Arrogant Husband

Keajaiban



Keajaiban

0"Apakah kau percaya dengan sebuah keajaiban?" tanya Alisa pada Saga. Mereka berdua kini tengah duduk romantis di tepi ranjang. Sedangkan, Lisa masih tertidur pulas.     

"Dulu ... aku tak pernah memercayai keajaiban. Namun, sekarang aku telah percaya."     

Alisa meletakkan kepalanya di pundak Saga. Suami istri itu merasa nyaman satu sama lain.     

"Begitukah? Lantas, apa yang membuatmu sekarang percaya, bahwa keajaiban itu nyata?"     

"Karena kau," ucap Saga. Pria itu memandang ke arah sang istri. Alisa mendongakkan wajahnya ke wajah Saga.     

"Aku?"     

"Iya, kau. Kau adalah keajaiban itu yang membuatku sekarang percaya."     

Alisa tersenyum manis saat ditatap sehangat ini oleh Saga. Pria itu bahkan membelai rambutnya dengan perlahan. Membuat Alisa jadi terbuai dan hanyut dalam pelukan Saga.     

Saga membawa Alisa ke dalam pelukannya. "Aku sangat mencintaimu sayang. Apa pun yang akan terjadi nanti, rasa cinta dan kasih sayangku hanya untukmu seorang. Tak ada wanita lain dalam hatiku selain kau."     

Hampir setiap hari mendengar ucapan-ucapan manis dari sang suami membuatnya tak akan bisa melepaskan diri dari Saga. Ia telah jatuh, sedalam-dalamnya dalam lubang cinta. Pria itu telah berhasil mengambil hatinya seutuhnya.     

Kemudian, Saga mengecup dengan singkat kening sang istri. Alisa merasa sangat senang ketika diperlakukan seperti ini dengan romantis. Saga akan selalu memberikan perhatian-perhatian ini padanya.     

"Terima kasih untuk segalanya, karena kau telah berada di sampingku," ujar Alisa.     

"Sama-sama sayang. Ini adalah bukti cintaku padamu."     

Alisa sangat yakin, kalau hati Saga hanya untuknya seorang. Bahkan, Reva pun tak akan bisa mengambil hati suaminya. Namun, bukan berarti Alisa diam saja saat wanita itu masih gencar untuk mengincar Saga.     

"Apa yang telah kau pikirkan sayang?" tanya Saga yang melihat sang istri tiba-tiba jadi terdiam.     

"Kau tahu sendiri kan, bagaimana gencarnya Reva untuk bisa merebut hatimu kembali? Aku takut, kalau suatu hari nanti, dia bisa berhasil untuk memilikimu."     

"Tidak akan terjadi hal seperti itu sayang. Rasa sayang dan cintaku hanya tetap milikmu saja. Tak akan ada wanita lain, bahkan Reva sekalipun."     

Saga dengan tegas berucap bahwa dirinya hanya milik Alisa seorang. Tak akan ada yang bisa membuatnya jauh dari sang istri.     

Beberapa saat kemudian, Saga pun langsung menciumi bibir Alisa dengan bertubi-tubi. Ia tak tahan, kalau melihat bibir manis merah merona milik sang istri menganggur seperti ini. Alisa pun tak kalah panas memberi balasan.     

Suami istri itu lalu sama-sama menjatuhkan diri di atas ranjang. Kepala Alisa tepat berada di bantal. Sedangkan, sang suami menindih tubuhnya dan mulai bermain-main. Saga dengan penuh nafsu, menciumi terus-menerus bibir Alisa. Sama-sama berperang lidah di dalam dan bertukar ludah.     

Tak lupa, remasan di gunung kembar tak terlewatkan oleh Saga. Pria itu dengan semangat meremas-remas buah dada yang besar nan kenyal itu.     

Alisa kemudian tersenyum-senyum sendiri saat melihat ekspresi sang suami. Saga saat ini berwajah ceria karena kedua tangannya sedang lihai meremas sesuatu yang begitu kenyal.     

"Sayang?" panggil Saga.     

"Iya sayang, kenapa?"     

"Kenapa kau terlihat sangat cantik sekali? Hingga membuatku selalu jatuh cinta." Saga berhenti meremas kedua buah dada milik Alisa. Ia fokus untuk mendengarkan jawaban sang istri.     

"Kau ini ada-ada saja. Selalu bisa membuatku tersipu malu."     

