Arrogant Husband

Surprise Again?



Surprise Again?

0Setelah mereka sudah cukup puas berlibur sejak pagi hari, maka Saga memutuskan untuk segera pulang dulu ke hotel. Matahari siang juga rasanya semakin terik. Tidak ada bedanya dengan di Indonesia. Malam hari nanti, mereka akan ke luar lagi dan berjalan-jalan keliling Paris.     

Sehari saja, Alisa sudah puas. Apalagi kalau seminggu berada di sini, maka rasa bahagianya tak dapat dibendung lagi. Saga sebagai sang suami juga ikut bahagia melihat istrinya seperti ini. Tak ada salahnya memanjakan istri sendiri untuk mengajaknya berlibur ke luar negeri.     

Dua sejoli itu akhirnya tiba juga di hotel mewah. Saga segera mengajak Alisa menuju ke dalam kamar dan beristirahat. Sang istri terus saja bergandeng tangan, seolah tak mau melepaskan.     

"Hufttt! Capek sekali." Alisa menyapu keringatnya sendiri dengan punggung tangan.     

"Capek tapi sudah puas kan jalan-jalannya?" tanya Saga.     

"Tentu saja, hari ini aku merasa sangat puas sekali berlibur."     

Senyum semringah ditampilkan oleh Alisa. Saga mendekati sang istri yang sedang duduk di tepi ranjang.     

"Terus, mana jatahku?"     

Kening Alisa berkerut. Ia menoleh ke samping dan menatap wajah sang suami. Kemudian, menggeleng pelan.     

"Nanti saja. Aku sedang capek sekali. Ingin istirahat." Wajah memelas sengaja Alisa tunjukkan, agar Saga merasa iba padanya. Akhirnya, sang suami mengangguk pelan dan sedikit memonyongkan bibir.     

"Baiklah," lirih Saga.     

"Kau jelek bila seperti itu sayang. Ayo, kemarilah." Alisa menarik kedua tangan Saga agar pria itu bisa merebahkan diri di atas ranjang bersamanya.     

Alisa sengaja meletakkan kepalanya di dada Saga. Ia ingin tidur di sana karena merasa nyaman. Kemudian, pria itu menyuruhnya untuk segera tidur siang. Alisa perlahan-lahan memejamkan kedua matanya. Saga menengok sekejap, menatap wajah sang istri yang sudah mulai tertidur. Lantas, tak lama setelahnya, ia pun akhirnya menyusul wanita itu untuk tidur.     

***     

Sore harinya, Reva datang ke rumah Saga. Ia pun segera turun dari mobil. Kemudian, melangkah menuju pintu depan yang sedang dijaga oleh penjaga. Namun, penjaga itu tak membiarkannya masuk ke dalam, membuat Reva bertanya-tanya.     

"Maaf Nona, sebaiknya Anda pulang saja ke rumah."     

Mendengar ucapan dari salah satu dari mereka, membuat Reva tak suka hati. Ia tetap ngotot ingin masuk ke dalam. Apabila mereka tak membiarkannya masuk, maka Reva akan segera memanggil kedua orang tua Saga.     

"Maaf Nona, ini memang perintah langsung dari Tuan Saga. Siapa pun yang kemari tak boleh masuk, termasuk Anda dan orang tuanya sendiri."     

Penjaga itu tetap keukeuh untuk tak membiarkan Reva masuk. Kemudian, ia pun bertanya di mana keberadaan Saga, karena pria itu tak ada di kantornya sekarang.     

"Di mana Saga? Dia tidak ada di kantornya!"     

"Tuan Saga dan istrinya sedang berbulan madu ke luar negeri. Jadi, silakan Anda pergi dari sini karena Tuan Saga tak ada. Maafkan bila kami lancanh, tapi ini sudah perintah langsung dari Tuan," ujar salah satu dari mereka.     

Reva terkejut karena Saga dan Alisa pergi berbulan madu ke luar. Ia ternyata ketinggalan cukup jauh dengan Alisa. Reva terlambat untuk mencegah mereka berdua. Andai ia tahu, mereka akan pergi, pasti dirinya tak akan tinggal diam.     

Sambil menghentak-hentakkan kaki, kini Reva berlalu menuju ke dalam mobil. Ia sungguh sakit hati sekarang. Berusaha keras untuk mendapatkan hati Saga, tapi hasilnya nihil terus.     

