Arrogant Husband

Dendam Kesumat



Dendam Kesumat

0Joseph baru saja sampai di rumahnya sendiri. Pria itu langsung turun dari mobil dan bergegas ke kamar. Dengan langkah yang tergesa, ia mulai mencari sesuatu.     

Reva kemarin sempat memberinya sebuah botol kecil yang berisikan racun. Dengan racun itu, ia akan membuat Alisa mengalami keguguran, sehingga Saga akan sangat sakit hati.     

Ia lupa meletakkan di mana botol kecil itu. Joseph terus mencari dari sana ke sini. Mencari ke setiap nakas samping tempat tidur.     

"Ahh, ini dia ...." Joseph akhirnya menemukan botol itu. Senyumnya terkembang seketika.     

Pikirannya langsung tertuju pada Saga. Ia ingin sekali menghancurkan hidup pria itu beserta istrinya.     

"Akan kubuat hidup kalian berdua hancur! Kalian akan kehilangan anak." Joseph tertawa terbahak-bahak.     

Ini semua ia lakukan untuk Reva seorang. Joseph tak terima, kalau kekasihnya diperlakukan dengan kasar oleh Saga. Berani menyakiti Reva, berarti orang itu ingin mati.     

"Nikmatilah dulu kebahagiaan kalian berdua. Besok aku akan mampir ke rumah sebagai malaikat pencabut nyawa."     

Pria itu tertawa keras sambil menggenggam botol kecil berisi racun itu. Besok pagi, ia akan melakukan aksinya.     

***     

"Akhirnya, kau sudah pulang sayang," ujar Alisa saat menyambut kedatangan Saga.     

"Iya sayang. Maafkan aku terlambat sedikit." Pria itu lalu melingkarkan kedua tangannya ke pinggul sang istri.     

"Iya sayang. Tidak apa-apa." Alisa kemudian melingkarkan tangannya ke leher Saga.     

"Kau tidak merasa kangen denganku?" tanya Saga.     

"Tentu saja aku merasa kangen denganmu."     

Alisa dengan perlahan, mulai membuka jas kantor sang suami. Kemudian, membuka kancing baju Saga satu per satu. Ia ingin bermanja-manja saat suaminya sudah pulang ke rumah.     

Saga tahu, bahwa Alisa ingin bermanja dengan dirinya. Ia hanya bisa pasrah dan menyerahkan diri di tangan sang istri. Kini, tubuh bagian atasnya sudah tak tertutupi apa-apa lagi.     

"Ayo, naik ke atas ranjang sayang. Aku ingin bermanja." Alisa menarik kedua tangan Saga. Pria itu lalu naik ke tempat tidur bersama dengannya.     

Saga langsung merebahkan diri di atas tempat tidur, disusul oleh Alisa yang berada di sampingnya. Kepala sang istri langsung berlendeh di pergelangan tangannya. Alisa menciumi ketiaknya seperti biasa.     

"Sayang, bagaimana kerjaan di kantor tadi? Lancar kan?" Alisa jarang bertanya masalah kantor seperti ini. Membuat Saga agak sedikit heran.     

"Lancar sayang. Jarang sekali kau bertanya begitu."     

"Aku hanya ingin bertanya saja. Apa itu tidak boleh?" Alisa langsung memasang wajah cemberut.     

"Ahh sayang, tidak seperti itu. Tentu saja boleh."     

Saga membujuk Alisa agar tak cemberut lagi seperti ini. Ia berjanji, akan memberi kejutan pada sang istri. Seketika itu membuat Alisa jadi tersenyum senang.     

Mereka berdua bermesraan satu sama lain. Alisa masih setia berada di ketiak Saga. Sedangkan, tangan pria itu mulai menjalar ke mana-mana. Mulai menjalari setiap lekuk tubuh Alisa.     

Tangan Saga lalu menempel di buah dada sang istri. Ia tak pernah bosan untuk meremas-remas gundukan besar itu. Ia jadi terbuai untuk menghisap spot paling penting di sana.     

Saga berada di posisi atas, sedangkan Alisa di bawah. Pria itu mencium-cium bagian sekitar dada sang istri yang masih tertutupi dengan pakaian. Saga pun ingin segera menelanjangi Alisa dan ingin mengintiminya.     

Perlahan, tangannya mulai membuka dress mini yang dikenakan oleh Alisa. Kemudian, beralih ke belakang untuk membuka pengait bra.     

