Arrogant Husband

Paksaan Untuk Menikah



Paksaan Untuk Menikah

0Berhari-hari pencarian Saga yang terus mencari keberadaan Alisa, sampai sekarang belum membuahkan hasil sama sekali. Pria itu semakin geram dibuatnya. Harus ke mana lagi ia mencari Alisa?     

Semua anak buahnya pun sengaja ia kerahkan. Pekerjaan kantor pun sekarang jadi terbengkalai, karena pikirannya hanya tertuju untuk mencari Alisa saja. Beruntunglah, dia yang menjadi bos dan dapat dengan leluasa melakukan kekuasaan.     

"Alisa harus ketemu. Bagaimana pun caranya!" Tak ingin hanya duduk-duduk saja di dalam kamar, Saga pun mulai mencari lagi wanita itu.     

***     

"Aku mau belanja ke supermarket, kamu mau ikut ga?" Melati mengajak Alisa untuk ikut bersamanya. Alisa terdiam sejenak, memikirkan apakah ia akan ikut atau tidak bersama sahabatnya.     

"Mending ikut yuk! Dari pada kamu di sini mulu. Sumpek tau!"     

'Bener juga apa yang dikatakan Melati.'     

"Baiklah. Aku ikut. Ayo!" Alisa pun ikut bersama dengan Melati. Mereka bersiap-siap untuk menuju ke supermarket.     

Supermarket dari sini tak jauh dari kontrakan Melati. Jadi, mereka berdua hanya perlu jalan kaki. Tak perlu waktu lama dan hemat ongkos naik taksi. Kedua wanita itu sudah menjauh dari kontrakan itu dan berlalu pergi.     

Kedua wanita cantik itu saling berjalan bersisian. Mereka senang karena bisa menghabiskan waktu bersama selama beberapa hari ini. Namun, Alisa merasa tak enak karena ia selalu merepotkan sahabatnya.     

Sudah lima hari, Alisa masih menginap di kontrakan Melati. Entah sampai kapan harus seperti ini. Makin hari, Alisa makin merasa tak enak karena harus tinggal di kontrakan sang sahabat. Namun, apa boleh buat, ia masih takut dengan Saga di luar sana.     

"Aww!" Tiba-tiba Alisa tersandung oleh sebuah batu besar. Ia sedari tadi tak fokus melihat ke arah jalan. Pikirannya terus melayang memikirkan masalahnya dengan Saga.     

"Astaga, kamu gapapa, Sa?" tanya Melati yang tampak khawatir dengan sang sahabat.     

"Gapapa kok. Aku baik-baik aja."     

Akhirnya, mereka berdua melanjutkan jalan kaki menuju supermarket. Sebentar lagi, Alisa dan Melati akan sampai di tempat tujuan. Melati ingin membeli kebutuhan sehari-hari.     

Tanpa sepengetahuan mereka, ada beberapa orang yang sedang mengamati gerak-gerik Alisa dan Melati. Siapa lagi kalau bukan anak buah dari Saga. Mereka akhirnya menemukan wanita yang telah Saga cari beberapa hari terakhir.     

Sang anak buah langsung menelepon Saga tentang hal ini. Mereka memberitahukan pada bos mereka, bahwa telah menemukan Alisa di sini.     

"Bos, kami sudah menemukan wanita itu."     

***     

Ponsel Saga terus berdering. Sedari tadi ia malas mengangkat panggilan itu dan membiarkannya berbunyi beberapa kali. Alhasil, Saga pun mengangkat ponselnya, karena dirasa telah sangat mengganggu.     

"Hallo, ada apa?"     

"Bos, kami sudah menemukan wanita itu." Seketika Saga langsung girang, karena Alisa sudah ditemukan. Ia pun menyuruh anak buahnya untuk tetap berada di sana dan jangan ke mana-mana.     

"Bagus. Awasi Alisa terus. Aku segera ke sana dan kirim lokasi kalian."     

"Baik bos." Saga langsung memutuskan panggilannya secara sepihak. Tanpa basa-basi lagi, ia segera menuju ke sana. Tak lama, sebuah pesan dari aplikasi berwarna hijau pun masuk. Sang anak buah sudah mengirimkan lokasi mereka. Saga pun berlari menuju ke garasi mobil dan segera menuju ke lokasi yang dituju.     

