Arrogant Husband

Bagaikan Malam Pertama



Bagaikan Malam Pertama

0Konten 21+     

Happy reading.     

"Aku ingin seorang anak," ujar Saga.     

Ucapan Saga membuat Alisa terkejut bukan main. Ia sontak memandangi wajah pria itu cukup lama. Alisa tak menemukan satu celah candaan di wajah pria itu.     

"Apa kau bercanda?" ujar Alisa.     

"Buat apa aku bercanda. Aku serius. Mari kita lakukan malam ini. Kau istriku sekarang Alisa, jangan menolak."     

Dengan statusnya sekarang membuat Alisa tak berdaya sama sekali. Wajar jika Saga meminta jatah malam pertama padanya karena mereka berdua sudah resmi. Saga dan Alisa juga sudah berjanji pada Tuhan mereka saat pernikahan itu. Agar selalu setia sampai akhir hayat. Berada dalam suka mau pun duka.     

Nasi goreng yang ada di piring Alisa sisa separuh. Entah ia ingin melanjutkan atau tidak, yang jelas sekarang ia begitu kaget dengan ucapan Saga tadi. Hingga sekarang nafsu makan pun jadi hilang.     

Saga yang melihat sang istri hanya termenung, berusaha mengambil piring yang ada di genggaman Alisa dan meletakkannya di meja. Ia takut piring itu akan terjatuh dan melukai Alisa.     

"Aku mohon, jangan menolak. Ini malam pertama untuk kita."     

"Bukankah kau sudah mengambil kesucianku sejak awal?" Saga merasa tertampar oleh ucapan Alisa barusan. Ia diingatkan kembali oleh peristiwa itu.     

"Maafkan aku Alisa. Maafkan aku ...." Alisa hanya mencebik mendengar ucapan Saga. Sekarang yang ia perlukan bukan permintaan maaf. Permintaan maaf dari pria itu rasanya sudah basi dan tak perlu lagi. Alisa hanya ingin bebas dari rumah ini, itu saja.     

Kini, Alisa menuju kamar Saga dan meninggalkan makanannya di meja. Wanita itu menapaki anak tangga satu per satu dengan cepat. Saga langsung menyusul Alisa ke atas. Sang istri kini sudah sampai di kamarnya.     

Alisa tengah menangis di tepi ranjang dengan menekuk kedua kaki jenjangnya. Saga mendekat dan duduk di samping istrinya. Memang tak mudah mendapatkan hati Alisa dalam waktu dekat. Namun, ia akan terus berusaha.     

"Alisa ...." Saga meraih anak rambut Alisa dan membenarkannya. Wanita itu masih menangis di depan Saga.     

"Jangan menangis lagi, Alisa." Saga menghapus air mata Alisa yang masih mengucur deras. Perlakuan Saga memang manis menurutnya, tapi itu tak membuat hati Alisa terobati dalam waktu dekat.     

Saga mencoba menggoda Alisa. Setelah membenarkan anak rambutnya, menghapus air matanya, lalu Saga mulai menyentuh bibir Alisa dengan jari telunjuk. Ia menekan telunjuknya ke bibir Alisa dalam waktu lama.     

"Don't cry, please." Saga mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Alisa. Berusaha menghirup kuat-kuat aroma tubuh sang istri. Entah ingin berniat usil atau apa, Saga malah menggigit telinga Alisa dengan pelan, membuat wanita itu merasa geli.     

"Apa yang kau lakukan?!" bentak Alisa.     

"Rasakan saja sayang ...," bisik Saga manja di telinga Alisa.     

Kini, Alisa sudah berhenti menangis. Rupanya Saga telah berhasil membujuk istrinya. Kedua tangan Saga memegangi pundak Alisa dan berusaha merebahkan wanita itu di ranjang. Dengan perlahan Saga merebahkannya.     

Alisa sudah rebahan di atas ranjang. Saga melihat dada sang istri yang naik turun seirama dengan alunan napas. Perlahan, tangannya mulai membuka kancing piyama milik Alisa dan membukanya lebar. Bra miliknya masih melekat dan menutupi buah kenyalnya.     

'Ini saatnya ....'     

