Arrogant Husband

Tertangkap Basah



Tertangkap Basah

0Sudah malam hari, Joseph dan Saga masih melakukan pencarian untuk menemukan bayi itu. Saga hampir ingin menyerah dibuatnya. Ia tak bisa berlama-lama ditinggalkan oleh anaknya seperti ini. Di rumah pun ada Alisa yang sangat berharap untuk bisa bertemu dengan sang anak.     

Kedua pria itu akhirnya memutuskan pulang saja ke rumah masing-masing dan akan melakukan pencarian besok hari. Saga dan Joseph berpisah arah jalan. Ia sangat berterima kasih pada Joseph karena sudah mau membantunya.     

Saga pun hanya bisa terus berdoa agar sang anak cepat ditemukan. Bukan hanya dirinya saja merasa sangat rindu, tapi Alisa pun juga merasakan hal yang sama.     

"Semoga kau cepat ditemukan, Nak."     

***     

Saga membuka pintu kamar dan mendapati Alisa yang sudah tertidur lebih dulu. Wajah sang istri begitu cantik sekaligus pucat saat tidur seperti ini. Saga merasa kasihan padanya karena terus memikirkan keadaan anak mereka.     

Pria itu terus berusaha untuk mencari keberadaan sang anak. Di mana pun tempatnya, akan ia datangi agar sang istri tak berlarut-larut bersedih seperti ini. Saga akan terus mencari sampai ketemu.     

Ia sudah menyuruh anak buahnya untuk berpencar. Semoga saja si kecil bisa ditemukan dengan segera.     

"Kasihan sekali istriku," ucap Saga yang naik perlahan ke atas tempat tidur. Pria itu tak mau mengganggu kenyamanan Alisa.     

Saat terlelap seperti ini, rasanya tak tega untuk membelai lembut wajah cantik sang istri. Takut kalau Alisa akan terbangun dan mengingat kembali sang anak. Maka dari itu, Saga memilih untuk rebahan saja di samping Alisa.     

Malam pun semakin larut. Sekarang sudah menunjukkan hampir jam dua belas malam. Besok hari Saga akan melanjutkan pencarian ini.     

"Ayah tak akan pernah menyerah untuk mencari keberadaanmu, Nak. Ayah berjanji."     

Saga mengedarkan pandangan ke sekitar kamar. Dirinya merasa hampa karena tak ada tangisan sang anak yang terdengar. Biasanya Lisa kecil akan menangis kalau merasa haus dan lapar. Namun, kini suara itu tak ada sama sekali.     

Sebelum tidur, Saga lebih dulu memandang ke sebelah. Menengok wajah Alisa yang begitu menenangkan saat dipandang. Wanita itu benar-benar membawa keajaiban baginya. Ia akan selalu membahagiakan sang istri sampai maut memisahkan mereka berdua.     

"Aku berjanji tak akan pernah meninggalkanmu, sayang. Hanya kaulah yang aku sayangi."     

***     

Saat di perjalanan pulang, Joseph tak sengaja melihat mobil Reva yang berada di depannya. Ia pun bingung, mau ke mana wanita itu tengah malam seperti ini.     

"Itu kan mobilnya Reva? Mau ke mana dia malam hari seperti ini?"     

Joseph tetap fokus menyetir dan mengarahkan pandangan ke depan. Reva terlihat membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia pun berusaha untuk mengimbangi agar tak kehilangan jejak Reva. Joseph merasa sangat penasaran karenanya.     

"Pasti ada yang tak beres. Beruntung aku bisa mengikutinya sekarang."     

Hingga Joseph melewati pinggir jalan yang penuh dengan semak-semak. Apa yang telah terjadi sebenarnya? Kenapa Reva menuju ke arah jalan ini. Pikirannya semakin dipenuhi oleh tanda tanya.     

Pria itu masih mengikuti ke mana tujuan Reva saat ini. Kemudian, wanita itu memberhentikan mobilnya tepat di sebuah rumah kosong yang lampu jalannya minim penerangan. Mata Joseph terperangah ketika melihat Reva ke luar dari mobil dan masuk ke dalam sana.     

