Arrogant Husband

Reva ke Mana?



Reva ke Mana?

0Joseph telah sampai di rumah Reva. Ia segera ke luar dari dalam mobil dan mengetuk pintu rumah kekasihnya. Berkali-kali ia mengetuk dan bersuara nyaring, tapi tak ada sahutan dari dalam.     

"Reva, buka pintunya!" teriak Joseph.     

Tak sabar lagi menunggu seperti ini, Joseph akhirnya terpaksa mendobrak pintu itu beberapa kali. Alhasil, pintu terbuka. Ia langsung menaiki anak tangga dengan cepat, siapa tahu Reva berada di dalam kamar.     

Nihil. Tak ada siapa-siapa di dalam kamar Reva. Pintunya tak terkunci sama sekali. Ke mana wanita itu pergi? Joseph telah menyusuri setiap kamar Reva. Kemudian, memeriksa di setiap sudut rumah.     

"Ke mana dia?" tanya Joseph hampir putus asa.     

Ia pun kembali lagi mencoba untuk menghubungi Reva. Entah ini sudah ke berapa kali, wanita itu tetap tak menjawab panggilannya. Membuat Joseph semakin bingung, ke mana perginya Reva.     

Joseph terduduk lemas di sofa. Memikirkan Reva seorang. Ia berpikir, ke mana lagi wanita itu pergi?     

"Apa ke rumah Saga?"     

Kalau pun iya, Joseph pun akan mendatangi rumah Saga lagi. Walaupun, tujuannya kali ini datang ke sana untuk Reva, bukan untuk memata-matai kehidupan Saga dan istrinya itu.     

Dengan cepat, Joseph pun melangkah ke luar rumah. Ia ingin mencari Reva di rumah Saga. Siapa tahu, sang kekasih berada di sana dan ingin menemui Saga.     

***     

Mobil yang sama seperti yang tadi, membuat Anton bersiaga lebih dulu di depan pintu. Pria yang ingin menemui Alisa tadi, katanya. Terlihat seseorang turun dari mobil dan ternyata orang yang sama dengan yang tadi.     

"Maaf, tidak bisa! Kau tak boleh masuk."     

"Aku harus masuk untuk bertemu dengan Reva!"     

Anton pun berkata, di sini tak ada Reva. Wanita itu sama sekali tak ke sini sejak tadi. Namun, Joseph tetap ngotot untuk masuk ke dalam. Pria itu berontak dan mendorong-dorong tubuh Anton.     

"Sudah kubilang, tak ada Reva di sini! Lebih baik kau pulang saja! Jangan sampai membuat Tuan Saga dan istrinya merasa terganggu!"     

"Bajingan kau! Aku tak pernah peduli dengan Saga!"     

Bugh!     

Sebuah tamparan keras sengaja Anton layangkan ke wajah Joseph, hingga pria itu jatuh tersungkur di lantai. Tak terima dipukul seperti ini, Joseph pun membalas perlakuan Anton. Terjadilah adu jotos antara keduanya. Para pengawal yang berada di dalam, semuanya langsung menuju ke luar untuk melerai mereka.     

"Sialan kau! Aku sudah berkata jujur, tak ada Reva di sini. Wanita jahat itu malah kau cari-cari."     

Sudut bibir Joseph terluka. Terlihat sedikit ada luka robekan. Mengeluarkan darah segar. Tak lama kemudian, datanglah Saga dari dalam. Pria itu mendengar samar-samar suara keributan dari luar dan langsung ke sini.     

Saga menatap ke arah Joseph penuh dengan kebencian. "Mau apa lagi kau datang ke sini, hah!"     

"Aku ke sini mencari Reva. Dia tak ada di rumahnya."     

"Dia tidak ada di sini! Kenapa kau malah mencarinya di rumahku? Tak masuk akal sama sekali. Lebih baik kau pulang saja. Aku sama sekali tak ingin bertemu denganmu!" ketus Saga.     

"Kau tak apa-apa, Nton?" tanya Saga pada Anton.     

"Tak apa-apa, Tuan." Lalu, Anton pun menunjuk ke arah Joseph. "Pria ini, sudah kuberitahu bahwa tak ada Reva di sini, tapi dia tetap ngotot ingin masuk ke dalam."     

