Arrogant Husband

Bu Angel Tahu yang Sebenarnya



Bu Angel Tahu yang Sebenarnya

0Bu Angel iseng ingin mengecek ponsel sang suami yang masih terlelap tidur. Saat ini dirinya lebih dulu terbangun daripada Pak Surya. Wanita paruh baya itu mulai turun perlahan dari ranjang dan meraih benda berukuran pipih itu dari atas nakas. Bu Angel menarik ulur layar ponsel itu dengan teliti. Dilihatnya sebuah aplikasi perpesanan berwarna hijau.     

"Reva?"     

Nama Reva tertera di deretan paling atas. Rasa penasaran yang tinggi membuat Bu Angel segera membuka apa isi pesan tersebut. Terdapat percakapan-percakapan yang selama ini sang suami sembunyikan darinya.     

"Astaga," lirih Bu Angel saat terkejut melihat isi pesan tersebut.     

"Ternyata yang menculik bayi Alisa dan juga Saga adalah ayah sendiri." Bu Angel hanya geleng-geleng kepala sambil berdecak kesal. Bisa-bisanya sang suami melakukan hal demikian pada cucunya.     

Bu Angel tak menyangka bahwa Pak Surya nekat melakukan hal ini karena ingin menjauhkan bayi itu dari Saga. Sang suami bersekongkol dengan Reva ternyata. Ia pun segera meletakkan ponsel itu kembali sebelum diketahui oleh suaminya sendiri.     

"Ibu tak menyangka, ayah nekat melakukan hal ini," ujar Bu Angel yang bicara pelan.     

Wanita paruh baya itu mulai menitikkan air mata. Namun, tiba-tiba saja Pak Surya menggeliat di atas tempat tidur. Pria itu akhirnya terbangun dan menatap istrinya yang berdiri di sisi ranjang.     

"Ibu? Kenapa menangis?" tanya Pak Surya yang mulai terduduk. Kemudian, menyentuh pergelangan tangan Bu Angel.     

"Jangan sentuh ibu, yah!" Bu Angel menepis tangan suaminya dengan kasar, hingga membuat pria itu bertanya-tanya.     

"Loh, kenapa memangnya? Ibu kenapa sih jadi seperti ini?" Pak Surya mengerutkan kening. Tak paham dengan tingkah laku sang istri.     

Namun, pertanyaan Pak Surya tak digubris oleh Bu Angel. Wanita itu lalu melangkah ke luar dari kamar, meninggalkan suaminya yang masih duduk di atas ranjang.     

"Ibu kenapa, ya?" Akhirnya, Pak Surya langsung meraih ponselnya yang berada di atas nakas. "Apa Ibu ada melihat ponsel ini?"     

Pak Surya menatap benda berukuran pipih itu dengan saksama. Kalau pun benar sang istri telah mengecek ponselnya, maka ini benar-benar bahaya. Pak Surya tampak gelisah dan langsung bangkit dari ranjang. Pria itu menghampiri Bu Angel yang ternyata berada di dapur.     

Saat mereka saling bertatapan, Bu Angel tampak menjaga jarak dengan suaminya. Pak Surya tak ingin kalau sang istri bersikap seperti ini.     

"Apa yang Ibu lakukan tadi saat ayah tertidur? Jawab!" Pak Surya tampak menggenggam pergelangan tangan Bu Angel dengan sedikit kasar.     

"Lepaskan ibu, Yah! Ibu ingin memasak sekarang!" Bu Angel berusaha untuk melepaskan cengkeraman tangan dari Pak Surya.     

"Jawab dulu pertanyaan ayah, Bu! Ayah tak suka kalau Ibu menyembunyikan sesuatu."     

"Oh, begitukah? Jadi, selama ini Ayah tak pernah menyembunyikan sesuatu dari Ibu, begitu?" Bu Angel balik menyerang sang suami. Ia sudah melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa Pak Surya telah menculik bayi Alisa.     

"Maksudnya Ibu apa sih? Ayah tak mengerti sama sekali," ujar Pak Surya.     

"Ibu sudah tahu semuanya bahwa Ayah yang telah menculik bayinya Saga dan Alisa. Kenapa Ayah sejahat itu sih?" Bu Angel melotot tajam ke arah sang suami.     

