Arrogant Husband

Bu Angel Berubah Baik



Bu Angel Berubah Baik

0Bu Angel merasa rindu dengan anak semata wayangnya yang ada di sana. Sementara itu, Saga masih tak mau bertemu dengannya. Bu Angel jadi terpikir untuk menemui Saga di kantor saja.     

"Ibu kangen sama kau, Nak. Ibu ingin menemuimu sekarang."     

Sebelum menemui Saga di kantornya, Bu Angel tampak bersiap-siap terlebih dahulu. Walaupun usianya yang tak muda lagi, tapi dirinya masih menjaga penampilan dengan baik.     

Setelah bersiap diri, maka Bu Angel segera turun ke bawah. Kebetulan sekali, sang suami tak berada di rumah. Jadi, Bu Angel lebih leluasa untuk ke sana, bertemu dengan putra semata wayangnya di kantor.     

Saga mau atau tidak untuk bertemu dengannya, Bu Angel tak masalah sama sekali. Terpenting sekarang, ia bisa melihat wajah sang anak dan mengetahui kondisinya, itu saja sudah cukup.     

Bu Angel kini sudah duduk di kursi kemudi. Tanpa membuang waktu lagi, ia pun mengemudikan mobil dan berlalu dari rumah ini. Di tengah perjalanan pun, Bu Angel masih memikirkan Saga.     

"Ibu sudah tak sabar ingin bertemu denganmu, Nak. Semoga saja, kau dan Alisa bisa memaafkan semua kesalahan ibu."     

***     

Kini, Bu Angel sudah sampai di kantor Saga. Wanita paruh baya itu pun segera masuk ke dalam dan langsung menuju ke ruangan sang anak. Semua karyawan di kantor ini tampak hormat dengannya. Bu Angel hanya tersenyum sebagai respons atas perhatian mereka semua.     

Langkah kakinya sudah membawa Bu Angel ke depan pintu ruangan kerja Saga. Ia pun segera mengetuk pintu itu.     

"Masuk!" perintah Saga dari dalam.     

Bu Angel pun segera masuk dan bertatapan langsung dengan Saga. Akhirnya, ia bisa melihat sang anak dalam keadaan baik-baik saja.     

"Ibu?"     

"Sagaa ... ibu kangen sama kau, Nak."     

Tangisan Bu Angel pun tak dapat dibendung lagi. Wanita itu menangis, tepat di hadapan Saga. Sudah cukup lama, pria itu melarangnya untuk datang ke rumah. Penjagaan di rumah pun kian ketat dan tak memperbolehkan siapa pun masuk, kecuali sudah dapat izin dari Saga ataupun Alisa.     

"Maafkan semua kesalahan ibu, Nak. Ibu sungguh menyesali semua perbuatan ibu dulu pada Alisa."     

Saga sebenarnya juga tak tega dengan sang ibu, tapi apa boleh buat. Ibunya telah melakukan kesalahan fatal dan Alisa belum sepenuhnya bisa memaafkan ibunya.     

Berkali-kali, Saga juga telah dibohongi oleh ayah dan ibunya. Hingga rasa kepercayaan itu perlahan menghilang untuk mereka. Baik Saga dan Alisa tak akan mudah percaya lagi.     

"Tapi, ibu sudah membuatku dan Alisa kecewa. Kami masih belum bisa melupakan apa yang ibu dan ayah perbuat," ujar Saga tegas.     

"Ibu benar-benar telah menyesali semua perbuatan ibu, Nak."     

"Simpan saja permohonan maaf ibu padaku atau juga dengan Alisa."     

Saga tak akan mudah memaafkan kesalahan ibunya. Ia sudah dibuat kecewa dan dibohongi berkali-kali. Ibu dan sang ayah juga selalu menyakiti hati Alisa dan selalu membanding-bandingkannya dengan Reva.     

Bu Angel menangis deras. Ia masih duduk dan tak mau pergi dari ruangan Saga, sampai permohonan maaf telah ia dapatkan.     

'Ya Tuhan, haruskah aku seperti ini pada ibu? Ibu yang sudah melahirkan aku ke dunia ini dan membesarkanku selama ini.'     

Saga jelas saja tak tega dengan sang ibu yang masih saja menangis seperti ini. Pria itu pun lantas berubah pikiran dan mau memaafkan kesalahan ibunya.     

"Bu, baiklah. Saga akan memaafkan kesalahan ibu," ujarnya sambil menggenggam kedua tangan Bu Angel.     

