Arrogant Husband

Makan Malam yang Gagal



Makan Malam yang Gagal

0Seorang pria tengah berdiri di depan cermin, mematut diri dan menyisir rambut. Dengan menggunakan setelan jas, ia tampak terlihat gagah. Sang wanita tampak mendekat dan memeluk tubuh atletisnya dari belakang.     

Kemudian, ia berbalik badan untuk menghadap wajah cantik sang istri. Tangannya terjulur untuk meraih pipi mulus nan kenyal itu. Alisa begitu cantik di matanya. Sebentar lagi, ia akan siap-siap pergi ke rumah orang tuanya.     

"Aku sebentar lagi akan pergi. Kau jangan ke mana-mana. Paham?"     

Sang istri mengangguk saat mendengar perintah dari Saga. Alisa berjanji tak akan pergi ke mana-mana sampai Saga kembali dari rumah.     

"Oh iya, kalau kau mengantuk, tidur saja lebih dulu dan jangan menungguku datang. Oke?"     

Lagi-lagi Alisa mengangguk patuh mendengar perintah dari sang suami. Sebentar lagi, Saga akan pergi dan menuju ke rumah orang tuanya. Terpaksa ia tinggal di kamar ini sendirian. Namun, tak mengapa, karena dirinya tak mau merusak kebahagiaan Saga dan orang tuanya.     

"Baiklah sayang. Semua ucapanmu akan aku penuhi," ujar Alisa yang tersenyum manis pada sang suami. Bagaimana Saga tak tergoda oleh kecantikan sang istri yang begini.     

Saga memajukan badannya dan mulai memberikan ciuman pada Alisa. Ia melumat bibir itu dengan mesra. Sang istri juga membalas, tak kalah mesranya. Setelah berciuman singkat, Saga pun berpamitan.     

Alisa mencium punggung tangan Saga dan akan mengantar sang suami sampai ke depan pintu rumah. Mereka sama-sama menuruni anak tangga dengan perlahan. Alisa menggamit lengan pria itu dengan erat.     

Mobil sudah terparkir siap di halaman. Salah seorang anak buah Saga tampak membukakan pintu mobil untuknya. Pria itu segera masuk ke dalam. Alisa melambaikan tangan ke arah sang suami.     

"Hati-hati di jalan sayang."     

"Iya sayang."     

Mata Alisa mengekor sampai mobil itu hilang dari pandangannya. Setelah sang suami tak ada lagi, barulah ia masuk ke dalam. Ia berdoa agar Saga baik-baik saja di jalan dan sampai tujuan. Alisa tersenyum kecut, karena tidak ikut bersama Saga. Namun, apa boleh buat, pria itu hanya bisa pasrah memenuhi keinginan kedua orang tuanya.     

***     

Saga sudah sampai di depan rumah orang tuanya. Ia pun segera turun dari mobil dan masuk ke dalam. Ayah dan sang ibu menyambutnya dengan penuh kehangatan. Bu Angel mencium dan memeluk putra semata wayangnya itu. Kemudian, mempersilakan Saga untuk menuju ke ruang makan.     

"Ibu senang kau datang kemari, Nak," ujar wanita yang berusia empat puluh tahunan itu pada Saga.     

Saga sudah duduk di kursi, begitupun dengan kedua orang tuanya. Semua makanan sudah terhidang di atas meja. Sungguh menggiurkan. Namun, sayang sekali momen seperti ini tak ada Alisa di sampingnya.     

"Oh iya, jangan dimakan dulu. Kita masih menunggu seseorang datang."     

"Seseorang?" Kening Saga berkerut. Ia bingung, siapa lagi yang harus ditunggu. Ia kira, mereka bertiga saja yang akan makan malam di sini.     

"Iya, nanti kau tahu sendiri, Nak."     

Saga penasaran, siapakah seseorang itu? Seseorang yang diundang datang ke sini oleh orang tuanya. Bahkan ia sendiri pun tak tahu akan hal ini.     

Kurang dari sepuluh menit, terdengar klakson mobil di luar rumah. Bu Angel segera bangkit dari duduk dan menghampiri siapa yang datang. Saga melihat ekspresi sang ayah yang duduk di samping kursinya. Pria itu terlihat tersenyum. Ia masih mengira-ngira, siapakah orang itu?     

