Arrogant Husband

Mandi Berdua



Mandi Berdua

0Saga masih memeluk Alisa dengan erat. Mereka sama-sama saling melempar senyum. Akhirnya, Saga bisa melihat sang istri tersenyum seperti ini. Momen yang langka menurutnya.     

"Apa aku boleh bertanya?" tanya Saga.     

"Silakan."     

Pria itu makin mendekat, hingga wajahnya dan wajah Alisa tak ada jarak lagi. Hidung mereka saling bertautan. Mata mereka saling memandang. Embusan napas dari masing-masing pun terasa memanas.     

"Apa kau mulai menyukaiku?"     

Alisa tersipu malu saat ditanya seperti itu. Pipinya tiba-tiba memerah. Terlihat dari reaksi sang istri, Saga merasa yakin bahwa Alisa sudah mulai menyukainya.     

"Aku bertanya, kenapa kau tak menjawabnya?"     

"A–aku ...." Saga menunggu kelanjutan ucapan Alisa.     

Alisa mendorong pelan bahu Saga. "Iya, aku mulai menyukaimu."     

Pria itu bersorak dalam hati. Kini, cintanya tak bertepuk sebelah tangan lagi. Sang istri sudah bisa membuka hati dan menerima cintanya. Saga pun mengecup pipi Alisa dengan singkat, sebelum dirinya meminta wanita itu untuk menyiapkan air hangat.     

"Baiklah istriku yang cantik, aku minta kau siapkan air hangat. Aku ingin mandi."     

Dengan cekatan, Alisa mulai menyiapkannya untuk sang suami. Perlahan-lahan Saga mulai membuka kemeja baju dan celana panjangnya. Hingga menyisakan celana dalam saja. Pria itu lekas menuju ke lemari untuk menyampirkan handuk ke badan. Terlihat dada bidangnya yang begitu memesona mata para wanita.     

Tak berapa lama, Alisa pun keluar dari kamar mandi. Ia sudah selesai menyiapkan air hangat untuk Saga. Pria itu kembali lagi memeluk dirinya.     

"Apa kau mau mandi bersamaku, sayang?" tawar Saga.     

"Aku sudah mandi dari pagi."     

"Kita coba berbagai macam gaya di dalam kamar mandi. Mau?" Saga mencoba menggoda istrinya. Mata Alisa langsung mendelik tajam.     

"Apa sih! Ya sudah, sana mandi!" Alisa menyikut perut Saga, hingga dirinya bisa meloloskan diri dari pelukan pria itu.     

Namun, bukan Saga namanya kalau menerima penolakan dari seorang wanita. Ia langsung menghampiri sang istri dan menggendong Alisa menuju ke kamar mandi bersama dirinya. Alisa meronta-ronta minta untuk diturunkan.     

"Turunkan aku!"     

Saga menurunkan Alisa, tapi saat mereka berdua sudah berada di dalam kamar mandi. Pria itu lekas mengunci pintu itu sebelum sang istri berniat untuk kabur darinya.     

"Saga ...! Apa-apaan kau ini?"     

"Aku hanya ingin mandi berdua denganmu."     

Saga langsung melepaskan handuk di badannya. Hingga hanya menyisakan celana dalam saja. Mata Alisa jadi memandang ke arah milik sang suami yang agak besar di sana. Pria itu lantas mendekatinya.     

"Sayang ... apa kau tidak mau main basah-basahan denganku? Kita mandi bersama."     

Alisa terus saja menolak keinginan Saga. Bahkan sang istri ingin keluar dari kamar mandi. Tetap saja, ia ingin Alisa bersamanya di sini, menemaninya mandi.     

Ia merengkuh bagian perut Alisa, agar wanita itu tak bisa ke mana-mana. Sang istri masih saja berontak. Saga tahu cara menjinakkan Alisa.     

Cup!     

Kecupan langsung Saga berikan padanya. Kemudian, ia pun melumat bibir sang istri dengan begitu bergairah. Tangan Saga merayap menyusuri ke dalam gaun Alisa. Menyentuh daerah paling sensitif sang istri.     

Saga langsung menyingkap gaun tersebut dan melepaskannya dari tubuh Alisa. Kali ini, ia membiarkan bra itu tetap mengait dan tak melepasnya. Menampilkan belahan dada Alisa yang begitu menggoda mata.     