Saga mulai melucuti piyama Alisa dan membuangnya ke sembarang arah. Ia pun juga tengah mencoba membuka pengait bra milik sang istri. Kini, tubuh bagian atas Alisa sudah tak tertutupi. Pemandangan yang memang benar-benar menakjubkan. Saga mulai membuka kancing baju miliknya dan membuangnya ke sembarang arah. Ia juga membuka celananya agar terlepas.     

Segera ia cium dan hirup aroma tubuh Alisa. Membuat wanita itu menggelinjang, merasa geli. Saga juga telah berhasil membuka celana panjang milik Alisa dan kini hanya tinggal membuka segitiga bermuda saja.     

Alisa merasa deg-deg'an dengan malam ini. Padahal, Saga sudah melakukannya satu kali sebelum mereka menikah. Namun, kenapa malam ini rasanya sungguh berbeda.     

Pria itu ingin melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai. Ia menindih tubuh Alisa dan menciuminya bertubi-tubi. Dari tubuh bagian atas sampai ke bawah.     

Saga mencium bibir Alisa lebih dalam lagi, hingga terdengar suara desahan yang begitu lembut. Pria itu makin merasa tertantang untuk melakukan lebih. Kedua tangannya dengan begitu lihai meremas buah kenyal milik Alisa. Sesekali ia juga merasai buah itu dengan jilatan.     

Hingga terdengar desahan keluar dari mulut sang istri yang membuatnya candu. Saga masih menciuminya dengan ganas sambil terus menindih Alisa.     

Tiba-tiba, Saga merasakan sesuatu yang menegang di sana. Miliknya sudah tegak dan bersiap untuk melakukan pertempuran malam ini dengan lawan jenis.     

"Alisa ...," panggil Saga dengan lembut.     

"Ya?"     

"Kau sudah siap?" tanya Saga pada sang istri. Alisa mengangguk kecil dan ia sudah siap sekarang.     

Saga mulai melepaskan segitiga bermuda milik Alisa. Ia begitu tergoda melihatnya dan tak sabar lagi melakukan permainan ini. Pria itu memegangi kedua paha mulus Alisa dan membuka kaki sang istri sedikit agar si junior bisa masuk ke sana. Ia berusaha memasukkan juniornya ke dalam lubang sempit itu.     

Alisa menjerit dibuatnya. Sedangkan Saga melakukannya masih perlahan dan tak mau terburu-buru. Mendengar jeritan Alisa yang begitu syahdu, membuat Saga makin semangat lagi.     

Wajah Alisa berubah masam, karena menahan rasa sakit ini. Namun, Saga yakin ia bisa memberi kenikmatan pada sang istri. Makin lama, gerakan Saga makin cepat, membuat Alisa menutup mulutnya sendiri dengan sebelah tangan.     

"Sa–sakit ...."     

Saga masih memegangi kedua paha Alisa. Wanita itu masih menjerit. Mata Saga jadi merem melek karena menyalurkan rasa hangat ke Alisa.     

Desahan mereka begitu jelas terdengar. Alisa berkali-kali mendesah dan tangannya bergerak sendiri, meremas seprai tempat tidur. Wanita itu menggigit bibirnya sendiri karena merasa nikmat. Saga masih melakukan gerakannya sama seperti tadi. Maju mundur dengan gerakan cepat.     

Tiba-tiba, tangan Alisa meremas-remas pergelangan tangan Saga. Pria itu pun mencium Alisa dan ia membalasnya. Sedangkan tangan Saga bergerak lincah menuju bukit kembar.     

Ia mencium Alisa lebih dalam lagi. Lidah mereka bertautan satu sama lain. Malam ini, penyatuan mereka yang kedua kalinya. Namun, kali ini berbeda dan terasa nikmat sekali. Tanpa ada tangis air mata lagi dari Alisa saat melakukan hal ini.     

"I love you ...." Saga mengucapkan itu di dekat telinga Alisa agar sang istri dapat mendengar dengan jelas.     

Namun, Alisa tak membalas ucapan darinya. Tapi, tak mengapa, yang jelas Saga mendapatkan jatahnya malam ini.     

"I love you, Alisa. I love you ...," ujar Saga yang bersuara lembut pada sang istri.     

----     

Bersambung     

Jangan lupa masukkan ke collection kalian, ya. Follow ig-ku juga : anggun_marimar1997.     

Terima kasih para readers.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.