Arrogant Husband

Rencana Pak Surya Selanjutnya



Rencana Pak Surya Selanjutnya

0Setelah pulang dari tempat kerja, Agam langsung menuju ke rumah Reva. Ia sudah sangat rindu dengan kekasihnya itu. Beberapa hari sudah tak bertemu. Ia pun langsung mengetuk pintu rumah tersebut.     

Agam mengetuk pintu itu berkali-kali, berharap Reva segera ke luar dari dalam sana. Namun, sudah beberapa kali, sang kekasih tak juga menampakkan batang hidungnya. Hati Agam semakin cemas karena wanita itu tak kunjung ke luar.     

"Apa Reva pergi, ya?"     

Mobil Reva pun tak ada di halaman. Agam berpikir, bahwa sang kekasih sedang pergi ke luar. Terpaksa ia pun memilih untuk menuggui wanita itu sampai datang. Ponsel Reva pun tak bisa dihubungi sama sekali.     

Agam duduk tepat di depan pintu rumah. Ia rela kalau harus menunggu sampai malam menjelang. Terpenting Agam bisa bertemu dengan wanita itu.     

"Reva, kau ada di mana? Aku rindu sekali padamu, sayang. Cepatlah pulang kemari, ada aku di sini."     

***     

Reva berjalan terseok-seok agar menuju ke rumahnya. Wanita itu terus saja berjalan sambil menangis. Beberapa pasang mata tengah melihat ke arahnya. Penampilan Reva saat ini sudah tak karuan lagi, tapi dirinya sama sekali tak peduli.     

"Om Surya tega sekali membawaku kemari. Di tempat terpencil seperti ini. Dasar! Awas saja nanti, aku akan membalasnya."     

Pria yang dulu begitu ia hormati dan selalu ingin merebut hati Pak Surya demi mendapatkan Saga, tapi sekarang tak sama lagi. Pak Surya telah membuatnya menderita seperti ini. Suatu saat nanti, Reva berjanji akan membalas semua hinaannya.     

Wanita itu tak ingin terus berada di sini. Di sisi lain Reva juga merindukan kekasihnya. Sudah beberapa hari terakhir dirinya tak bertemu dengan Agam. Jelas saja rasa rindunya semakin besar saat tak melihat pria itu berada di hadapannya.     

"Aku sangat rindu padamu, Gam. Aku ingin sekali bisa bertemu denganmu."     

***     

Sampai malam hari pun, Reva tak kunjung datang. Selama ini, Agam terus menantinya. Entah sudah berjam-jam pria itu duduk di depan pintu sambil menunggu kemunculan Reva.     

"Astaga, sudah malam seperti ini, Reva masih juga belum pulang ke rumah. Di mana dia?" Agam sangat cemas sekali dengan sang kekasih.     

Harus ke mana Agam mencari keberadaan Reva malam hari seperti ini? Pria itu tak tahu harus pergi ke mana untuk mencarinya. Ia pun memutuskan untuk pulang dari rumah ini sambil menyisir jalanan agar bisa menemukan Reva.     

Pria itu bangkit dan melangkah dengan gontai. Agam sama sekali tak bersemangat karena hilangnya Reva. Ia tak tahu, harus melakukan apa sekarang. Pikirannya hanya tertuju dengan wanita itu saja.     

Sepanjang perjalanan menuju pulang, Agam tak bisa melupakan Reva. "Sayang, cepatlah pulang dan temui aku. Aku sangat rindu padamu," ujar Agam yang tampak bersedih.     

***     

Pak Surya sekarang berada di halaman rumah sambil duduk santai di teras. Ia senang sekali karena telah membuat Reva menderita seperti tadi. Wanita itu harus menerima pelajaran karena telah lalai dalam menjalankan perintah.     

"Ini akibatnya karena kau telah lalai. Kau telah membuat bayi itu sekarang berada di tangan Saga kembali." Pak Surya bicara sendirian di depan teras rumahnya.     

Beruntung Bu Angel masih berada di dalam kamar dan tak tahu saat dirinya bicara sendiri. Terpenting sekarang, rencananya untuk mencelakai Reva sudah berjalan lancar. Wanita itu pasti tak bisa untuk menuju arah pulang dengan cepat.     

