Arrogant Husband

Tak Ada Lagi Pengganggu



Tak Ada Lagi Pengganggu

Saat berada di bagasi mobil, Pak Surya tiba-tiba tersadar dan menggerak-gerakkan tubuhnya. Ia merasa terhimpit di dalam karung. Entah dirinya akan dibawa ke mana.     

"Reva! Keluarkan aku dari sini! Aku tak mau di dalam karung ini!" teriak Pak Surya.     

Napas Pak Surya tersengal-sengal. Ia hampir tak bisa bernapas dengan baik. Reva tega meletakkannya di dalam karung. Ia merasakan cepatnya laju mobil, yang masih tak tahu ke mana arah tujuan.     

"Reva, cepat keluarkan aku dari karung ini! Awas saja kau nanti!"     

Pak Surya masih menggeliat. Berusaha untuk melepaskan diri dari dalam karung. Pria paruh baya itu terus saja berteriak memanggil nama Reva. Terkadang juga meminta tolong pada orang yang mendengar teriakannya.     

"Berisik sekali pria tua itu! Tak bisa diam dari tadi," ujar sang pengemudi yang menyetir mobil.     

"Iya. Kita lempar saja dia nanti ke jurang. Biar tahu rasa!"     

Orang-orang suruhan Reva tampak kesal dengan Pak Surya yang berada di bagasi mobil. Sebentar lagi, mereka berdua akan sampai ke sebuah jurang. Keduanya sudah melewati jalanan yang penuh dengan semak-semak.     

Mobil pun berhenti mendadak, membuat Pak Surya bertanya-tanya. Ia mendengar suara langkah kaki tengah mendekat ke arahnya. Kap mobil akhirnya terbuka.     

"Siapa kalian? Lepaskan aku dari sini!" ujar Pak Surya yang masih berada dalam karung.     

Mereka serempak mengangkat tubuh Pak Surya menuju ke luar. Pria itu menggeliat-geliat untuk bisa lepas dari sini. Keduanya tak membiarkan Pak Surya untuk lepas.     

"Di mana ini heh?!"     

Mereka berdua membaringkan tubuh Pak Surya di tanah. Sebentar lagi, mereka akan menjatuhkannya ke bawah jurang. Tiba-tiba, ada seorang dari suruhan Reva datang lagi sambil mengendarai mobil Pak Surya.     

"Hei, pria tua, ucapkan selamat tinggal sekarang."     

"Maksud kalian apa?" tanya Pak Surya yang tak mengerti.     

Ketiga pria itu mulai mengangkat tubuh Pak Surya dan menjatuhkannya ke jurang. Mereka mendengar teriakan pria itu yang minta tolong. Semakin dalam terjatuh, maka suara Pak Surya tak terdengar lagi.     

"Ayo, balik. Nanti kita ketahuan sama orang lain," ujar salah satu dari mereka.     

Sebelum pulang, mereka bertiga tampak mendorong mobil Pak Surya agar jatuh juga ke dalam jurang. Setelah itu, orang-orang suruhan Reva akhirnya kembali pulang setelah membuat Pak Surya celaka di sana. "Pasti bos akan sangat senang mendengar kabar ini. Dan, bayaran kita pun akan semakin tinggi."     

Akhirnya, mereka pulang dan berlalu dari sini. Mobil pun semakin cepat melaju.     

***     

"Tugas yang Anda suruh, sudah kami laksanakan dengan baik bos."     

Mereka memberi laporan pada Reva. Wanita itu sangat senang mendengar kabar baik ini. Akhirnya, Pak Surya telah berhasil disingkirkan dengan mudah.     

"Bagus, bagus. Aku salut sekali dengan usaha kalian berdua," ujar Reva yang tersenyum senang seraya bertepuk tangan.     

Reva menuju ke dalam kamar dan mengambil beberapa uang cash yang sangat banyak. Ia akan memberikan pada orang suruhannya yang telah bekerja dengan sangat baik malam hari ini. Reva kemudian berlalu ke luar dan menghampiri mereka.     

"Ini uang untuk kalian semua." Masing-masing dari mereka mendapatkan uang yang banyak dari Reva. Mereka bertiga sangat senang.     

"Makasih banyak bos. Kami pulang dulu."     

Reva mempersilakan mereka untuk ke luar dari rumahnya. Kini, tugas untuk menyingkirkan Pak Surya sudah berhasil. Reva bisa bernapas lega.     

