Arrogant Husband

Liburan di Paris



Liburan di Paris

0Salah satu wisata yang ingin mereka kunjungi di Paris adalah menara Eiffel. Menara Eiffel adalah ikon global Prancis dan salah satu bangunan terkenal di dunia. Saga dan Alisa tak akan melewatkan kesempatan emas ini, di mana mereka akan memuaskan diri di sini. Alisa merasa takjub dengan keindahan menara dengan ketinggian mencapai 300 meter lebih.     

"Sayang, ini begitu menakjubkan. Aku merasa sangat senang berada di sini," ujar Alisa. Sang istri begitu terpesona melihat menara Eiffel ini. Alisa membentangkan kedua tangan seraya berteriak.     

Saga hanya bisa menggeleng-geleng. Ia senang bisa melihat Alisa seperti ini. Wanita itu sungguh menikmati bulan madu mereka. Setelah sang istri puas di sini, Saga akan mengajak Alisa ke tempat wisata yang lain.     

Pria itu mengambil ponsel dari dalam saku celana. Kemudian, ia ingin mengambil gambar Alisa tanpa sepengetahuannya. Dengan cepat, Saga memotret sang istri yang tengah berdiri di depan megahnya menara Eiffel.     

"Cantik," lirih Saga sembari melihat hasil jepretannya sendiri.     

Alisa kemudian menyadari bahwa dirinya sedang dipotret oleh Saga. Ia pun menghampiri sang suami.     

"Kau memotretku?" tanya Alisa.     

"Iya. Kau terlihat sangat cantik seperti ini sayang." Pria itu memperlihatkan hasil fotonya. Kemudian, Alisa ingin mengajak sang suami untuk foto berdua. Saga setuju dengan keinginan Alisa dan mencari spot foto yang bagus.     

Mereka berfoto sambil membelakangi menara Eiffel. Berkali-kali, Saga dan Alisa mengabadikan momen ini di ponsel. Tawa mereka pecah begitu saja. Memang liburan kali ini sungguh mengasyikkan. Bagi Saga, ini adalah yang pertama kalinya ia berlibur bersama dengan orang tercinta.     

Saga memperlihatkan beberapa hasil foto kepada Alisa. Di foto tersebut, Alisa kelihatan sangat senang. Ia bisa melihat mimik wajahnya yang begitu bersinar rona kegembiraan. Saga kemudian merangkul sang istri dengan penuh mesra. Tak akan ia biarkan siapa pun mencoba untuk merusak rumah tangganya.     

"Sayang?"     

"Iya, kenapa?"     

"Aku merasa lapar."     

"Hmm, sama. Aku juga. Kita makan di sana ya." Saga menunjuk sebuah restoran yang dekat dari sini. Restoran mewah itu bernama 58 Tour Eiffel yang menawarkan hidangan ala Perancis dan bisa sambil melihat pemandangan kota Paris dari lantai satu.     

Saga dan Alisa segera masuk ke dalam. Tanpa menunggu lama, mereka berdua segera memesan makanan. Restoran ini ruangannya berwarna gelap, tetapi ada lampu berwarna kuning yang indah, menyinari ruangan tersebut. Memang terlihat begitu mewah saat memasukinya.     

Sambil menunggu makanan datang, mereka berdua tertawa bersama sembari melihat hasil jepretan foto-foto tadi.     

"Sayang, mari mendekat," ujar Saga sambil mengangkat kamera ponselnya. Ia ingin berfoto bersama Alisa di dalam restoran ini.     

Alisa mendekat dengan Saga. Kemudian, mereka berfoto bersama. Senyuman masing-masing terukir indah di sudut bibir. Mereka berdua tak akan melupakan momen-momen indah saat berada di sini.     

Tak lama, makanan pun datang. Seorang pelayan yang berpakaian serba rapi, tengah meletakkan makanan tersebut di atas meja. Ada hati sapi yang berbentuk unik, dibentuk seperti persegi panjang, salmon goreng dengan bumbu keju yang meleleh disertai daun bawang. Membuat Alisa dan Saga tak sabar ingin menyantap makanan tersebut. Saga memesan red wine, sedangkan Alisa hanya air mineral saja.     

"Selamat makan sayang," ujar Saga.     

"Selamat makan juga."     

