Arrogant Husband

Ingin Kembali



Ingin Kembali

0"Baiklah, aku kembali ke kantor lagi, ya." Saga melepaskan pelukannya dari Alisa. Sang istri hanya diam dan mengangguk pelan. Saga kemudian mencium kening Alisa cukup lama, sebelum ia berangkat lagi ke kantor.     

"Hati-hati."     

Hanya itu yang keluar dari mulut Alisa, tapi mampu membuat hati Saga berdegup tak karuan. Pria itu tersenyum sesaat pada sang istri. Ia menyuruh Alisa agar tetap berada di kamar saja.     

Saga menuruni anak tangga hingga menuju ke halaman rumah. Kemudian tangannya melambai, menyuruh beberapa anak buahnya untuk menghadap.     

"Ada apa, Tuan?"     

"Siapa pun orang yang mencoba untuk masuk ke rumah ini, suruh saja untuk pulang. Bilang saja, kalau di rumah sedang tidak ada orangnya. Walaupun orang tuaku sekalian yang datang, usir saja."     

"Baik, Tuan."     

Saga kemudian masuk ke dalam mobil dan mulai melaju dengan cepat. Ia tak peduli dengan apa kata orang tuanya. Kalau sudah mencintai seorang wanita, pasti akan ia pertahankan terus. Tak peduli juga dengan derajat sosial.     

Bagi Saga, Alisa adalah segalanya. Wanita itu memang terlahir dari keluarga biasa saja. Namun, tak membuatnya sama sekali ingin berpaling. Malah rasa sakit hati ingin balas dendam dengan wanita itu pun menjadi sirna. Sekarang yang Saga bisa lakukan adalah membuat istrinya bahagia di dekatnya. Dan, perlahan-lahan mulai memperbaiki apa yang sudah ia rusak.     

***     

Setibanya di kantor, Saga terkejut melihat kedatangan Reva di sana. Ia pun memutar balikkan badan dan tak mau bertemu dengan sang mantan. Namun, Reva sudah lebih dulu melihatnya.     

"Saga!"     

Wanita itu berlari menghampiri. Saga memberhentikan langkah. Kini, Reva sudah ada di hadapannya.     

"Aku merindukanmu ...," ujar Reva dengan manja. Wanita itu mengalungkan kedua lengannya ke leher Saga. Namun, Saga melepaskannya perlahan. Membuat Reva jadi tak suka hati.     

"Ada keperluan apa?" tanya Saga dingin tanpa menatap mata Reva.     

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Temani aku belanja, ya."     

"Maaf, tak bisa." Saga langsung berlalu dari hadapan Reva dan menuju ke ruang kerjanya. Wanita itu diam tak berkutik sama sekali karena ditolak Saga.     

Reva hanya bisa memandangi kepergian Saga yang menjauh dari hadapannya. Sekarang sosok pria yang ia cintai, kini telah berubah drastis.     

"Aku kembali dari Amerika hanya untuk menemuimu lagi di sini. Jadi, aku tak akan menyia-nyiakan waktu. Aku akan berusaha untuk membuatmu kembali lagi di sisiku." Dengan senyum licik, Reva pun berjalan menuju ke luar kantor, ada yang harus ia urus terlebih dahulu.     

Sedangkan di ruang kerja, Saga memijit-mijit kepala. Hari ini benar-benar membuatnya lelah. Ia juga tak menyangka, bahwa kedua orang tuanya datang ke rumah secara mendadak. Ayah dan ibunya juga mengucapkan bahwa tak menyukai Alisa.     

"Sial!" Saga mengumpat sambil memukul meja kerja. "Kenapa harus seperti ini?"     

Saga tahu, bahwa Alisa sudah mulai membuka hati untuknya. Namun, ternyata masih ada pihak-pihak yang ingin merusak hubungannya dengan sang istri. Apalagi mantan kekasih di masa lalu kini datang lagi. Namun, dirinya sudah berjanji untuk terus mempertahankan Alisa sampai kapan pun.     

"Aku akan tetap bersama dengan Alisa. Apa pun yang terjadi. Ia adalah milikku selamanya."     