"Memang kenyataannya seperti itu. Kau sangat cantik sekali sayang."     

Tak terasa, jarum jam yang ada di dinding kamar hampir menunjukkan pukul sepuluh malam. Saga pun menyuruh sang istri untuk segera tidur. Ia tak mau, kalau Alisa begadang.     

"Sayang, ayo tidur. Sudah larut malam. Mumpung Lisa juga tidur."     

"Baiklah, ayo."     

***     

Baru beberapa saat Saga pergi dari kantor, tiba-tiba ada sebuah nomor tak dikenal masuk ke ponselnya. Membuat Alisa bingung, apakah ingin mengangkat panggilan itu atau tidak. Ia curiga sekaligus takut.     

Alisa memang sengaja tak ingin mengangkat panggilan itu. Namun, teleponnya selalu berbunyi dan menampilkan nomor yang sama seperti tadi. Dengan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Alisa pun menjawab panggilan itu.     

"Hallo, ini siapa?"     

Bukannya menjawab pertanyaannya, malah terdengar suara ketawa seorang wanita di seberang sana.     

"Alisa, Alisa!"     

'Reva?'     

Alisa akhirnya tahu, bahwa yang tengah meneleponnya saat ini adalah Reva. Wanita itu selalu saja mengganggu kehidupannya. Entah apa lagi yang akan Reva lakukan.     

"Mau apa lagi kau hah!"     

"Ughh, jangan marah seperti itu, Sa."     

Perdebatan kecil yang terjadi di telepon, membuat Reva dan Alisa terus bicara. Kedua wanita itu tak mau mengalah sama sekali. Reva pun masih memberi ancaman padanya, untuk segera menjauh dari Saga.     

"Jangan mimpi kau bisa mendapatkan Saga dengan mudah! Suamiku tak semudah itu untuk ditakhkukan. Dia sangat sayang dan setia padaku."     

"Benarkah?" tanya Reva meremehkannya dari ujung telepon. "Aku tak percaya dengan ucapanmu, Sa." Alisa akan terus percaya dengan perkataan Saga.     

Di dalam sebuah hubungan suami istri, yang paling penting itu adalah rasa saling percaya. Jadi, Alisa tak akan mudah terhasut oleh bujuk rayu Reva. Wanita itu memang selalu membuat pikirannya jadi tak karuan.     

"Aku sangat percaya dengan suamiku! Apa pun yang terjadi nanti, Saga tak akan pernah bisa kau miliki!"     

Akhirnya, Alisa memutuskan sambungannya dengan Reva. Ia benar-benar muak dengan mantannya Saga itu. Masih saja terus berusaha untuk menghancurkan rumah tangganya. Reva sama sekali tak ingin menyerah untuk mendapatkan suaminya lagi.     

"Bagaimana ini? Reva begitu nekat ingin membuatku dan Saga berpisah. Aku tak tahu sama sekali jalan pikirannya."     

Alisa berharap, semoga rumah tangganya selalu dalam keadaan baik-baik saja dan harmonis. Saga adalah sosok pria yang baik. Ia percaya dengan sang suami.     

Wanita yang telah cemburu buta bisa melakukan apa pun yang dia inginkan, sama seperti yang Reva lakukan saat ini. Membuat Alisa takut bukan main. Ia khawatir, kalau Saga nanti akan kepincut dengan Reva.     

"Aku yakin, Reva tak akan pernah berhenti untuk ambisinya ini. Sampai dia benar-benar bisa mendapatkan Saga kembali, dia tak akan pernah berhenti. Ya Tuhan, aku harus apa sekarang? Semoga saja, suamiku tetap memegang kata setia padaku."     

Tak ingin terlalu berlarut-larut memikirkan hal ini, Alisa pun berjalan ke tempat tidur sang bayi. Ternyata Lisa masih tidur pulas di sana. Bayi mungil itu berhasil membuat rasa takutnya perlahan menghilang.     

"Ibu yakin, ayahmu tak akan pernah tergoda oleh wanita lain. Itu semua akan ia lakukan untuk ibu dan juga dirimu, Nak. Ayah akan selalu setia bersama kita sampai nanti."     

Wanita berparas cantik itu sekarang berdiri tepat di hadapan Lisa. Bayi itu sangat lucu dan Alisa merasa beruntung karena telah mengadopsi seorang anak. Berkat bayi itu, membuatnya lupa dengan kepedihan hatinya karena telah keguguran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.