Arrogant Husband

Akhirnya Ditemukan



Akhirnya Ditemukan

0Reva berkali-kali menghubungi Pak Surya, tapi panggilannya tak juga diangkat. Wanita itu bingung hendak membawa bayi ini ke mana. Ia masih berusaha mencari sebuah tempat yang aman. Pulang ke rumah pun rasanya mustahil, karena Saga dan Joseph pasti akan mengejarnya.     

"Ayolah, Om! Angkat teleponku." Reva berdecak kesal karena panggilannya tak juga diangkat.     

Malam semakin larut. Reva pun mulai mengantuk. Beberapa kali ia menguap saat menyetir mobil. Di jok belakang ada bayi itu yang sedang menangis. Reva semakin kesal dibuatnya.     

"Berhentilah menangis! Aku tak ingin mendengar suaramu yang berisik itu," ucap Reva.     

Pandangannya tiba-tiba mengabur dan kurang fokus saat menyetir. Rasa kantuknya semakin menjadi. Namun, Reva tetap saja menyetir dan akan mencari tempat yang aman. Reva masih berusaha untuk terus menghubungi Pak Surya.     

Suara tangis bayi semakin kencang. Hingga Reva merasa pusing karena mendengarnya. Ia terus membentak bayi itu agar berhenti menangis. "Dasar! Kau sangat menyusahkan sekali." Ia menguap lagi, entah sudah ke berapa kali.     

Sesekali mata Reva mulai terpejam, tapi sedetik kemudian terjaga kembali. Ia tetap memaksa untuk menyetir mobil. Alhasil karena tak fokus dan dalam keadaan yang sedang ngantuk berat, maka wanita itu oleng ke sisi kiri. Menyebabkannya menabrak pembatas jalan beton.     

Mobil Reva menghantam pembatas tersebut dan menyebabkannya terdorong ke depan. Kepalanya terbentur kemudi mobil karena tabrakan itu cukup keras. Wanita itu mengaduh sakit serta bayi itu terjatuh ke bawah.     

Reva meringis sambil memijit kepalanya yang sakit. Kemudian, ia menoleh ke belakang, melihat bayi itu terjatuh dan menangis kencang.     

"Aww!" Reva tak bisa ke mana-mana karena kepalanya terasa sangat pusing. Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Membiarkan bayi itu berada di sana.     

Beberapa saat kemudian, tubuh Reva makin melemas. Pandangannya pun perlahan kabur. Tangannya yang semula memijit kepalanya, kini sudah terjatuh lemah ke bawah. Akhirnya, wanita itu pun tak sadarkan diri.     

***     

Saga tampak memfokuskan pandangannya ke depan. Tiba-tiba ia melihat ada sebuah mobil yang menabrak pembatas jalan beton serta mengeluarkan kepulan asap. Saga ternyata mengenali mobil itu.     

"Astaga!" pekik Saga yang langsung ke luar dari dalam mobil. Samar-samar ia mendengar suara tangisan bayi.     

Saga langsung menghampiri mobil Reva dan mencari sang anak di dalam. Ia pun membuka pintu mobil itu dan terkejut mendapati bayinya telah terjatuh ke bawah. Saga buru-buru meraih dan mendapatkan sang anak. Reva masih tak sadarkan diri di sandaran mobil.     

Tak lama kemudian, datanglah Joseph yang berada di belakang mobil Saga. Ia melihat pria itu masuk ke dalam mobilnya sendiri sambil menggendong seorang bayi kecil. Joseph yakin kalau itu adalah anaknya Saga.     

Setelah kepergian Saga, Joseph pun memutuskan untuk ke luar dari dalam mobil. Ia ingin melihat kondisi Reva di sana. Ia terkejut melihat wanita itu sudah tak sadarkan diri dengan sedikit luka di bagian kepala. Entah kenapa, hati kecilnya tergerak untuk menyelamatkan nyawa Reva.     

Joseph perlahan memapah tubuh Reva ke luar dari mobil dan akan membawanya ke rumah sakit. Biar bagaimanapun, ia tak akan sanggup untuk berbuat tega pada Reva.     

"Biar bagaimanapun juga, aku tak akan membiarkanmu celaka."     

