Arrogant Husband

Terpaksa



Terpaksa

0"Saga menolak untuk makan malam bersama kita, yah." Nada kecewa terucap dari mulut Bu Angel. Pak Surya pun merogoh ponsel dalam saku celana. Ia ingin menghubungi putranya itu.     

Bu Angel melihat sang suami yang berusaha untuk meminta Saga agar datang malam ini. Jelas saja, tanpa kehadiran Alisa. Biar bagaimanapun, Bu Angel dan Pak Surya tak mau punya menantu seorang wanita yang tak sederajat dengan mereka.     

Pak Surya berkali-kali menghubungi Saga. Namun, pria itu rupanya tak mau mengangkat panggilan. Membuat Pak Surya jadi geram sendiri akhirnya.     

"Lantas, apa yang harus kita lakukan bu?"     

"Ancam saja dia, yah. Pasti Saga mau."     

Pak Surya pun menarik ulurkan layar ponselnya. Mencari sebuah aplikasi perpesanan berwarna hijau. Ia mengetik sebuah pesan untuk Saga, yang berisi sebuah ancaman. Kalau pria itu tidak datang malam ini, maka selamanya mereka akan terus membenci Alisa dan tak pernah merestui wanita itu.     

Jari jemari Pak Surya lihai mengetik. Senyumnya terkembang dan selesai membuat sebuah pesan untuk Saga. Ia mengancam anaknya sendiri dan Saga harus datang nanti malam, tanpa bersama dengan Alisa.     

"Bu, beres." Pak Surya mengacungkan jempol ke arah sang istri. Bu Angel terlihat senang bukan main.     

***     

Saga membaca sebuah pesan Whatsapp dari sang ayah. Isinya adalah bahwa ia harus datang malam ini untuk makan bersama tanpa Alisa. Kalau Saga tak datang, maka mereka berdua akan terus membenci istrinya dan tak akan pernah merestui pernikahan mereka.     

Hal ini membuat Saga jadi semakin geram dengan kedua orang tuanya. Terpaksa ia harus memenuhi permintaan mereka dan akan pergi makan malam hari ini. Dirinya pun harus meninggalkan Alisa di rumah.     

"Kenapa sayang?" Alisa melihat wajah sang suami yang sedang tak karuan. Ia pun mendekat.     

"Lihat ini sayang." Saga menjulurkan ponselnya pada sang istri, agar Alisa bisa melihat isi pesan tersebut. "Maafkan aku, terpaksa kau harus tinggal di rumah malam ini dan tak ikut. Ini semua aku lakukan agar mereka mau menerimamu."     

'Ya Tuhan, orang tua Saga sampai segitunya padaku.'     

Hati Alisa agak sakit melihat isi pesan tersebut. Orang tua Saga tak menginginkan kehadirannya di sana. Namun, apa boleh buat, Alisa harus mengalah agar mereka lambat laun bisa menerimanya.     

"Tidak apa-apa. Kau pergilah nanti. Jangan khawatir padaku di sini, aku tak akan ke mana-mana." Alisa menepuk pelan pundak sang suami. Meyakinkan Saga untuk bisa menghadiri acara makan malam itu nanti.     

"Hmm, baiklah sayang. Aku akan pergi malam ini. Aku mohon padamu, jangan ke mana-mana."     

"Iya sayang. Aku janji."     

Alisa harus menerima semuanya. Mungkin ini adalah ujian dari Tuhan. Mengujinya lewat sebuah hubungan pernikahan yang tak direstui oleh sang mertua. Biar bagaimanapun, Alisa akan tetap mempertahankan rumah tangga bersama dengan Saga.     

Sang suami mengelus anak rambutnya dengan perlahan. Sekarang hidup Alisa tak bisa tanpa kehadiran Saga. Perlahan-lahan tapi pasti, Saga sudah berhasil membuatnya jatuh cinta.     

Pertemuan di awal yang cukup membuat emosi, apalagi sikap angkuh Saga yang tak mau dibantah sedikit pun. Kini, pria itu menjadi seorang yang lemah lembut, pengertian, dan perhatian padanya.     

"Pertemuan pertama kita memang tak mengenakkan. Apalagi kau sudah berbuat nekat padaku dulu. Tapi, sekarang aku sangat takut kehilanganmu," lirih Alisa.     