Kedua tangan Joseph sudah diamankan oleh dua orang anak buah Saga. Kemudian, kedua pria bertubuh tegap itu mengusir Joseph dari sana. Mereka terlihat mendorong tubuhnya hingga bertumbrukan dengan mobil.     

'Aku pastikan, kalian semua akan menyesalinya! Liat saja nanti. Saga, kau akan merasakan akibatnya.'     

Dengan luka robek di sudut bibir, harapan yang hilang karena Reva tak ada di sini, akhirnya Joseph pun pergi dari rumah Saga. Ia ingin terus mencari Reva sampai ketemu. Sampai ke ujung dunia pun, Joseph rela berkelana.     

Pria itu sudah masuk ke dalam mobil. Joseph kesal bukan main. Ia berkali-kali memukul stir kemudi mobilnya sendiri, sebelum memacu kecepatan.     

"Sial! Lihat saja nanti, apa yang akan kulakukan!"     

Joseph dengan cepat memutar mobilnya agar ke luar dari rumah Saga. Pria itu sengaja membawa mobil dengan kecepatan tinggi.     

Saga yang melihat Joseph telah pergi meninggalkan rumahnya, meminta pada semua anak buahnya untuk tak menerima Joseph lagi kemari.     

"Kalau dia tetap juga ngotot ingin masuk ke dalam, kalian tembak saja dia. Aku tak peduli kalau dia mati!" ketus Saga. Pria itu akhirnya kembali lagi masuk ke dalam.     

Anton mendengar ucapan Saga yang terlihat marah. Ia tahu, sedari dulu memang keduanya tak pernah akur.     

Tak ingin membuat sang istri terbangun dari tidur, Saga pun membuka pintu kamar dengan perlahan. Saat memandang wajah cantik Alisa seperti ini, hatinya yang memanas kini telah mendingin. Aura positif yang Alisa pancarkan, mampu membuatnya merasa lebih damai daripada tadi.     

"Kau memang bidadari yang paling cantik," ujar Saga. Dirinya tak berani mengganggu kenyamanan tidur sang istri. Bahkan, ingin menoel pipinya saja, Saga tak berani.     

Ia pun kembali merebahkan tubuhnya di samping sang istri yang sudah tertidur pulas. Namun, Saga masih belum mampu memejamkan matanya seperti tadi.     

"Ke mana Reva, ya? Sampai Joseph datang ke sini marah-marah dan mencarinya?" Saga terpikir dengan Reva sekilas. Ke mana wanita itu sekarang? Apakah dirinya merasa bersalah, lalu pergi tanpa meninggalkan jejak sama sekali?     

"Ahh, biarlah dia pergi. Aku tak perlu merisaukannya sama sekali. Kalau seperti itu, baguslah, tak ada yang berniat untuk mengganggu istriku lagi."     

Saga bernapas lega sekarang. Kalau memang benar, Reva telah pergi dari sini, maka dirinya tak perlu cemas. Sekarang, Alisa sudah aman karena sang penghancur sudah kalah.     

***     

"Reva, angkatlah panggilanku ini?"     

Mungkin sudah berpuluh-puluh kali, Joseph memanggil Reva, tapi wanita itu sama sekali tak menjawab panggilannya barang satu kali pun. Membuat Joseph tambah bingung, harus mencari wanita itu ke mana lagi.     

"Apa Reva pergi dari sini? Dan, kembali lagi ke luar negeri?"     

"Ahh, tidak mungkin! Dia tak mungkin meninggalkan aku sendirian di sini!" Joseph menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tak mau, kalau sampai Reva pergi dari Indonesia.     

Joseph tak pantang menyerah. Ia kembali lagi berusaha untuk menghubungi Reva. Entah sampai ratusan kali pun, akan ia lakukan.     

"Tolong angkat, Va, jangan buat aku khawatir seperti ini."     

Namun, tetap saja nihil. Sampai sekarang Reva masih belum juga menjawab panggilannya.     

"Ke mana lagi aku harus mencarimu hah?! Ke mana?"     

"Apa karena Saga, kau menjauh seperti ini? Kalau memang iya, aku akan membalasnya dua kali lipat lebih sakit!"     

Joseph terus mengomel sendiri. Ia terus menyalahkan Saga atas kepergian Reva yang tiba-tiba ini. Dengan kecepatan tinggi, ia tak tahu ke mana lagi arah tujuannya sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.