***     

Malam ini adalah yang paling menggembirakan untuk Saga dan juga Alisa. Pria itu sudah mendapatkan anaknya kembali. Kini, si kecil berada di sampingnya dan menangis dengan deras.     

"Kita akan pulang, Nak. Ayah yakin, ibumu pasti akan sangat senang. Kau juga pasti haus dan lapar, kan?"     

Saga tak akan memaafkan Reva karena masalah ini. Ia akan membuat wanita itu membusuk di penjara. Namun, sekarang ia harus fokus dulu pada anaknya.     

Sang istri pasti akan sangat senang melihat anak mereka sudah kembali. Saga tak sabar lagi ingin menyaksikan ekspresi ceria dari wanita itu.     

***     

Samar-samar Alisa mendengar suara tangisan bayi. Entah itu hanya sebuah mimpi atau kenyataan. Namun, ia merasa suara tangis bayi itu seakan dekat di sampingnya.     

"Sayang." Saga memanggil Alisa yang masih tidur. Kemudian, wanita itu mengerjap-ngerjapkan mata.     

Alisa memandangi wajah Saga dan kemudian melihat bayinya telah ada di sini. Sang anak menangis dengan deras. Ia bergegas untuk duduk.     

"A–anak kita–" Alisa tak kuasa untuk berkata-kata lagi. Ia lekas menyusui anaknya yang pasti merasa haus.     

Bulir bening di sudut mata kini luruh begitu saja. Alisa menangis haru sekaligus merasa senang sekali. Ia langsung mencium-cium kedua pipi bayinya dengan perasaan sangat merindu.     

Saga yang melihat itu sangat senang sekali. Akhirnya, istri dan anaknya sudah bersatu kembali. Ia melihat wajah Alisa yang begitu ceria.     

"Jadi kau–"     

"Kenapa sayang?" tanya Saga.     

"Tak mengangkat teleponku karena sibuk mencari anak kita?"     

"Iya sayang. Aku tak sempat menjawab panggilanmu tadi."     

Alisa akhirnya bisa bernapas lega. Ia sekarang sudah tak mencemaskan suaminya lagi karena keadaaan Saga tak kenapa-kenapa. Sang anak pun sudah berada dalam gendongan.     

Alangkah bahagianya mereka malam ini. Alisa dan Saga fokus menatap wajah sang anak yang makin lama, semakin terlihat tenang. Bayi itu pun perlahan mulai memejamkan mata. Alisa sudah selesai menyusuinya dan sebentar lagi akan menaruh bayi itu ke dalam keranjang.     

Dengan senyum semringah, Alisa bangkit dari tempat tidur dan menuju ke keranjang. Ia menidurkan bayinya perlahan di sana.     

"Kau senang?" tanya Saga sambil merebahkan tubuh di atas tempat tidur.     

"Tentu saja aku sangat senang. Hatiku sudah cukup lama merindu dengan anak kita."     

"Ya sudah, aku tidur dulu ya. Mengantuk sekali."     

Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Saga baru saja bisa tertidur dengan nyenyak setelah pencariannya membuahkan hasil. Berkat Saga, Alisa bisa bersatu lagi dengan sang anak. Ia sangat berterima kasih pada pria itu.     

Mereka semua pun bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Alisa naik perlahan ke atas tempat tidur. Melihat wajah suaminya yang dalam sekejap sudah tidur pulas. Pria itu kelelahan karena mencari anaknya ke sana kemari.     

Alisa merebahkan tubuhnya di samping Saga. Terdengar suara dengkuran yang ke luar dari mulut pria itu. Alisa yang mendengarnya, hanya bisa menahan tawa. Ekspresi Saga sungguh menggemaskan saat seperti ini.     

"Sayang, terima kasih untuk segalanya. Kau sudah berjuang untuk mencari anak kita sampai ketemu. Kau rela mempertaruhkan apa saja dan tak istirahat dengan total."     

Melihat perjuangan Saga yang mencari anaknya ke sana kemari, membuat Alisa makin tambah sayang. Ia akan selalu berada di sisi suaminya. Akhirnya, hasil kerja keras dari pria itu telah mrmbuahkan hasil. Alisa berjanji, akan lebih menjaga bayi itu di rumah.     

"Mulai sekarang, aku tak ingin terlalu percaya dengan Reva."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.