Karena rasa penasaran yang besar, membuat Joseph nekat untuk turun dari mobil dan menghampiri Reva di dalam. Dengan langkah perlahan, pria itu mulai masuk. Masih bertanya-tanya, apa yang sebenarnya telah terjadi.     

Semakin masuk ke dalam, Joseph mendengar samar-samar suara tangisan bayi. Ia terus saja melangkah untuk memastikan pendengarannya. Alhasil, ia bisa melihat Reva yang berada di sana. Matanya tak asing lagi saat melihat seorang bayi berada dalam gendongan Reva.     

"I–itu kan?" lirih Joseph. "Bayinya Saga dan Alisa."     

Joseph tak menyangka sama sekali, bahwa Reva yang telah mengambil anaknya Saga. Seolah tak merasa kapok akan perbuatannya. Pria itu masih saja menatap ke arah Reva.     

"Diam! Bisa diam tidak?!" Reva terdengar membentak bayi itu agar tak menangis lagi. Joseph pun semakin dibuat murka karenanya. Bisa-bisanya wanita itu membentak seorang bayi yang masih kecil.     

Ingin rasanya Joseph menghampiri Reva dan merebut bayi itu dari genggamannya. Namun, ia harus menahan diri dulu dan tak mau terburu-buru.     

Sebagai sebuah bukti, Joseph pun ingin mengambil potret Reva yang tengah menggendong anaknya Saga. Ia akan memberikan hasil foto itu nanti pada Saga langsung.     

Akhirnya, Joseph telah berhasil mengambil beberapa potret Reva yang sedang menggendong bayi itu. Ia pun langsung membuka aplikasi perpesanan berwarna hijau dan akan mengirimnya pada Saga. Setelah berhasil mengirim beberapa foto, Joseph pun juga membagi lokasinya saat ini pada Saga.     

"Dasar wanita licik! Bisa-bisanya dia yang telah melakukan hal ini. Tapi, aku tak akan diam saja!"     

Joseph bersembunyi di tempat yang cukup aman, tapi masih bisa melihat bayi itu bersama Reva dengan jelas. Wanita itu masih saja terlihat membentak-bentak pada anaknya Saga. Sehingga, Joseph merasa harus turun tangan dan ke luar dari persembunyian ini.     

"Reva!" teriak Joseph yang langsung membuat Reva gelagapan.     

"Jo?"     

Reva masih menggendong bayi itu dengan tangan gemetar. Ia tak menyangka bahwa Joseph bisa datang kemari dan melihatnya.     

"Dasar wanita tak punya hati nurani! Bisa-bisanya kau yang telah melakukan hal ini. Saga dan Alisa sangat mencemaskan anak mereka."     

"Kau jangan ikut campur, Jo, dalam masalahku ini. Lebih baik kau diam saja!" bentak Reva pada Joseph.     

"Untuk apa aku diam saja melihatmu memperlakukan bayi itu dengan kasar?"     

Joseph meminta pada Reva untuk menyerahkan bayi itu. Namun, wanita itu bersikeras untuk tetap mempertahankan dan tak akan memberikannya pada Joseph.     

"Serahkan anaknya Saga, atau kau akan kulaporkan ke polisi!"     

"Silakan saja kalau kau mau melaporkan aku ke polisi. Tapi, sebelum itu kau akan melihat anak ini akan mati di tanganku." Reva tengah mengancam Joseph dengan membuat anaknya Saga celaka.     

Pria itu sungguh takut dengan ancaman Reva. Wanita itu memang nekat dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.     

"Memangnya dengan mengambil anaknya Saga, apa untungnya buatmu? Anak kecil itu tak bersalah sama sekali. Kenapa kau sungguh tega menyakiti bayi itu? tanya Joseph yang berusaha meredam amarahnya.     

"Sekali lagi, kau jangan ikut campur dalam urusanku, Jo! Biarkan saja aku mengurus masalahku sendiri. Lebih baik kau pergi saja sana, kalau kau ingin bayi ini tetap selamat."     

Joseph berdecak kesal. Bisa-bisanya ia diancam seperti ini oleh Reva. Wanita itu memang sangat licik dalam memainkan permainan. Namun, Joseph juga tak kalah pintar dari wanita itu, karena dirinya sudah memberi informasi tentang tempat ini pada Saga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.