dengan Saga. Apa pun akan dilakukan olehnya nanti untuk membuat keduanya berpisah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.