"Aku dari dulu juga sangat takut kehilanganmu. Makanya aku berniat ingin melamarmu waktu itu. Tapi, kau marah besar."     

Jelas saja siapa yang tak marah. Pertama kali bertemu, Saga langsung ingin melamar dan Alisa pun tak pernah mengenalnya sekalipun. Apalagi wanita itu pernah dibawa paksa ke rumah besar ini. Namun, dari situlah cinta mereka perlahan mulai tumbuh. Alisa bisa menerima kehadiran Saga di sisinya.     

"Maafkan kesalahanku dulu ya, sayang. Aku melakukan itu semua, karena begitu takut kehilanganmu." Saga membelai wajah Alisa dengan telapak tangannya.     

"Tidak papa. Yang lalu, biarlah berlalu. Sekarang, mari kita jalani masa depan kita bersama."     

Saga kemudian merangkul sang istri ke dalam pelukan. Sekarang ia sudah sangat terbiasa dengan aroma harum tubuh Alisa. Bagaikan terhipnotis dan tak akan bisa lepas. Wanita itu sudah menjeratnya ke dalam jurang cinta, hingga Saga tak dapat jauh dari sisinya.     

Saga kemudian berbisik ke telinga Alisa. Ia mengucapkan kata-kata manis yang begitu melelehkan hati. Membuat sang istri merasa istimewa. Namun, semua ungkapan manis darinya memang tulus dari hati terdalam.     

"Kau adalah wanita satu-satunya yang membuatku tergila-gila seperti ini. Hanya kau yang bisa dan tak ada yang lain. Kelak, jadilah ibu dari anak-anakku," ucap Saga sambil mengelus perut Alisa. Ia sangat berharap sang istri akan segera hamil.     

Keinginan terbesar Saga adalah mempunyai sepasang anak kembar. Namun, kalau hanya diberi satu anak saja oleh Tuhan, tak masalah baginya. Semoga saja, keinginannya itu dikabulkan oleh Sang Maha Pencipta.     

Alisa begitu terharu mendengar ucapan Saga. Sang suami ingin sekali mendapatkan anak kembar. Ia takut, kalau tak bisa memenuhi keinginan Saga. Namun, kembali lagi bahwa semua adalah kehendak Tuhan.     

Mereka berdua berpeluk mesra. Saga dan Alisa saling mencurahkan rasa cinta masing-masing. Di dalam hati Saga hanya ada Alisa seorang, begitupun sebaliknya. Cinta mereka makin lama, makin bertumbuh.     

"Oh ya, nanti malam jangan pergi ke mana-mana saat aku tak ada di rumah. Tetaplah berada di kamar ini saja. Aku akan meminta pelayan untuk membawakan makanan untukmu," ucap Saga yang perhatian pada sang istri. Alisa lantas mengangguk.     

Ia tak akan pergi ke mana-mana sesuai dengan perintah Saga. Alisa merasa trauma kalau harus ke luar rumah tanpa bersama dengan sang suami. Kejadian tadi pagi, sudah cukup membuat Alisa merasa takut. Beruntung, dewi fortuna masih berpihak padanya. Andai saja, tak ada anak buah Saga maka ia tak tahu lagi harus berbuat apa.     

"Kenapa melamun sayang?" Saga agak khawatir pada Alisa. Beberapa kali sang istri kepergok sering melamun. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh wanita itu.     

"Tidak papa. Aku hanya merasa sedikit lelah saja dan pengen istirahat," jawab sang istri.     

Alisa merebahkan diri di atas ranjang. Saga hanya menatap sang istri yang tengah rebahan. Ia takut telah terjadi yang tidak-tidak pada Alisa, tapi sang istri malah menyembunyikan sesuatu darinya.     

"Ya sudah, kau istirahat saja ya. Aku sebentar lagi mau siap-siap untuk ke rumah ibu dan ayah." Saga mencium kening Alisa sekejap dan membiarkan sang istri untuk istirahat. Ia lantas bangkit dan keluar dari kamar sebentar.     

'Maafkan aku sayang. Aku terpaksa memenuhi semua permintaan orang tuaku untuk makan malam bersama tanpa kehadiranmu. Agar mereka perlahan bisa menerimamu dengan baik.'     

-----     

Hari ini done update 3 bab, hihihii senangnya. Ditunggu besok ceritanya ya. Semoga para readers puas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.