Akhirnya, Pak Surya sudah tahu masalahnya. Ternyata sang istri tahu tentang hal ini. Ia tak bisa menyembunyikan lagi pada istrinya. Apa pun yang akan diucapkan oleh Bu Angel, ia tak peduli sama sekali.     

"Oh, jadi Ibu sudah tahu semuanya? Lancang sekali ya membuka ponsel milik ayah!" Pak Surya membentak-bentak sang istri. Bu Angel tak takut sama sekali.     

Adu mulut pun terjadi pada pasangan suami istri ini. Bu Angel tak mau kalah melawan suaminya sendiri. Menurutnya yang dilakukan oleh Pak Surya sangat salah. Membuat Alisa dan juga Saga telah kehilangan anak mereka. Bu Angel juga mengancam, kalau Pak Surya tak mengembalikan bayi itu, maka ia akan mengadu pada Saga.     

Namun, bukannya merasa takut Pak Surya malah tertawa lebar. Pria itu masa bodoh dan tak mau tahu dengan hal ini. Ia akan tetap mengurung bayi itu sampai nanti.     

"Terserah Ibu saja mau melakukan apa, ayah tak peduli dan tak takut sama sekali." Pak Surya masih tertawa lepas. Ia melihat ekspresi wajah sang istri yang terkejut.     

Ternyata sang suami malah menantangnya. Bu Angel tak ingin membuang waktu lagi. Ia akan segera menemui Saga agar tahu dengan masalah ini.     

"Heh! Ibu mau ke mana?" Pak Surya makin mengencangkan genggamannya pada pergelangan tangan Bu Angel. "Apa mau menemui Saga?"     

"Ya! Saga harus tahu dengan ini. Ibu tak akan tinggal diam saja. Mereka harus tahu yang sebenarnya terjadi."     

Mendengar ucapan sang istri, membuat Pak Surya naik pitam. Pria itu lalu menarik tangan Bu Angel menuju ke dalam kamar. Ia akan mengurung istrinya di sana. Teriakan Bu Angel pun begitu menggema, meminta untuk dilepaskan. Namun, Pak Surya tak akan mendengar permintaan istrinya.     

"Ayah, lepaskan tangan Ibu! Sakit," lirih Bu Angel.     

Setelah berada di dalam kamar, Pak Surya langsung mendorong tubuh istrinya hingga terjatuh ke atas tempat tidur. Kemudian, pria itu mulai menguncinya dari luar kamar. Terdengar teriakan dan gedoran pintu dari dalam.     

"Ibu tak akan bisa ke mana-mana lagi sekarang. Tak bisa menemui mereka! Kalau ibu tetap membangkang ucapan ayah, maka ayah tak akan segan-segan untuk menyakiti bayi itu. Paham?!" Pak Surya juga berteriak dari luar agar sang istri dapat mendengarnya.     

Seketika, Bu Angel langsung terdiam. Ancaman dari sang suami tak pernah main-main. "Apa yang harus aku lakukan sekarang untuk memberitahu mereka?" Bu Angel bicara dengan dirinya sendiri.     

Pagi hari ini, sepasang suami istri itu malah bertengkar. Bu Angel yang sedang menyajikan makanan untuk sarapan pun tak jadi. Sang suami sekarang sangat marah dengannya. Di sisi lain, ia juga merasa kasihan pada Alisa dan Saga yang pasti mencemaskan bayi mereka.     

Bu Angel mengubah posisinya jadi berbaring. Wanita paruh baya itu tak tahu harus melakukan hal apa sekarang. Terpaksa ia harus merahasiakan ini pada Saga karena tak ingin bayi itu celaka. Pak Surya bisa saja sewaktu-waktu mencelakainya.     

"Aku tak ingin mengambil risiko. Aku tak ingin kalau cucuku sampai kenapa-kenapa karena ulah Surya. Terpaksa harus merahasiakan hal ini dari mereka."     

Dari luar, Pak Surya tak mendengar lagi ocehan istrinya di dalam sana. Pria itu akhirnya bernapas lega. Bisa jadi, ancamannya tadi telah dicerna dengan baik oleh Bu Angel. Maka dari itu, ia tak perlu lagi merasa takut, karena istrinya tahu bahwa ia tak akan pernah main-main dengan hal ini.     

"Aku yakin, Ibu pasti takut dengan ancamanku tadi," ujar Pak Surya sambil berkacak pinggang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.