"Akhirnya, Om Surya sudah berhasil kusingkirkan. Tak akan ada lagi yang bisa menghalangi cintaku bersama dengan Agam."     

***     

Bu Angel juga masih belum mendapatkan kabar dari suaminya. Ponsel sang suami pun tak aktif sejak kemarin malam. Tidur pun tak nyenyak semalaman karena terus memikirkan Pak Surya. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk ke rumah Saga.     

"Ya Tuhan, sejak kemarin malam, suamiku tak pulang juga. Aku sungguh mencemaskan keadaannya."     

Bu Angel terpaksa menaiki taksi online menuju ke rumah Saga. Ia ingin memberitahukan hal ini padanya, agar sang anak bisa membantu dalam mencari keberadaan Pak Surya.     

***     

Bu Angel sekarang sudah berada di rumah Saga. Wanita itu terlihat cemas. Saga dan Alisa pun jadi bertanya-tanya.     

"Ada apa, Bu? Sepertinya ibu sedang tidak baik-baik saja," tanya Saga.     

"Ayahmu sejak malam tadi tak pulang, Nak. Ponselnya pun tak aktif. Ibu sangat khawatir dibuatnya. Semalaman ibu tak bisa tidur dengan nyenyak."     

Saga dan Alisa pun langsung khawatir saat mendengar hal ini. Pria itu mulai memikirkan sebuah cara.     

"Kenapa ibu tak langsung menghubungiku malam tadi?"     

"Ibu takut kalau mengganggu istirahatmu, Nak. Ibu terus menunggu kedatangan ayahmu ke rumah, tapi nihil hasilnya. Sampai sekarang pun, masih tak ada kabar."     

Saga langsung memegangi kedua pundak sang ibu agar sedikit tenang. "Ibu tenang, ya. Saga akan mencari ayah sampai dapat. Ibu tinggal dulu sama Alisa di sini."     

Bu Angel mengangguk kepada Saga. "Iya, Nak. Semoga ayahmu cepat ditemukan."     

Alisa dan Saga mendoakan selalu agar Pak Surya segera ketemu. Mereka tak ingin membuat Bu Angel terus bersedih. Saga pun langsung mencari keberadaan sang ayah bersama dengan anak buahnya kini. Pria itu berpamitan dengan ibu dan istrinya.     

"Aku berangkat dulu sayang. Tolong jaga ibu di rumah, ya. Jangan ke mana-mana." Pesan Saga pada sang istri.     

"Iya sayang. Kau jangan khawatir soal itu." Alisa tersenyum pada Saga.     

Pria itu bergegas menuju ke mobil dan segera pergi dengan beberapa anak buahnya. Anton pun juga turut bersama dengan Saga untuk mencari keberadaan Pak Surya.     

"Ayah, kau di mana? Jangan buat kami khawatir seperti ini."     

***     

Hari ini Saga tak datang ke kantor. Ia fokus mencari keberadaan sang ayah yang tak tahu di mana. Pria itu terus mencari bersama dengan yang lain.     

Saga menyisir setiap jalanan besar untuk menemukan Pak Surya. Anak buahnya pun mencari ke berbagai tempat yang sering Pak Surya kunjungi. Namun, sampai ini masih belum membuahkan hasil sama sekali.     

Akhirnya, Saga pun meminta bantuan pada Joseph. Siapa tahu, dengan banyak orang yang membantu, akan cepat menemukan di mana Pak Surya berada. Pria itu menelepon Joseph.     

"Hallo, Jo?"     

"Hallo, Ga? Ada apa, ya?"     

"Aku minta tolong bantuanmu, apakah bisa?"     

"Tentu saja bisa, Ga. Sebutkan saja, apa yang harus aku bantu untukmu."     

Saga memberitahukan bahwa sang ayah hilang, tak tahu ada di mana sejak kemarin malam. Joseph langsung setuju dan akan membantunya untuk mencari Pak Surya.     

"Baik, Ga. Sebentar lagi aku akan menemuimu. Kita akan bersama-sama mencari Pak Surya sampai ketemu."     

"Iya, Jo. Terima kasih sebelumnya."     

Pria itu meletakkan kembali ponselnya di dalam saku celana. Saga makin mempercepat laju mobilnya dan akan mencari lagi sang ayah sampai ketemu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.