Arrogant Husband

Dijebak dan Ditinggalkan



Dijebak dan Ditinggalkan

0Bu Angel dan Pak Surya sudah tiba di depan rumah sang anak. Mereka akan mengelabui orang-orang di rumah ini dan berpura-pura baik dengan Alisa. Hingga, mereka bisa mengajak wanita itu keluar dari sini dan ikut bersama ke dalam mobil.     

Mereka berdua dipersilakan masuk oleh para penjaga. Kemudian, disajikan minuman oleh pelayan.     

"Alisa mana?" tanya Bu Angel sambil tersenyum ramah pada pelayan itu.     

"Nyonya Alisa ada di dalam kamarnya."     

"Bisa panggilkan dia sebentar agar ke sini?" Pelayan tersebut mengangguk dan melangkah menaiki anak tangga.     

Bu Angel dan Pak Surya tersenyum licik. Mereka akan membawa Alisa pergi ke suatu tempat. Tidak untuk menculik, tapi memberi peringatan pertama agar sang menantu mau melepaskan putra mereka.     

Saat berada di dalam kamar, Alisa mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya dari luar. Ia pun segera membuka pintu tersebut. Seorang pelayan tengah berdiri di sana.     

"Ada apa?"     

"Di ruang tamu ada Bu Angel dan Pak Surya yang sedang mencari Nyonya. Mereka ingin bertemu dengan Nyonya."     

Ada sedikit perasaan ragu untuk bertemu dengan sang mertua di bawah. Alisa sontak jadi tak enak hati. Apakah ini pertanda baik ataukah buruk untuknya?     

"Baik, aku akan segera ke bawah," ujarnya. Alisa segera menyingkirkan pikiran buruk itu terhadap mereka. Ia akan menuju ke ruang tamu untuk bertemu dengan mertuanya.     

Ia bersama turun ke bawah dengan seorang pelayan. Pelayan tersebut mengekor di belakang. Alisa menuruni satu per satu anak tangga, hingga ia bisa melihat Bu Angel dan Pak Surya yang sedang duduk di sofa.     

Alisa menghampiri sang mertua dan duduk tak jauh dari mereka. Ia ingin menyapa terlebih dahulu, tapi rasa sungkan pun menyelimuti. Terlebih lagi, dirinya tak dekat dengan orang tua Saga.     

Lirikan mata Bu Angel terhadap Pak Surya tak membuat Alisa merasa curiga. Orang tua Saga memang ingin berniat jahat padanya sejak awal.     

"Alisa, kami berdua ke sini ingin mengajak kau jalan-jalan sebentar saja," ujar Bu Angel membuka percakapan.     

"Iya Alisa. Anggap saja, ini awal untuk mengenal lebih dalam tentang menantu kami. Apa kau bisa ikut kami sebentar?"     

Bu Angel dan Pak Surya mencoba membujuk Alisa untuk ikut bersama mereka. Sedangkan, sang menantu terlihat ragu untuk mengiyakannya.     

"Bagaimana Alisa? Kau bersedia ikut?" tanya Pak Surya lagi.     

"Baiklah, Yah, Bu, aku bersedia untuk ikut bersama kalian." Dengan senyum semringah, Alisa senang karena sang mertua sudah mulai menerimanya. Ia berharap, selamanya akan seperti ini.     

Suami istri itu pun juga turut senang, karena Alisa mau diajak bersama dengan mereka. Kelicikan mereka akhirnya membuahkan hasil. Mustahil Bu Angel dan sang suami mau menerima Alisa, yang tidak jelas asal usulnya dari mana. Berkat pemberian barang mewah dari Saga, wanita itu jadi berubah drastis.     

"Aku berganti pakaian sebentar saja, ya."     

"Tidak usah! Tidak usah ganti pakaian. Kau sudah terlihat sangat cantik seperti ini. Kita langsung saja jalan, bagaimana?" Bu Angel sudah tidak sabar lagi untuk mengajak Alisa keluar dari rumah ini dengan segera. Dan, akan memberinya peringatan untuk menjauh dari putranya.     

Wanita polos itu akhirnya mengangguk dan ikut bersama dengan mereka berdua. Mereka semua bangkit dari duduk dan menuju ke dalam mobil.     

"Nyonya Alisa mau ke mana?" tanya seorang anak buah dari Saga.     

"Aku akan pergi sebentar dengan mertuaku."     