"Uhhh sayang," ujarnya saat ia melihat dua gundukan besar, kenyal, dan berkulit putih tampak memesona mata. Saga meremas-remasnya kemudian tak sabar lagi ingin menghisap.     

Bagaikan seorang bayi yang sedang semangat untuk mengedot, begitulah dengan Saga sekarang. Pria itu menghisap puting susu sang istri dengan semangat sambil meremas-remasnya.     

Alisa hanya merasakan saja setiap sensasi yang Saga berikan untuknya. Begitu luar biasa rasanya. Alisa tampak menggigit bibir bagian bawah.     

Saga berhenti sejenak sebelum melanjutkan kembali. Ia menatap wajah sang istri yang saat ini tampak sangat cantik.     

"Nak, coba kau liat ibumu ini. Dia sangat nafsuan." Saga bicara dengan calon anaknya di perut Alisa.     

"Kau ini bisa saja! Bukankah kau yang nafsuan padaku sayang?" Alisa mengedipkan sebelah mata dan mendadak berlaku liar pada Saga. Ia tiba-tiba mengulum bibir sang suami dengan ciuman yang panas.     

Saga sangat menikmati ciuman panas ini bersama dengan Alisa. Baginya, sang istri memang sangat tahu dengan sebuah kepuasan. Saga hanya menuruti permainan yang diberikan oleh sang istri.     

Mereka berdua masih berperang lidah satu sama lain. Baik Saga, atau Alisa sama-sama keenakan. Suami istri itu tak ingin melewatkan momen ini.     

Buah dada Alisa otomatis menempel di depan dada Saga saat mereka bercumbu mesra. Sekarang, yang Saga rasakan adalah sebuah sensasi kenyal yang bersarang di dadanya.     

Suami istri itu kini sedang duduk sambil saling mengulum bibir. Tangan Alisa melingkar di leher Saga, sedangkan tangan pria itu memegangi bagian pinggul Alisa.     

"Kau sangat tampan." Alisa memuji paras rupawan sang suami, membuat Saga jadi tersipu-sipu.     

"Kau juga sangat cantik sayang. Kau adalah wanita paling cantik bagiku." Mereka berdua masih beradegan panas satu sama lain. Hingga, keduanya mencapai batas kepuasan, maka Saga dan sang istri akan menyudahi permainan cinta ini.     

***     

Malam hari, saat di dalam kamar, Joseph tengah memikirkan suatu rencana untuk ke rumah Saga besok. Ia ingin mencelakai Alisa agar kandungannya tak selamat, alias keguguran.     

Sejak dulu, Joseph juga pernah sakit hati pada Saga, karena pria itu telah menjalin asmara dengan Reva. Namun, sekarang Saga juga masih membuatnya sakit hati, karena memperlakukan wanita yang ia cintai dengan kasar.     

"Aku akan balas semua perbuatanmu, Ga! Liat saja nanti. Biar Alisa yang akan menanggung semuanya."     

Joseph tersenyum licik. Kali ini, ia sudah menemukan sebuah cara untuk menghancurkan hidup Saga beserta istrinya itu. Tak ada ampun baginya mereka berdua.     

Ia tetap akan melakukan cara ini, apa pun risikonya nanti. Joseph sudah terlanjur sakit hati pada Saga dan inilah yang harus pria itu rasakan.     

"Dulu, kau mencuri Reva dariku. Diam-diam, kau menjalin asmara dengan orang yang aku cintai. Dan, sekarang kau malah menyakiti Reva! Aku tak akan pernah terima itu." Joseph memukul-mukul seprai tempat tidurnya.     

Perlahan-lahan, ia akan menghancurkan hidup Saga dan itu dimulai dari benih yang telah dikandung Alisa. Pokoknya, setiap orang-orang yang Saga sayangi, akan merasakan akibatnya satu per satu.     

Dengan pancaran mata yang tajam dan melotot, Joseph menatap lurus ke sebuah botol kecil yang ada di atas nakas. Itulah harapan terbesarnya untuk bisa membuat Saga hancur, sehancur-hancurnya.     

Ia berterima kasih pada Reva karena sudah memberikannya sebuah racun. Joseph akan melaksanakan titah sang kekasih dengan sebaik mungkin dan tak akan mengecewakannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.