Kemudian, mereka sama-sama saling menyantap menu yang ada di atas meja. Alisa menyukai rasa makanannya yang enak. Baru kali ini, ia mencoba makanan mewah begini. Sejak dulu, dirinya tak pernah makan seperti ini, karena Alisa hanya wanita biasa yang hidup sederhana.     

"Setelah selesai makan, kita akan berkunjung ke suatu tempat." Saga mengedipkan sebelah mata ke arah Alisa.     

"Ke mana?"     

"Nanti kau akan tahu sayang."     

***     

Ternyata Saga mengajak Alisa ke Sungai Siene. Jaraknya tak jauh dari menara Eiffel. Ia ingin mengajak sang istri naik ke kapal pesiar. Mendengar hal itu tentu saja Alisa sangat girang sekali. Sungai Siene merupakan destinasi yang tak boleh dilewatkan oleh pasangan yang sedang berbulan madu.     

Sungai ini sangat indah dipandang oleh mata sebab bersih dan sejuk. Tanpa berlama-lama lagi, Saga segera menyewa kapal itu agar sang istri bisa naik bersamanya. Naik kapal pesiar adalah salah satu cara berkeliling di kota Paris. Sebagian besar daya tarik kota ini adalah berada di tepi sungai. Bangunan-bangunan berseni klasik menjadi pemandangan pinggir sungai tersebut.     

"Bagaimana sayang? Indah bukan melihat pemandangan saat naik kapal pesiar ini?" tanya Saga. Ia memeluk tubuh sang istri dari belakang.     

"Sangat indah. Aku sangat menyukainya." Mata Alisa berkaca-kaca, begitu terharu dengan kejutan dari Saga. Pria itu selalu bisa membuat sesuatu menjadi tak terduga.     

"Nikmatilah bulan madu kita ini sayang." Saga mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ia ingin mengabadikan momen ini berdua dengan Alisa di atas kapal pesiar. Banyak pasangan di sini yang juga sama melakukan bulan madu seperti mereka.     

Saga mengambil foto beberapa kali dengan pose yang romantis. Terkadang, Alisa yang mencium pipinya. Bahkan, ia sendiri mengecup bibir sang istri dengan begitu lembut. Kemesraan mereka berdua di atas kapal ini disaksikan oleh banyak mata dan membuat yang lain tersenyum-senyum sendiri.     

"Nanti siang kita akan pulang sebentar ke hotel, lalu istirahat. Malam harinya kita akan berjalan-jalan lagi, mengelilingi kota Paris yang indah ini. Setuju?"     

"Aku sangat setuju."     

Setelah mengambil beberapa foto romantis mereka, Saga kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Kini, tangannya terjulur memeluk pinggul Alisa dari belakang. Wanita itu memang sangat nyaman untuk dipeluk. Saga sendiri jadi merasa ketagihan untuk terus memeluk Alisa terus menerus.     

Semilir angin yang sejuk membuat keduanya dibuai oleh keindahan Sungai Siene ini. Hingga, Alisa bahkan meminta Saga agar mengulur waktu sedikit lagi untuk pulang ke hotel. Mau tak mau, pria itu mengangguk patuh dengan ucapan Alisa. Wanita itu tentu saja sangat senang, karena bisa menikmati pemandangan ini dalam waktu yang lama.     

"Kenapa kau selalu bisa memberikanku kejutan yang tak terduga seperti ini sayang?" tanya Alisa kemudian.     

"Karena aku mencintaimu. Tak mau kehilanganmu."     

"Aku pun sama. Tak mau kehilanganmu juga. Terima kasih banyak untuk semuanya. Aku begitu senang ketika berada di sini bersamamu." Senyum merekah terukir indah di bibir Alisa. Sang istri sangat menikmati pemandangan Sungai Siene ini, sambil menikmati kapal pesiar.     

"Iya sayang, sama-sama. Kapan lagi kita bisa berbulan madu seperti ini lagi nanti? Jadi, kita akan menikmatinya bersama," ujar Saga. Alisa mengangguk-angguk.     

"Huum, kau benar. Kita berdua akan selalu bersama-sama. Ya kan?"     

"Ya, aku akan selalu berada di sisimu Alisa. Tak akan pernah ada wanita lain lagi dalam hidupku selain dirimu." Kemudian, Alisa berlendeh di bahu kekar Saga. Wanita itu senang karena disayang-sayang oleh Saga seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.