"Untung saja kau tak aku buat lenyap dari muka bumi ini. Kau masih beruntung Reva," ujar Pak Surya sambil tersenyum menyeringai.     

Namun, tanpa disadari oleh Pak Surya, Bu Angel mendekat ke arah pintu masuk. Ia ingin melihat tingkah suaminya yang terlihat mencurigakan. Wanita itu tak bisa percaya dengan begitu mudah.     

Bu Angel mencoba menguping saat Pak Surya bicara sendiri. Ia ingin mendengar apa yang telah direncanakan oleh sang suami.     

"Ayah sepertinya tengah menyembunyikan sesuatu. Tapi, apa itu?" lirih Bu Angel sambil sesekali melirik ke arah suaminya yang berada di teras.     

Sang suami terlihat sangat sibuk sekarang dengan ponselnya. Terkadang, Pak Surya tersenyum sendiri saat melihat layar ponsel. Tingkah Pak Surya yang seperti ini membuat Bu Angel tambah curiga.     

"Aku tak akan pernah menyerah untuk membuat rumah tangga Saga dan Alisa hancur. Aku akan melakukan segala cara untuk memisahkan mereka berdua." Pak Surya mengangguk-angguk.     

Ucapan Pak Surya didengar oleh Bu Angel dari balik pintu. Sang istri hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mendengar rencana jahat dari suaminya sendiri. Bisa-bisanya pria itu tega ingin memisahkan Saga dan Alisa.     

Tak tahan hanya berdiam diri saja, Bu Angel pun langsung menghampiri suaminya yang masih asyik duduk. Betapa terkejutnya pria itu saat Bu Angel tiba-tiba datang ke hadapannya.     

"Ibu?"     

"Ayah masih saja ingin memisahkan hubungan Saga dan Alisa. Sadar yah, sadarlah dengan apa yang sudah diperbuat!"     

"Ibu jangan suka ikut campur urusan ayah, ya! Ibu diam saja di rumah." Pak Surya tak suka kalau Bu Angel ikut bicara juga seperti ini.     

Tak ingin lebih bertentangan lagi dengan sang istri, Pak Surya memilih untuk pergi dari hadapan wanita itu. Meninggalkan Bu Angel hanya sendirian di teras depan.     

Dengan langkah cepat, Pak Surya mulai menaiki anak tangga dan tak menggubris Bu Angel sama sekali. Hingga, wanita itu juga berlari untuk menghampirinya.     

"Ayah, tunggu!" teriak Bu Angel sambil menghampiri sang suami. "Ibu belum selesai bicara!"     

Namun, Pak Surya tetap berjalan dan tak menoleh sama sekali ke belakang. Membiarkan sang istri terus saja berteriak memanggil namanya. Pak Surya tak peduli dengan Bu Angel.     

"Ayah, jangan sampai nekat melakukan hal itu lagi. Yang ayah lakukan pada mereka berdua sudah keterlaluan! Jangan sampai ayah mengulangi kesalahan yang sama."     

"Alah! Ibu diam saja! Sudah ayah bilang, tak usah ikut campur dalam masalah ini. Ayah tak suka kalau ibu juga ikut-ikutan seperti ini," ujar Pak Surya.     

Bu Angel tak akan diam saja dan membiarkan rencana suaminya berjalan dengan lancar. Apa pun yang terjadi, ia akan melindungi rumah tangga Saga dan juga Alisa.     

"Ibu yakin, seberapa keras usaha ayah untuk menjatuhkan mereka, tak akan pernah bisa. Saga dan Alisa memang ditakdirkan untuk selalu bersama selamanya."     

Ucapan Bu Angel membuat Pak Surya terpancing emosi. Ia tak terima kalau sang istri malah mendukung rumah tangga mereka.     

"Kurang ajar! Istri macam apa kau?!" Pak Surya dengan nada bicara tinggi, membuat Bu Angel sangat terkejut mendengarnya. "Bisa-bisanya kau malah mendukung mereka berdua, bukannya aku, suamimu sendiri."     

"Astaga, ayah tadi berucap kasar dengan ibu? Ibu sungguh sangat kecewa dengan ayah!" Bu Angel menggigit bibir bawahnya sendiri sambil menahan isak tangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.