Cupang pun ia layangkan bertubi-tubi di bagian dada sang istri. Saga bebas melakukan apa saja, karena Alisa sudah menjadi miliknya seutuhnya. Tak sungkan-sungkan ia meremas buah dada tersebut.     

"Sayang," lirih Saga.     

"Kenapa?"     

"I love you," ujar Saga. Dan, Alisa pun sontak tersenyum.     

Gelora cinta di antara mereka berdua semakin memanas. Saga dan Alisa tak sungkan untuk menunjukkan rasa cinta masing-masing. Pria itu masih mendekap erat tubuh sang istri.     

"I love you too," bisik Alisa di telinga Saga. Pria itu merasa senang, karena cintanya sudah berbalas.     

"Terima kasih karena kau sudah bisa membuka hati untukku. Aku janji, kau tak akan pernah menyesal karena sudah menerima cintaku."     

"Iya, sama-sama. Aku harap kau tak akan pernah ingkar janji."     

Saga mengangkat tubuh Alisa dan membawanya ke dalam bak mandi. Pria itu meletakkan tubuh sang istri perlahan di dalamnya. Setelah Alisa berada di dalam sana, kemudian Saga juga ikut berendam bersama sang istri.     

Wajah pria itu mendekat ke wajah Alisa, hingga tak ada lagi jarak di antara mereka. Embusan napas pun begitu terasa. Hidung mereka saling bertautan.     

Ini pertama kalinya bagi Alisa, mandi bersama dengan seorang pria seperti ini. Kedua kaki Alisa menjepit tubuh Saga. Sedangkan, pria itu tengah memeluk tubuhnya dengan erat.     

"Saga ...."     

Saga melepas pelukannya sesaat. Ia menatap wajah sang istri yang tiba-tiba cemas. Pria itu meraih dagu lancip Alisa. Terlihat dari sorot mata Alisa, bahwa wanita itu sedang gundah.     

"Kenapa sayang? Apakah ada masalah yang terjadi?"     

"A–aku ingin bertanya sesuatu, apakah boleh?"     

"Tentu saja boleh. Silakan."     

Alisa ingin menanyakan satu hal. Apakah sang suami masih menyimpan perasaan pada Reva, mantannya itu. Ataukah sudah tak ada rasa apa-apa lagi di dalam hati Saga. Alisa hanya memastikan saja. Namun, ia berharap bahwa suaminya tak menyimpan rasa itu lagi pada wanita lain.     

"Apa kau masih menyimpan rasa pada mantanmu itu? Ehmm ... maksudku, apakah kau masih mencintai Reva?" Alisa menunggu jawaban itu keluar dari mulut Saga.     

"Tidak sayang. Aku sudah tak mencintainya lagi. Jauh di lubuk hati, hanya kau seorang yang ada di sini." Saga menunjuk ke dadanya sendiri. Bahwa di dalam hatinya cuma ada Alisa seorang.     

"Benarkah?"     

"Ya sayang. Aku berani bersumpah dengan nama Tuhan. Cuma kaulah yang sekarang aku perjuangkan." Saga meraih wajah Alisa dan membelainya lembut. "Kenapa? Kau takut aku akan berpaling darimu?"     

Alisa lantas mengangguk pelan. Jelas saja, ia takut akan hal itu. Karena Alisa sudah menyukai sang suami dan berniat akan memperjuangkan cinta mereka. Dirinya takut, apalagi orang tua Saga yang masih belum memberi mereka restu.     

"Aku takut. Sangat ... aku sudah mulai ada perasaan padamu."     

Saga masih membelai wajah sang istri untuk menenangkannya. "Jangan takut sayang, karena aku tak akan pernah berpaling darimu. Aku juga tak akan mencari wanita lain. Cukup kau saja seorang."     

Pria itu kembali memeluk sang istri dengan erat. Hingga ia bisa merasakan bukit kenikmatan milik Alisa yang besar. Alisa kini menjadi terbiasa dengan aroma tubuh Saga yang membuatnya betah berlama-lama di sisi sang suami.     

"Ya sudah, kau jangan bersedih lagi. Lebih baik kita berdua melakukan berbagai macam gaya di sini. Oke ...." Saga mengedipkan sebelah mata untuk menggoda Alisa.     

"Sagaa ... kauuu!"     

----------     

Semangat ya puasanya. Dijaga kesehatan kalian guys. Banyak minum air putih selalu saat malam hari dan sahur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.