"Akhirnya, kau berhasil ditemukan juga. Setelah ini, akan kupastikan kau tak akan bisa kabur ke mana-mana lagi, Alisa!" ucap Saga dengan senyum meringai. Pria itu akan membawa Alisa ke dalam rumahnya lagi. Dan, tak akan membiarkan wanita itu mencoba kabur lagi dari rumah.     

***     

Kini, Saga sudah berada di lokasi, tempat di mana Alisa ditemukan oleh anak buahnya. Ia sengaja ikut memantau dari jauh agar Alisa tak mengetahui dirinya ada di sini.     

"Di supermarket itu bos. Dia di sana bersama seorang wanita." Salah satu anak buahnya tengah mendekat ke mobil Saga. Mereka tampak bicara satu sama lain.     

"Wanita?" Alis Saga berkerut.     

"Iya, mungkin temannya." Saga hanya manggut-manggut saja mendengar jawaban dari anak buahnya. Ia terpaksa menunggu untuk beberapa saat sampai Alisa ke luar dari sana. Saga memberi kode pada anak buahnya untuk menjauh dari sana dan mengambil alih tugas ini.     

Saga menyuruh semua anak buahnya untuk pulang. Biar dia yang menangani masalah ini sampai tuntas. Tentu saja, ia akan membawa Alisa menuju rumahnya sendiri.     

Ekor mata milik Saga terus mengawasi supermarket itu tanpa kedip. Berharap Alisa segera ke luar dari sana secepatnya. Sudah terlalu lama ia ada di sini dan agak bosan menunggu.     

"Semua wanita sama saja, terlalu lama untuk membeli sesuatu yang tak jelas. Sudah berapa lama Alisa di sana!" Saga menggerutu karena terlalu lama menunggu.     

Saga sengaja menunggu Alisa di dalam mobil dan agak berjauhan dari supermarket itu. Namun, ia masih bisa memantau dengan jelas.     

Akhirnya, penantian Saga terbalas juga. Alisa bersama teman wanitanya tengah ke luar dari supermarket. Mata Saga tetap mengekor pada Alisa yang berjalan entah ke mana. Setelah Alisa dan temannya sudah agak jauh dari supermarket, Saga segera melajukan mobilnya.     

Mobil Saga berhenti tepat di depan mereka berdua. Membuat kedua wanita itu terlonjak kaget. Dan, ketika Saga keluar dari dalam mobil, Alisa langsung panik bukan main. Alisa buru-buru berlari dan menjauh. Saga pun mengejarnya dan berhasil menangkap wanita itu.     

"You're mine and only mine!" tegas Saga sambil menarik paksa tangan Alisa menuju mobilnya.     

Melati yang sedari tadi hanya melongo, melihat dua sejoli itu berlarian entah ke mana. Seakan ingin bertanya, apa yang telah terjadi sebenarnya.     

"Anda siapa? Kenapa menarik Alisa dengan paksa?" tanya Melati saat Saga hampir menuju ke dalam mobil. Tangan pria itu masih memegang kuat pergelangan tangan Alisa. Kemudian, mata elangnya menatap dengan tajam ke arah Melati.     

"Aku adalah suami Alisa!" ucap Saga yang membuat Melati kaget. Tak kalah kagetnya dengan Alisa. Namun, sebelum Alisa buka suara, Saga lebih dulu memicingkan matanya ke arah wanita itu. Alhasil, Alisa memilih bungkam.     

"Alisa kabur dari rumah beberapa hari," sambung Saga lagi.     

Melati tak menyangka, bahwa sahabatnya itu telah menikah. Dan, tak pernah memberitahunya tentang hal ini.     

Saga pun menyuruh Alisa masuk ke dalam mobil. Wanita itu hanya menurut saja dengan perkataan Saga. Tanpa membuang waktu lagi. Mobil pria itu sudah melaju menjauh dari sana. Meninggalkan Melati seorang diri.     

Suasana di dalam mobil terasa mencekam bagi Alisa, karena pria itu berkali-kali menatapnya tajam. Alisa tremor seketika, badannya bergetar tak karuan. Berada di samping Saga sama saja tengah berada di dalam kandang singa.     

"Berani-beraninya kau kabur dariku!?" ujar Saga.     

"Aku tak pernah cinta denganmu! Sudahlah, menjauh saja."     

Seketika Saga langsung rem mendadak mobilnya. Membuat Alisa terdorong ke depan. Wanita itu memandang ke arah depan tanpa menoleh ke samping.     

"Aku tak perlu persetujuanmu untuk ini. Tapi, besok kita akan menikah."     

"Hah?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.