"Awas saja kau, Alisa! Setibanya kau di sini nanti, aku akan membuat perhitungan padamu! Lihat saja!" Reva menginjak gas dan pergi dari rumah Saga. Ia ingin pergi menemui Bu Angel dan Pak Surya di rumahnya.     

***     

Setibanya di sana, lagi-lagi Reva mengadu pada Bu Angel dan Pak Surya. Disertai dengan isak tangis yang keluar begitu saja dari pelupuk matanya. Kedua orang tua Saga merasa simpati kemudian.     

"Reva jangan nangis lagi ya, Nak. Ada apa sebenarnya? Cerita sama om dan tante."     

"Tante, om ... Saga sama Alisa ...."     

Kemudian, Bu Angel dan Pak Surya berpandangan. Mendengar nama Alisa, mereka langsung tak menyukainya. Ada apa dengan wanita miskin itu?     

"Kenapa dengan mereka, Va? Cepat ceritakan."     

"Mereka berdua pergi bulan madu, om, tante. Reva tak bisa mencegah kepergiaan mereka berdua. Andai saja, aku lebih mengetahuinya lebih dulu, mungkin aku akan membatalkan rencana mereka dengan segala cara." Reva mengepalkan tangan untuk menyalurkan rasa marah. Ia tak suka melihat Alisa dan Saga semakin dekat satu sama lain. Rencananya harus berhasil untuk memisahkan mereka.     

Bu Angel dan Pak Surya juga tak suka melihat mereka bahagia bersama. Mereka juga ingin menghancurkan hubungan Alisa dan Saga. Sang anak harus segera bercerai dari wanita itu.     

"Keterlaluan! Rupanya wanita itu sudah membuat Saga jadi seperti ini. Ia rela menghambur-hamburkan uang jadinya demi Alisa!" ketus Bu Angel.     

Orang tua Saga tak suka, karena Alisa menurut mereka hanya memanfaatkan kekayaan dari Saga saja. Alisa pasti tak tulus mencintai putra mereka. Maka dari itu, Bu Angel akan semakin gencar untuk memisahkannya.     

"Yah, kita harus melakukan sesuatu nanti! Ibu tak rela, kalau Alisa menguasai Saga sepenuhnya. Mau jadi apa anak kita nanti, yah?" Bu Angel merasa cemas. Ia takut, kalau Alisa akan lebih membuat Saga lupa akan kedua orang tuanya sendiri.     

Dengan adanya masalah ini, Reva merasa menang lagi karena dirinya mendapat dukungan penuh dari mereka. Suami istri itu akan melakukan sebuah cara untuk menyingkirkan Alisa.     

"Sepulang Alisa dari luar negeri, ibu akan memberi perhitungan sama dia yah!"     

"Ya, ayah setuju. Biar wanita itu sadar diri dengan posisinya sekarang. Dia hanya bisa menggerogoti harta benda Saga saja. Ayah juga tak terima!"     

Reva semakin bersemangat mendengar hal ini. Ia merasa terbang bebas jadinya.     

"Reva pasti akan membantu om dan tante untuk menyingkirkan Alisa selama-lamanya dari hidup Saga," ujar Reva.     

"Iya Va, kita harus bersatu pokoknya."     

***     

Kini, sang purnama telah menyapa. Mereka berdua bersiap-siap pergi keluar untuk menikmati suasana malam hari. Saga dan Alisa sudah siap dan akan segera berangkat. Mereka akan naik taksi untuk menuju tempat wisata.     

Saga akan mengajak sang istri ke suatu tempat. Seperti biasa, tanpa memberitahukan pada Alisa terlebih dahulu. Karena, lagi-lagi ia akan memberikan kejutan yang membuat Alisa senang.     

"Malam ini, kita akan pergi ke mana lagi?" Alisa bertanya pada sang suami, ke mana pria itu akan mengajaknya malam ini.     

"Kau tak boleh tahu, karena ini rahasia. Nanti juga kau akan suka." Saga sambil mencubit pipi Alisa dengan gemas. Sang istri selalu saja ingin tahu.     

"Kau selalu bisa memberikan kejutan yang tak terduga. Aku akan selalu suka kejutan darimu." Alisa berlendeh dengan manja di dada sang suami. Saga kemudian mengusap-ngusap rambut sang istri yang begitu lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.