Arrogant Husband

Reva Berhasil Kabur



Reva Berhasil Kabur

0Saga masih tak bisa tidur juga dengan nyenyak, padahal sudah larut malam. Akhirnya, pria itu memutuskan untuk mengutak-atik ponsel saja sampai muncul rasa kantuk. Beberapa saat kemudian, pesan Joseph masuk ke dalam aplikasi perpesanan berwarna hijau. Ia pun segera membuka pesan itu.     

Terdapat beberapa foto dan juga sebuah lokasi. Saga pun segera meng-klik foto tersebut. Alangkah terkejutnya saat melihat anaknya tengah berada dalam gendongan Reva. Saga buru-buru untuk membuka lokasi yang sudah Joseph kirim padanya.     

Saga bergegas turun dari ranjang dan mengambil jaket kulit yang tersampir di pintu belakang. Ia akan mendatangi lokasi tersebut.     

"Reva, awas saja kau!"     

***     

Akhirnya, Saga sudah tiba di sebuah titik lokasi yang Joseph kirimkan padanya. Di sini sangat minim sekali cahaya penerangan.     

"Apa ini rumah kosong?"     

Saga buru-buru berlari masuk ke dalam tempat ini. Mencari keberadaan anaknya yang tengah bersama dengan Reva. Ia sangat berterima kasih sekali pada Joseph karena sudah membantunya.     

Ia melihat ke arah depan, di mana Joseph telah dikerumuni oleh beberapa orang pria berbadan besar. Pasti itu adalah suruhannya Reva. Wanita itu memang sangat licik sekali. Namun, Saga tak melihat keberadaan sang anak.     

"Mana anakku? Di mana dia?" Mata Saga fokus menatap ke depan, mencari sang anak. Namun, nihil. Tak ada anaknya atau pun Reva di sana. Terlihat Joseph saja di depan.     

Joseph telah dipukuli secara beramai-ramai oleh mereka. Tentu saja Saga tak akan tinggal diam. Ia akan membantu sahabatnya itu.     

Melihat kedatangan Saga kemari, membuat Joseph menoleh ke belakang. Beberapa pria berbadan besar itu pun tampak mendekatinya.     

"Di mana anakku yang telah kalian sembunyikan?" tanya Saga pada mereka.     

"Anakmu telah dibawa kabur oleh Reva, Ga. Dia sudah pergi."     

Bruk!     

Joseph dihantam dengan keras oleh salah satu dari mereka. Saga tak terima melihat perlakuan mereka yang kasar pada sahabatnya. Ia pun turun tangan untuk membela Joseph.     

Dengan kekuatan penuh, satu per satu dari mereka mulai tumbang. Joseph pun turut membantu Saga melawan mereka. Alhasil, Saga mengajak Joseph untuk berlari karena mereka terjatuh dan terluka di lantai. Kemudian, pergi dari sini dan menemukan keberadaan Reva yang membawa bayinya.     

"Ayo, lari!"     

Saga dan Joseph memasuki mobil masing-masing. Namun, Joseph masih merasa sakit karena lukanya masih belum terlalu kering. Walaupun begitu, ia akan tetap melakukan yang terbaik untuk sang sahabat.     

Mereka berdua mulai melajukan mobil agar segera menemukan Reva. Entah ke mana perginya wanita itu.     

"Sial! Bisa-bisanya aku lengah tadi. Reva berhasil meloloskan diri. Kasihan sekali Saga," ucap Joseph.     

Mobil Saga saat ini berada di depannya. Joseph terus mengiringi mobil itu dengan cepat. Ia tak mau kehilangan jejak Saga.     

"Aku akan tetap membantumu, Ga."     

***     

"Ah, sial! Bisa-bisanya Joseph menemukanku tadi di tempat itu." Reva memukul stir kemudi karena merasa kesal pada pria itu. "Dia selalu saja ikut campur dalam urusanku."     

Reva melajukan mobilnya untuk mencari sebuah tempat yang aman. Ia akan bersembunyi lagi di suatu tempat dan Joseph tak akan pernah tahu lagi.     

"Heh bocah! Bisa diam tidak?! Menangis terus dari tadi."     

