Arrogant Husband

Reva Dibawa ke Suatu Tempat



Reva Dibawa ke Suatu Tempat

0Pak Surya sengaja ingin menemui Reva di rumahnya. Ia hendak memberi wanita itu sedikit pelajaran karena sudah membiarkan bayi itu sekarang berada di tangan Saga. Pak Surya sengaja membawa dua orang suruhannya untuk ikut bersama.     

Tanpa sepengetahuan Bu Angel, Pak Surya berpura-pura ingin pergi ke suatu tempat. Hingga, wanita itu lantas mengizinkannya untuk pergi. Pria paruh baya itu tak menyia-nyiakan waktu lagi.     

"Kalian berdua harus memberi wanita itu sedikit pelajaran. Pekerjaannya tak becus sama sekali."     

Setelah menghubungi anak buahnya melalui telepon, maka Pak Surya segera menyusul ke sana. Orang suruhannya sudah lebih dulu pergi ke rumah Reva. Dengan senyum seringaian penuh licik, pria itu tak akan memaafkan Reva begitu saja.     

***     

Saat Reva sedang asyik berada di ruang tamu sambil menonton televisi, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu rumahnya dengan keras. Hingga mau tak mau, ia pun bangkit dan menggerutu kesal.     

"Siapa sih yang telah mengetuk pintu sekeras itu."     

Ia pun berteriak pada orang di luar untuk menunggunya sebentar. Keadaannya masih tertatih-tatih saat berjalan. Reva masih sering merasa pusing.     

Reva pun sudah membuka pintu rumahnya. Ia terkejut melihat dua orang pria datang kemari. Wajah mereka pun terlihat sangar.     

"Siapa kalian?" tanya Reva yang ingin tahu.     

"Diam kau! Jangan banyak bicara!" Salah satu dari orang itu mulai mendekat pada Reva. Pria itu memegang pergelangan Reva dengan kencang.     

"Aww! Sakit! Kalian ini siapa sebenarnya?"     

Pertanyaan Reva tak digubris oleh mereka. Tangannya pun masih digenggam dengan erat. Pria itu tak ingin melepaskannya begitu saja. Reva pun meringis pelan karena menahan sakit.     

Reva tak mengenali dua orang pria ini. Namun, mereka langsung bertindak kasar padanya. Ia pun bingung dengan apa yang terjadi saat ini.     

Alhasil, datanglah sebuah mobil sedan berwarna hitam mengkilap. Tatapan Reva tampak fokus menatap ke arah sana. Muncullah sesosok pria yang dikenalinya dan ke luar dari dalam mobil.     

"Om Surya?"     

Ternyata, Pak Surya sudah datang kemari menemui Reva. Pria paruh baya itu lalu mendekati kedua anak buahnya. Pak Surya tengah tersenyum pada wanita itu sekilas.     

"Jadi Om yang suruh mereka ke sini?"     

"Iya, memangnya kenapa?"     

Pak Surya tersenyum menyeringai. Ia tak puas dengan hasil kerja Reva. Sekarang rahasianya sudah terbongkar dan diketahui oleh Saga. Sebab itu, sang anak sangat marah padanya.     

"Untuk apa Om ke sini dan membawa dua cecunguk ini kemari!" Reva terlihat marah pada Pak Surya. Wanita itu melototkan kedua mata ke arahnya.     

"Hanya ingin memberimu sedikit pelajaran saja. Pekerjaan yang kusuruh padamu itu semua telah gagal dan diketahui oleh anakku sendiri. Maka dari itu, aku tak akan membiarkanmu hidup tenang mulai sekarang." Pak Surya sangat marah pada Reva, karena wanita itu telah mengacaukan semuanya.     

"Aku mengalami kecelakaan Om pada malam itu, hingga aku tak sadarkan diri di tempat. Hingga Saga bisa mengambil anaknya kembali." Reva berusaha untuk menjelaskan semuanya pada Pak Surya.     

"Ah, masa bodoh! Aku tak peduli sama sekali dengan keadaanmu. Yang kumau hanya bayi itu lenyap!"     

Amarah Pak Surya makin menjadi. Pria itu menyuruh kedua anak buahnya untuk memberi Reva pelajaran. Dengan kerlingan mata yang diberikan, membuat dua pria itu paham dengan keinginan Pak Surya.     

