Arrogant Husband

Kapal Pesiar



Kapal Pesiar

0Setelah mereka berdua mengurus paspor dan visa, maka Saga dan Alisa harus menunggu beberapa hari ke depan agar prosesnya selesai. Memang memakan waktu berhari-hari, ada juga yang sepekan. Namun, tak mengapa bagi mereka. Terpenting Saga dan sang istri bisa liburan ke luar negeri.     

Saga akan mengajak Alisa ke suatu tempat. Kini, mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil.     

"Sayang, kita akan ke mana?" tanya Alisa.     

"Ke suatu tempat. Aku yakin, kau pasti suka."     

Alisa mengangguk. Ia yakin bahwa sang suami sudah menyiapkan sesuatu yang istimewa. Dirinya hanya menurut saja dan tak banyak bertanya lagi. Mobil yang dikendarai oleh Saga sudah mulai melaju. Pria itu memacu dengan kecepatan sedang.     

Di tengah perjalanan, Alisa tak banyak bicara. Sang istri hanya diam saja sambil fokus melihat ke depan jalan. Saga menyunggingkan senyum, karena ia sudah merencanakan sesuatu untuk sang istri. Ia yakin, pasti Alisa akan sangat senang.     

***     

Sesampainya di sebuah tempat yang Saga rahasiakan sedari tadi, sekarang Alisa begitu terpukau. Bagaimana tidak, kini mereka sedang berada di depan kapal pesiar yang besar dan mewah.     

Saga menjulurkan tangan dan Alisa membalas uluran tangannya. "Mari kita masuk ke dalam kapal pesiar ini sayang."     

Mata Alisa berkaca-kaca. Hatinya begitu senang bukan main. Debaran jantungnya kian berirama karena Saga memberinya kejutan yang luar biasa. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam kapal pesiar.     

Ada beberapa pelayan kapal yang mempersilakan mereka masuk. Saat berada di dalam, Saga dan Alisa disuguhi pemandangan yang begitu mewah. Ada berbagai macam perabotan mewah di dalamnya.     

"Wahh ...." Alisa menangkup kedua tangannya. Merasa takjub dengan apa yang dilihat barusan. Matanya masih berkaca-kaca.     

Saga lantas mendekati sang istri dan memeluknya dengan erat. Setengah berbisik, Saga berucap, "Sayang, apa kau senang dengan kejutan yang kuberi ini?"     

"Tentu sayang. Aku sangat senang," balas Alisa yang juga memelankan suaranya. Wanita itu terdengar menangis. Bukan tangisan kesedihan, melainkan kebahagiaan.     

Saga kemudian menatap wajah sang istri. Kemudian, menghapus tetesan air mata yang terjatuh dari pelupuk mata. Ia menjulurkan tangan untuk mengajak Alisa melihat pemandangan dari atas kapal. Dengan cepat, mereka pergi ke sana.     

Terik matahari siang begitu menyengat. Namun, tak membuat mereka berdua menyurutkan niat untuk melihat pemandangan dari atas kapal pesiar ini. Angin yang sepoi-sepoi, menerbangkan rambut panjang milik sang istri. Kadar kecantikan Alisa makin bertambah dan terkesan seksi di mata Saga.     

Mereka berdua sudah berada di atas kapal pesiar. Lantas, Saga memeluk Alisa dari belakang. Dua sejoli itu bisa melihat pemandangan laut yang begitu asri.     

"Kenapa kau bisa memberikan aku kejutan spesial seperti ini?" tanya Alisa kemudian. Saga masih memeluk erat perut Alisa dari belakang.     

"Karena kau begitu berharga, jadi layak mendapatkan kejutan yang spesial. Salah satunya adalah ini."     

Pria itu lantas menciuminya lagi bertubi-tubi. Melumat bibir sang istri dengan begitu lembut. Kedua tangan mereka saling bergenggaman erat.     

"Alisa ... kau milikku seutuhnya. Begitupun sebaliknya. Aku milikmu, sayang. Hanya milikmu."     

Senyuman tercetak di sudut bibir Alisa. Ia begitu senang, karena mendapatkan perhatian yang begitu manis dan romantis dari sang suami. Tak akan pernah ia lupakan momen kebersamaan ini bersama dengan Saga. Semakin ke sini, dirinya semakin mencintai pria itu dan tak mau jauh dari sisi sang suami.     