"Saya akan ikut bersama Anda di belakang." Anak buah Saga ingin ikut bersama Alisa dengan menggunakan mobil lain.     

"Tidak usah repot-repot. Kau tetap di sini saja. Aku hanya sebentar."     

"Tapi, Nyonya ...."     

Namun, Alisa tetap dengan pendiriannya sendiri. Ia masuk ke dalam mobil bersama dengan Bu Angel. Anak buah Saga tak dapat mencegahnya.     

Bu Angel sangat senang, karena Alisa sudah ada bersamanya di sini. Ternyata mudah saja untuk mengelabui menantunya itu. Mobil yang dikendarai oleh Pak Surya segera melaju dari rumah Saga. Sedangkan, Alisa terlihat menikmati dan tak menaruh rasa curiga sedikit pun.     

"Bu, kita akan jalan-jalan ke mana?" tanya Alisa.     

"Lihat saja nanti. Kau juga akan tahu sendiri." Alisa lantas mengangguk.     

Ia belum tahu, ke mana sang mertua akan membawa dirinya pergi. Namun, semakin ke sini, perjalanan terasa jauh dan melewati semak-semak. Perasaan Alisa pun mendadak tak enak. Ia panik kemudian.     

"Bu, Ayah, kenapa kita ke sini?" Alisa melihat sepanjang jalan hanya ada semak-semak saja.     

"Cerewet sekali kau ya!" bentak Bu Angel padanya. Inilah yang Alisa takutkan.     

"Sungguh ... ini ada di mana?"     

Pak Surya memberhentikan mobil. Setelah itu, Bu Angel juga ikut keluar bersama. Alisa masih berdiam diri di tempat.     

"Keluar!" Bu Angel menarik paksa tangan Alisa dan membawanya keluar dari mobil. Sang mertua membawanya ke dalam sebuah rumah kosong yang tak berpenghuni. Alisa jadi semakin takut.     

"Bu, aku mohon jangan seperti ini padaku," mohon Alisa sambil menitikkan air mata.     

Bu Angel masih menarik tangan sang menantu. Kemudian, mendorong punggung Alisa hingga terjatuh ke lantai.     

Suami istri itu tertawa terbahak-bahak melihat penderitaan Alisa di depan mata. Bu Angel memberi peringatan padanya, agar segera menjauh dari Saga. Wanita itu juga menyuruh agar lekas bercerai dengan putra mereka.     

"Kalau kau tidak segera bercerai dengan Saga, aku bisa saja melakukan lebih dari ini." Mata Bu Angel melotot tajam pada Alisa.     

Saking tak sukanya pada Alisa, Bu Angel sampai nekat melakukan aksi seperti ini. Menyuruh pada wanita itu untuk menjauhi putranya. Bu Angel berniat menyatukan Saga dan Reva kembali.     

"Kenapa ibu dan ayah bersikap seperti ini padaku? Apa salahku dengan kalian?" tanya Alisa sambil menangis terisak.     

"Karena kami berdua tak suka padamu!" Bu Angel meraup dengan kasar wajah Alisa. "Kau dari keluarga yang tak jelas asal usulnya!"     

Alisa hanya bisa pasrah dengan perlakuan ibu mertuanya. Ia tak ingin membalas apa-apa, apalagi sampai mengadukan hal ini pada Saga. Dirinya tak mau membuat orang tua dan anak saling membenci.     

"Secepatnya kami akan tunggu perceraianmu dengan Saga."     

Alisa lemah tak berdaya. Sedangkan, kedua orang tua Saga mulai meninggalkan dirinya sendiri di rumah kosong ini. Mereka tak pernah peduli. Ia menatap nanar ke depan, memandangi mobil yang mulai menjauh pergi.     

Kepalanya terasa berat. Tubuhnya tak kuasa lagi menahan beban. Alisa mulai terhuyung ke belakang karena tak sanggup lagi.     

"Nyonya ...," teriak seorang pria yang mendekat padanya.     

Samar-samar Alisa bisa mendengar suara itu. Ia bisa menatap wajah pria yang ada di depannya kini sebelum tak sadarkan diri.     

----     

Besok tanggal 1 Mei bakalan gencar update buat si Saga dan Alisa, 3 bab sekaligus hihihi.     

Oh iya, yang punya aplikasi GoodNovel bisa mampir ke ceritaku, judulnya Me and My Introvert CEO.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.