Kemudian, Bu Angel datang menghampiri meja makan bersama dengan seorang wanita. Mata Saga terbuka lebar saat tahu siapa orang itu. Ia tak menyangka dengan rencana orang tuanya saat ini.     

Reva. Ya, Reva yang datang ke rumah ini. Wanita itu duduk di samping Saga. Ayah dan ibunya memperlakukan wanita itu layaknya menantu sendiri. Saga tak habis pikir dengan mereka.     

"Apa-apaan ini?! Bisa-bisanya kalian berdua mengundang Reva makan malam di sini?" Saga marah pada ayah dan sang ibu. Mereka mengundang orang lain yang bukan menantu. Sedangkan, Alisa tak mereka ajak ke sini. Padahal wanita itulah yang merupakan menantu mereka dan istri sah dari Saga.     

"Kenapa ayah dan ibu bisa berpikiran seperti ini? Reva bukan istriku. Alisa yang istriku. Tapi, kenapa kalian malah tak ingin mengajaknya kemari?" ungkap Saga. Pria itu memijit kepalanya yang tak sakit.     

Saga kemudian bangkit berdiri dan ingin pergi dari rumah orang tuanya, tetapi ditahan oleh Bu Angel. Ia tak ingin berada di sini lebih lama lagi. Mending ia pulang saja dan menemani Alisa di rumah. Saat ibunya meraih pergelangan tangannya, Saga langsung menepis dengan kasar.     

"Saga! Jangan seperti itu!" Reva akhirnya bersuara juga, setelah cukup lama ia hanya diam saja. Memperhatikan anak dan ibu yang sedang berselisih.     

"Diam kau! Kau suka kan melihatku dan ibuku seperti ini? Jangan bermuka dua, Va! Aku tahu niat bulusmu. Kau pura-pura baik dengan kedua orang tuaku!" ucap Saga dengan ketus. Ia tak menyukai keberadaan Reva di sini.     

"Saga, cukup! Jangan keterlaluan sama Reva. Ia tak tahu apa-apa." Pak Surya ikut bicara juga. Ia menyuruh putranya untuk tak bicara lancang dengan Reva.     

Ia pun memilih untuk pulang saja dari rumah ini dan tak ikut makan malam bersama. Tak suka ada Reva di sini. Saga melangkah menuju ke luar, tetapi dikejar oleh Reva. Wanita itu lantas menarik pergelangan tangannya.     

"Saga! Berhenti!" Reva menariknya sambil setengah berteriak.     

"Aku tak tahu apa-apa. Orang tuaku tak bercerita bahwa akan ada dirimu kemari. Mereka berdua lebih memilihmu dari pada Alisa, yang merupakan menantu mereka sendiri." Saga tersenyum singkat, kemudian ia melepaskan tangan Reva. Ia memilih untuk pergi dari sini, dari pada harus diam di rumah orang tuanya.     

Akhirnya pria itu melangkah pergi dari rumah ini. Saga masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin. Ia memacu dalam kecepatan tinggi, meninggalkan Reva yang hanya berdiam diri.     

Tak lama kemudian, datanglah Bu Angel menghampiri Reva di depan. Wanita itu sangat menyayangkan sikap putranya pada Reva. Acara makan malam kali ini benar-benar berantakan. Saga pergi begitu saja meninggalkan mereka semua.     

"Maafkan sikap Saga tadi ya, yang agak keterlaluan sama kau, Va. Mungkin dia syok melihatmu ada di sini," ujar Bu Angel.     

"Iya tante, Reva tidak apa-apa. Tante tenang aja, ya." Reva mengusap pelan pundak Bu Angel. Kemudian, ia tersenyum sesaat pada wanita itu.     

Bu Angel lalu mengajak Reva kembali ke dalam. Mereka semua akan melanjutkan makan malam lagi, tanpa adanya Saga. Namun, Reva sudah merasa hambar tanpa kehadiran pria itu. Tujuannya datang ke sini cuma untuk bisa makan malam dengan Saga.     

-----     

Puasanya lancar kan? Ayoo, semangat terus. Bentar lagi kita bakalan menuju hari kemenangan. Love you all.     

Salam dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.