Alisa tak akan rela, kalau Reva akan merebut Saga dari kehidupannya. Demi Tuhan, ia rela melakukan apa saja, agar rumah tangganya bersama Saga selalu utuh. Karena Reva adalah bagian masa lalu, sedangkan dirinya adalah masa depan dari pria itu.     

"Permisi," ucap salah satu pelayan kapal datang menghampiri mereka sambil membawa sebuket bunga mawar yang besar.     

"Oh ... terima kasih." Saga langsung mengambil buket bunga mawar itu dan memberikannya pada Alisa.     

Sang istri begitu terheran-heran, karena Saga menjulurkan buket bunga itu padanya. Segera ia raih pemberian dari sang suami.     

"Untukku?"     

"Ya, untuk istriku tercinta. Ini adalah salah satu kejutan dariku lagi." Saga mencubit hidung Alisa karena merasa gemas.     

Alisa tak menyangka, bahwa diberi kejutan bertubi-tubi seperti ini. Saga memberinya sebuket bunga mawar yang cantik.     

"Terima kasih banyak, karena selalu memberiku kejutan yang tak pernah kuduga."     

"Iya sayang, semua ini untukmu seorang." Mereka berpelukan lagi. Saga kembali memeluknya dari belakang. Sedangkan, Alisa memegang buket bunga tersebut.     

Istri mana yang tak bahagia, saat diperlakukan semanis ini oleh sang suami. Seorang Saga yang dulunya ia anggap pria yang arogan, tingkah yang menyebalkan dan selalu ingin menang sendiri. Namun, pada nyatanya sekarang seorang sosok yang begitu romantis dan perhatian.     

Ini semua Saga lakukan demi cintanya pada wanita itu. Baginya, Alisa sangat berharga. Maka dari itu, ia rela melakukan apa saja. Sekarang yang Saga harus perjuangkan adalah rumah tangganya. Ia harus bisa mendapatkan restu dari kedua orang tua agar mereka bisa menerima keberadaan Alisa.     

"Sayang, aku ingin anak kembar nanti," ucap Saga, "kalau Tuhan mengabulkan permintaanku itu, maka aku akan sangat bersyukur sekali."     

"Tapi, kalau kita tidak bisa mendapatkan anak kembar. Apa kau akan meninggalkan aku?" Kecemasan kemudian datang melanda Alisa. Ia takut, kalau tak bisa memberikan anak kembar untuk Saga.     

"Aku tak akan pernah meninggalkanmu dalam keadaan apa pun. Kalau pun kita nanti mempunyai satu orang anak saja, baik itu laki-laki atau perempuan, tak masalah bagiku sayang. Nanti kita bisa tambah momongan lagi. Oke?"     

Keinginan Saga untuk bisa mendapatkan anak kembar, membuat Alisa sedikit sedih. Ia takut kalau tak bisa memberikan anak kembar untuk Saga. Namun, kembali lagi pada Kuasa Tuhan.     

"Kita berdoa saja ya sayang, semoga kita diberikan sepasang anak kembar nanti." Alisa berdoa pada Tuhan, agar nanti bisa diberi anak kembar.     

"Tentu sayang." Saga kembali mencumbu Alisa dengan begitu bergairah. Andai mereka berdua berada di rumah, maka Saga dan Alisa akan berhubungan intim.     

Alisa sangat berharap, semoga ia bisa segera hamil dan mempunyai anak kembar, sesuai dengan kemauan Saga. Karena pria itu selalu melakukan apa saja untuknya dan memberikan kejutan yang tak terduga. Maka dari itu, Alisa ingin membalas kebaikan sang suami. Terlepas dari semua yang Saga lakukan dulu padanya, ia sekarang sangat mencintai pria itu.     

"Sayang," panggil Saga.     

"Iya sayang?"     

"Sehabis pulang nanti. Aku minta jatah lagi, ya." Saga mengedipkan sebelah mata pada sang istri. Tak pernah bosan ia meminta jatah pada Alisa, karena pelayanan sang istri begitu memuaskan.     

"Hmm, baiklah." Alisa malu-malu sendiri di hadapan sang suami. Ia akan dengan senang hati melayani Saga di rumah nanti.     

------     

Hai readers, semoga kalian selalu sehat di sana. Aku gak bosan-bosan mendoakan buat kalian semua. Semoga puasanya lancar bagi yang menjalankan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.