"Benarkah, Nak? Sungguh? Kau sudah memaafkan kesalahan ibu?" tanya Bu Angel untuk memastikan.     

"Iya, Bu. Saga sudah memaafkan kesalahan ibu. Tapi ...."     

Kalimat Saga terpotong. Membuat Bu Angel penasaran dengan apa yang ingin dikatakan oleh sang anak. Pria itu sepertinya tengah berpikir untuk melanjutkan kalimatnya.     

"Tapi apa?"     

"Jangan paksa Alisa untuk memaafkan kesalahan ibu. Hargai dia. Alisa yang paling merasa sakit hati di sini. Kalau pun dia masih belum bisa memaafkan ibu, aku mohon dengan sangat jangan memaksa dia."     

Bu Angel mendengar penuturan dari sang anak. Ia akan bersabar untuk menunggu Alisa untuk memaafkan kesalahannya. Kesalahan yang sudah ia perbuat memang sangat fatal.     

"Baiklah, Nak. Ibu sangat paham dengan kalian berdua. Ibu tak akan pernah memaksa Alisa untuk bisa memaafkan," balas Bu Angel.     

Bu Angel tampak merasa cukup lega karena sekarang sudah mendapatkan maaf dari Saga.     

'Seperti ini kah rasanya jadi Alisa dulu? Saat dirinya menunggu aku dan suamiku untuk memberikan sebuah restu? Rasanya sangat menyakitkan.'     

Memang tak mudah menjadi Alisa yang penyabar. Wanita itu cukup kuat bertahan di tengah kisruh seperti ini. Maka dari itu, Bu Angel akan terus membujuk sang suami untuk minta maaf pada Alisa secara baik-baik.     

Pak Surya sampai sekarang masih tak mau menerima Alisa sebagai menantu. Pria tua itu masih menginginkan Reva yang akan menjadi menantunya. Berkali-kali sudah Bu Angel bicara dan meminta pada suaminya untuk menghargai kehadiran Alisa.     

Bu Angel juga masih merahasiakan ancaman dari sang suami pada Saga, yang ingin mengajaknya berpisah. Apabila terus-menerus ingin bertemu dengan Alisa di rumah sana.     

'Kalau aku cerita sama Saga tentang Surya yang mengancamku tempo hari, bisa-bisa dia jadi marah besar.'     

"Ibu kenapa melamun? Ada yang tengah ibu pikirkan?" tanya Saga.     

"Ahh, tidak ada, Nak. Semua baik-baik saja. Ibu tak memikirkan apa-apa."     

Dengan terpaksa, Bu Angel menutupi ini semua. Itu semata-mata ia lakukan agar suami dan anaknya tidak bersitegang. Ia tahu, pasti Saga tak akan tinggal diam apabila dirinya buka suara.     

"Oh ya, ibu mau pulang dulu ke rumah." Bu Angel tersenyum saat berpamitan dengan Saga.     

Bu Angel dan Saga sama-sama beranjak dari kursi kerja. Kemudian, pria itu bersalaman dengan ibunya sendiri.     

"Ya sudah, ibu hati-hati di jalan, ya," ucap Saga.     

"Iya, Nak. Terima kasih karena sudah mau memaafkan kesalahan ibu."     

Saga mengangguk dan tersenyum tipis. Setelah itu, Bu Angel pun segera ke luar dari ruangan kerja sang anak. Hatinya merasa lega sekarang karena sudah berhasil meminta maaf pada Saga. Ia tahu, sang anak tak akan setega itu membiarkan dirinya menangis seperti tadi.     

"Ibu tahu, kau pasti tak akan tega melihat ibu menangis seperti tadi. Kau memang anak yang baik Saga. Ibu bangga denganmu."     

Bu Angel menoleh ke belakang lagi, tepatnya ke ruangan kerja Saga. Setelah itu, ia segera melangkah menuju ke parkiran.     

Sedangkan, di ruangan kerja, Saga masih sibuk memikirkan kepergian ibunya setelah dari ruangan ini. Jujur saja, hati kecilnya merasa sakit saat melihat sang ibu menangis seperti tadi. Namun, mengingat semua kelakuan ibu dan ayahnya, membuat Saga jadi tak karuan.     

"Ibu mulai berubah dan sudah bisa menerima Alisa dengan baik. Namun, ayah belum bisa menerima istriku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.