Dari jok belakang, terdengar suara tangisan bayi yang begitu nyaring. Sehingga membuat Reva jadi kesal sendiri. Alhasil, ia makin melajukan mobilnya untuk mencari sebuah tempat yang aman.     

"Ini semua gara-gara Om Surya. Kenapa anak buahnya tak menghabisi Joseph kemarin? Kenapa tak bisa membuatnya sekarat lalu meninggal?"     

Reva kembali lagi menyalahkan anak buahnya Pak Surya. Menurutnya, mereka semua bekerja tak becus sama sekali. Tahu begini, Reva tak akan pernah mau untuk membantu pria paruh baya itu.     

"Awas saja kau! Lihat saja nanti apa yang akan kulakukan padamu, Jo!"     

Di tengah kegelapan malam, Reva makin melajukan kecepatan mobilnya. Ia tak peduli kalau saat ini sedang membawa seorang bayi di belakang. Terpenting sekarang, ia bisa menemukan tempat yang aman dulu. Karena Reva yakin, saat ini dirinya lagi dikejar-kejar oleh Joseph.     

"Aku akan membawa bayi ini ke suatu tempat!"     

***     

Tangan Alisa terlihat meraba-raba di sekitarnya. Matanya masih terpejam karena saking mengantuknya. Namun, ia merasa ada yang janggal. Tak ada sang suami sepertinya di samping saat ini.     

Kemudian, Alisa pun membuka kedua mata dan menatap ke samping. Ia kaget melihat Saga tak ada di tempat tidur. Ke mana pria itu pergi selarut ini?     

"Sayang?"     

Alisa turun dari ranjang dan mulai mencari keberadaan Saga di dalam kamar mandi. Namun, nihil. Pria itu tak ada di sana. Alisa kemudian memutuskan untuk turun ke bawah. Bisa jadi, sang suami sedang ada di dapur untuk mengambil air minum karena merasa haus.     

Wanita itu pun akhirnya turun ke bawah dan menuruni anak tangga. Hingga pada saat di dapur, tak ada juga keberadaan Saga. Di dapur pun tak ada pelayannya lagi, karena mereka semua pasti sedang tidur.     

"Ke mana Saga?" Alisa pun semakin khawatir pada sang suami. Selarut ini, pria itu tak ada di rumah.     

Alhasil, Alisa pergi kembali ke atas kamar. Ia ingin menghubungi sang suami lewat telepon. Semoga saja tak akan terjadi apa-apa padanya. Hati Alisa sudah merasa cemas setengah mati.     

"Ya Tuhan, ke mana suamiku pergi? Kenapa larut malam seperti ini dia tak ada?" Alisa kini sudah sampai di pintu kamar. Wanita itu segera masuk ke dalam dan meraih ponselnya di atas nakas.     

Segera menghubungi Saga di sana. Semoga saja panggilan teleponnya akan diangkat dengan cepat. Namun, berkali-kali tak ada sahutan. Membuat Alisa makin merasa khawatir dibuatnya.     

"Apa Saga mencari Lisa sampai selarut ini?" Kalau pun iya, Alisa ingin kalau Saga menerima panggilan teleponnya agar tak dibuat khawatir seperti ini.     

Alisa mencoba lagi untuk menghubungi Saga beberapa kali. Namun, masih saja tak ada sahutan. Membuatnya jadi kesal sendiri sekaligus cemas bukan main. Jam di atas nakas pun sudah menunjukkan pukul dua dini hari.     

"Saga, apa yang kau lakukan di luar sana! Cepat angkat teleponku, sayang. Jangan buat aku jadi kacau seperti ini!" ucap Alisa yang bicara sendiri. Wanita itu sungguh merasa kesal dengan sang suami.     

Berkali-kali panggilannya tak dijawab. Alisa jadi tak karuan rasa. Ia mondar-mandir di dalam kamar dengan perasaan yang tak karuan memikirkan sang suami yang entah di mana. Alisa berdoa pada Tuhan agar selalu melindungi suaminya di mana pun berada.     

"Ya Tuhan, tolong lindungi suamiku di mana pun dia berada. Aku tak mau, kalau dia sampai celaka," ujar Alisa yang masih berdiri mondar-mandir. "Semoga Saga cepat pulang ke rumah dan menjelaskan apa yang telah terjadi!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.