Kedua orang itu mulai menarik paksa tangan Reva. Wanita itu tak berdaya sama sekali untuk melakukan perlawanan. Reva pun pada akhirnya dibawa ke dalam mobil. Pak Surya langsung tertawa lebar melihatnya.     

Reva yang berada di dalam mobil sempat berontak, karena tak ingin dibawa pergi ke mana pun. Namun, kekuatannya masih kalah jauh dari pria itu. Reva pun menangis tersedu-sedu.     

"Lepaskan aku dari sini. Aku tak mau pergi kemana pun." Reva meminta pada mereka untuk melepaskannya.     

"Maaf Nona, ini adalah perintah Pak Surya. Kami tak mungkin melanggar perintahnya."     

Salah satu dari mereka mulai mengendarai mobil. Sedangkan, yang satu lagi tengah berada di samping Reva. Pria itu menjaganya dengan sangat ketat agar tidak meloloskan diri dari sini. Mereka akan membawa wanita itu ke suatu tempat, seperti yang telah disuruh oleh Pak Surya.     

'Pak Surya mau membawaku ke mana? Apa yang telah dia rencanakan padaku?'     

Sepanjang perjalanan Reva hanya memikirkan masalah ini. Akan dibawa ke mana dirinya pergi. Ia masih menangis dan memohon untuk dilepaskan. Kedua pria ini tetap ngotot dan menyuruhnya diam. Reva tak bisa mengalahkan mereka dan berpikir ke luar dari sini.     

Mobil Pak Surya berjalan lebih dulu di depan. Reva saat ini masih tak menyangka dengan perilaku pria paruh baya itu. Karena kecelakaan di malam itu, membuat dirinya harus seperti ini. Pak Surya pun tega memperlakukannya begini.     

'Agam tolong aku. Andai saja kau bisa mendengar suaraku, aku mohon kau datanglah.'     

Suara hati Reva tengah menjerit memanggil nama Agam. Ia sudah tak bertemu dengan sang kekasih beberapa hari terakhir ini. Semoga saja, pria itu tak berpikiran yang macam-macam dengannya.     

"Aku ingin bicara dengan Om Surya. Cepat berikan ponsel kalian!"     

Bukannya memberikan ponsel itu, mereka hanya tertawa-tawa. Hingga Reva jadi kesal sendiri. Wanita itu seolah dipermainkan.     

"Untuk apa kau meminta ponsel. Diam saja di sini dan nikmatilah perjalananmu," ucap salah satu dari mereka.     

"Bagaimana aku bisa menikmati perjalanan seperti ini, sedangkan aku dibawa paksa oleh kalian berdua? Pria macam apa kalian?!" Reva tak mau kalah bicara dengan lawan jenisnya.     

"Alah! Banyak bicara kau ya sekarang! Lebih baik kau diam saja. Sebentar lagi, kita akan segera sampai di suatu tempat."     

Alhasil, mereka melewati jalan yang penuh dengan semak-semak. Mata Reva melotot seketika. Ia mendadak jadi takut. Melihat tingkah Reva yang mencurigakan, pria yang berada di sebelahnya makin mengeratkan genggaman tangannya.     

Reva menoleh ke arah samping. Pria itu menyuruhnya diam sembari mengencangkan genggamannya dengan kuat. Ia tak bisa berbuat apa-apa sekarang dan hanya bisa pasrah.     

Mobil Pak Surya yang berada di depan tiba-tiba berhenti. Otomatis mobil ini pun juga ikut berhenti. Tubuh Reva didorong-dorong oleh pria di sampingnya. Pria itu menyuruhnya untuk ke luar dari sini.     

"Cepat ke luar!" suruh mereka berdua.     

"Di mana ini? Lepaskan aku!"     

Lantas, Pak Surya mendekat ke arah Reva. Wanita itu berdecak kesal karenanya. Pria itu menyuruh anak buahnya untuk memasukkan Reva ke dalam tempat kosong ini. Wanita itu berontak lagi agar tak masuk ke dalam sana.     

"Cepat bawa wanita ini masuk ke dalam sana!"     

"Baik, Tuan."     

Dengan sekuat tenaga, akhirnya dua pria itu sudah berhasil membawa Reva masuk ke dalam. Di tempat ini tak ada pencahayaan sama sekali. Hingga membuat wanita itu sangat ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.