Arrogant Husband

Welcome to Paris



Welcome to Paris

0"Terima kasih, Pak."     

Kini, Saga dan Alisa sudah sampai di depan bandara. Sang sopir izin pamit untuk pulang. Mereka lantas segera masuk ke dalam.     

Alisa memandang ke sekitar bandara dengan begitu takjub. Begitu luas dan terlihat sangat mewah. Baru pertama kali, ia berada di tempat seperti ini. Saga menoleh ke sebelah, melihat Alisa yang begitu terpukau.     

"Kau suka melihatnya?"     

"Sangat suka. Ternyata sangat bagus ketika berada di dalam."     

"Lebih bagus lagi, kalau kita berdua nanti naik ke dalam pesawat," balas Saga.     

"Aku baru pertama kali naik pesawat. Bagaimana rasanya? Apa menakutkan seperti yang orang-orang katakan?"     

Saga lantas menggeleng. Naik ke pesawat tidak semenakutkan yang Alisa pikirkan. Ia pun mencoba memberi penjelasan pada sang istri. Wanita ini begitu polos di matanya, bukan seperti wanita pada umumnya.     

"Nanti kau akan tahu sendiri, bagaimana rasanya naik ke dalam sebuah pesawat. Di sana kita bisa melihat pemandangan langit yang begitu indah."     

"Benarkah?" Alisa terlihat tak sabar lagi ingin naik ke dalam pesawat.     

"Iya, benar. Naik pesawat itu sangat mengasyikkan."     

Alisa mengangguk-angguk sambil mengedarkan pandangan ke sekitar. Ia masih begitu takjub dengan pemandangan ini. Banyak orang hilir mudik di sini dan pastinya dengan tujuan yang sama, yaitu naik ke dalam pesawat dan bepergian ke tempat tujuan masing-masing.     

Saga dan Alisa terpaksa menunggu sebentar untuk menunggu jam keberangkatan mereka tiba. Ia mengajak sang istri untuk duduk di bangku.     

"Sabar ya sayang."     

"Iya, tak apa."     

***     

Kurang dari delapan belas jam lamanya mereka mengudara, akhirnya Saga dan Alisa sampai di Paris. Mata Alisa hendak menangis karena terharu. Baru kali ini, ia menginjakkan kaki di negeri yang dijuluki sebagai tempat paling romantis.     

Saga membawa kedua koper itu menuju ke sebuah hotel mewah. Ia ingin menyewa dalam seminggu ke depan. Mereka berjalan kaki menuju ke sana. Alisa kemudian menggamit lengannya dengan erat.     

"Kita akan menyewa hotel mewah di sini dalam seminggu. Kau pasti akan suka," ujar Saga.     

"Apa pun yang kau lakukan, aku pasti menyukainya."     

Mereka berdua sudah merasa sangat lelah, karena menempuh perjalanan yang cukup jauh. Saga bergegas melangkah untuk cepat sampai di hotel tersebut. Terlihat sang istri yang sudah agak kelelahan. Jarak dari bandara ke hotel hanya kurang dari sepuluh menit. Cukup dekat untuk mereka tempuh.     

Saga dan Alisa melihat hotel mewah itu semakin dekat. Mereka segera bergegas untuk masuk ke sana dan memesannya. Di sini sudah malam hari, suami istri itu ingin segera istirahat saja.     

Mereka melangkah masuk dan memesan hotel. Setelah itu, Saga menerima kunci hotel dan segera menuju ke atas. Di sanalah kamar mereka berdua berada. Tak bosan-bosan, Alisa memandang ruangan hotel ini. Begitu luas dan mewah dengan segala furniture di dalamnya.     

"Ayo sayang kita masuk ke dalam." Saga mengajak sang istri menuju ke kamar mereka. Alisa ingin membawa kopernya sendiri dan sang suami menyerahkannya.     

Alhasil, Saga dan Alisa sudah berada di depan kamar. Ia pun segera membuka pintu tersebut. Alisa langsung masuk dan merebahkan tubuhnya dengan kasar di atas ranjang. Sang istri membiarkan saja koper itu berada di depan pintu.     

"Maaf sayang. Aku terlalu lelah hari ini," ucap Alisa dengan pelan.     

"Ya sayang, tidak apa-apa. Tidurlah dulu kalau kau merasa lelah sekali." Alisa mengangguk.     