***     

Setelah pekerjaan kantor selesai, Saga berniat langsung bergegas pulang. Namun, sebelum itu ia ingin mampir sebentar ke toko perhiasan. Ingin membelikan sebuah kalung emas untuk Alisa. Wanita itu tak pernah meminta apa pun padanya semenjak menikah. Membuat Saga berinisiatif memberi kejutan pada sang istri.     

Dengan senyum semringah, Saga melangkah keluar dari ruangannya. Pria itu berjalan ke arah parkiran mobil. Tanpa membuang waktu lagi, ia segera melajukan mobil sport-nya menuju ke toko emas.     

Ia berharap, Alisa akan suka dengan pemberiannya. Saga akan mencarikan kalung yang paling bagus dan termahal di sana hanya untuk Alisa.     

Namun, tanpa Saga sadari, ada sebuah mobil yang mengiringinya dari arah belakang. Mobil itu dikendarai oleh Reva. Wanita itu ingin tahu, ke mana Saga akan pergi.     

"Aku harus mengikuti ke mana Saga akan pergi." Reva memang sengaja agak jauh untuk memantau, supaya tak ketahuan oleh Saga. Pria itu tak boleh mengetahui bahwa dirinya sedang mengikuti.     

Reva terus memacu mobilnya agar tak kehilangan jejak Saga. Ia ingin tahu, ke mana pria yang ia cintai ini akan pergi. Reva berniat akan membuat Saga jatuh ke dalam pelukannya lagi.     

Kini, Saga sudah berhenti di sebuah toko perhiasan. Reva agak sedikit bingung, untuk apa Saga datang kemari. Apakah ia ingin membeli perhiasan untuk ibunya?     

Pria itu lalu keluar dari mobil. Reva terus mengawasi Saga dan tak lama ia juga keluar dari mobil untuk membuntuti sang mantan. Wanita itu masuk ke dalam ruangan. Reva mengedarkan pandangan ke sekitar. Banyak perhiasan di sini dan ia bisa melihat Saga sedang berdiri memilih perhiasan. Terlihat pria itu menunjuk sesuatu di balik kaca besar.     

Saga memegang sebuah kotak set perhiasan berwarna merah maroon. Pria itu tersenyum kepada penjual perhiasan itu.     

"Apakah Saga sudah mempunyai kekasih?" tanya Reva tak suka. Ia tak menginginkan hal ini. Dirinya harus bisa merebut Saga kembali.     

Reva masih terus mengawasi Saga dari jauh. Mengamati setiap gerak-gerik pria itu. Terlihat Saga tengah mengeluarkan kartu ATM miliknya dan menyodorkan pada penjual tersebut. Setelah membayar, pria itu langsung menuju jalan keluar. Dengan terburu-buru Reva bersembunyi agar tak ketahuan oleh Saga.     

Setelah Saga sudah keluar dari toko perhiasan dan masuk ke dalam mobil, Reva dengan setengah berlari menuju ke mobilnya juga. Ia masih ingin membuntuti ke mana pria itu akan pergi lagi.     

"Mau ke mana lagi dia?" Reva langsung menyalakan mesin mobil dan tancap gas untuk mengekor di belakang Saga.     

Reva masih terus membuntuti Saga. Ternyata pria itu menuju arah pulang. Reva masih ingat jalan menuju rumah Saga. Ia merasa rindu akan rumah itu. Hampir setiap hari, dirinya selalu bercengkerama dengan Saga, tapi itu dulu. Namun, sekarang sudah berbeda.     

Kini, mobil Saga sudah masuk ke halaman rumah. Reva masih bisa memantau dari jarak jauh. Terlihat pria itu keluar dari dalam mobil dan masuk ke rumah.     

Setelah melihat Saga sudah berada di rumah, Reva pun merasa lega dan dengan segera pergi dari sana. Ia berniat, besok pagi akan mampir ke rumah Saga dan meminta pria itu kembali lagi padanya.     

"Maafkan aku Saga, maafkan aku. Aku ingin kau kembali lagi dan mengulang semua cerita kita."     

-----     

Bersambung.     

Alhamdulillah, banyak respon positif untuk novel ini. Makasih semua para readers.     

Maafkan baru up sekarang, kemarin lagi sibuk di duta dan sekarang up untuk kalian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.