Sang istri kemudian memejamkan mata karena merasa ngantuk. Ditambah lagi rasa lelah yang sudah menghampiri sedari tadi. Perjalanan yang panjang memang membuat tubuh jadi capek. Alisa sudah lebih dulu tertidur, sedangkan dirinya masih belum bisa tidur karena masih ada urusan.     

Walaupun Saga sudah berada di Paris, tapi ia tak akan lupa dengan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan. Urusan kantor memang telah ia percayakan dengan orang kepercayaannya. Namun, dirinya tak akan membiarkan orang tersebut memegang tanggung jawabnya yang besar itu. Sebagai seorang CEO, Saga harus terlihat profesional.     

Setelah urusan ini nanti selesai, ia akan menyusul Alisa untuk tidur. Ia menoleh ke samping, di mana wanita itu sudah lebih dulu memejamkan mata. Terdengar suara dengkuran kecil keluar dari mulut sang istri.     

"Ya ampun, kau terlihat sangat kelelahan rupanya." Tangan Saga meraih anak rambut Alisa. Kemudian, mengusap-ngusap pipi sang istri dengan lembut.     

Saga pun merebahkan diri di samping Alisa. Ia memasukkan tubuhnya dan tubuh Alisa ke dalam selimut tebal. Kemudian, ia memeluk sang istri dengan begitu erat.     

Ia memandang wajah cantik Alisa dalam keadaan tidur seperti ini. Terlihat sangat menggemaskan.     

"Ya ampun, kau begitu terlihat sangat cantik, Alisa. Aku tak salah memilihmu sebagai istri.     

Karena merasa sudah cukup lelah, Saga pun memutuskan untuk segera tidur menyusul sang istri. Ia kemudian memejamkan mata dan mulai berlarut ke alam mimpi. Besok pagi, mereka berdua akan mulai menjelajahi tempat wisata di Paris ini. Pasti Alisa akan sangat senang berada di sini. Memang itu tujuan Saga, membuat sang istri merasa nyaman dan senang.     

***     

"Selamat pagi, sayang." Alisa terbangun lebih dulu dan ia menyibak gorden jendela agar sinar matahari pagi bisa masuk. Sedangkan, Saga masih tertidur.     

Pria itu menggeliat di atas ranjang sambil mengucek-ngucek kedua matanya. Ia melihat sang istri tengah berdiri di depan jendela. Masih mengumpulkan kesadaran penuh, Saga mencoba untuk mengedarkan pandangan ke sekitar sebelum bangkit.     

Alisa kemudian mendekati sang suami. Ia menatap wajah Saga dalam jarak yang dekat. Membuat pria itu langsung menariknya ke dalam pelukan. Alisa terkejut dengan reaksi sang suami yang gencar.     

"Hai cantikku, selamat pagi juga."     

Alisa tertawa kemudian, Saga membalas sapaannya. Saat ini, sang suami tengah memeluknya. Alisa sedang menindih dada bidang Saga.     

Saga kemudian mencuri ciuman bibir Alisa yang begitu manis menurutnya. Tak pernah bosan ia merasai itu. Alisa pun membalas ciuman itu tak kalah panas. Mereka sama-sama saling berperang lidah di dalam. Terdengar suara-suara desahan yang keluar kemudian, karena saking nikmatnya.     

"Apakah kau senang ada di Paris, sayang?" Saga menghentikan sejenak ciumannya itu. Ia lantas bertanya sesuatu.     

"Tentu saja aku sangat senang sayang. Kau memang selalu bisa memberiku sesuatu yang istimewa seperti ini. Jangan pernah bosan ya." Saga mengangguk dan melanjutkan lagi keromantisan mereka.     

Sebelum mandi dan berjalan-jalan keluar, mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu. Alisa dan Saga sangat senang berada di sini. Tak ada yang berusaha untuk mengganggu mereka berdua. Tak ada orang tuanya dan Reva lagi. Hanya ia dan Alisa saja.     

"Aku tak akan pernah bosan memberikanmu sesuatu sayang. Akan kuberikan terus asal kau menyukainya. Aku rela melakukan apa saja demimu. Nyawa pun kalau perlu akan kuberikan," ujar Saga. Alisa menangkup wajah sang suami dengan pancaran mata penuh cinta.     

"I love you suamiku."     

"I love you too."     

-----     

Akhirnya, Saga dan Alisa liburan juga ke luar negeri. Seneng deh ngeliat mereka hehehe.     

Jangan lupa semangat puasanya ya semua. Jaga kesehatan terus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.