Arrogant Husband

Nyonya Rumah



Nyonya Rumah

0Saga pergi sebentar ke luar karena ada urusan yang mendadak. Terpaksa Alisa harus menunggu sang suami pulang. Namun, ia merasa bosan kalau harus terkurung seperti ini di dalam kamar, bagaikan burung yang berada dalam sangkar emas. Alisa pun inisiatif turun ke bawah.     

Ia berjalan pelan untuk menuruni anak tangga. Alisa akan menuju ke dapur. Sudah lama rasanya, ia tak memasak.     

"Hmm, aku akan memasak makan malam untuk suamiku," ucapnya.     

Dengan langkah panjang dan penuh semangat, wanita itu kini tiba di dapur. Semua pelayan tampak kaget melihat kedatangan sang Nyonya.     

"Nyonya, Anda lapar ya? Biar kami siapkan ya." Salah satu dari mereka ingin menyiapkan makanan untuk Alisa.     

"Ah, tidak. Aku tidak mau makan. Tapi ...."     

"Tapi, apa Nyonya?"     

Alisa langsung bergabung dengan mereka. "Aku ingin memasak."     

"Ya ampun, Nyonya ... jangan, biar kami saja yang menyiapkan. Mending, Nyonya tunggu saja di dalam kamar.     

Mereka bertiga kelimpungan melihat Alisa yang terjun langsung memasak. Alisa hanya ingin menyingkirkan rasa bosannya saja dan memilih memasak di dapur. Lagipula, ia memasak untuk suaminya.     

"Kalian semua jangan khawatir. Aku hanya memasak saja." Alisa memamerkan senyuman manisnya.     

"Jangan Nyonya. Kami mohon, jangan. Biar kami saja yang memasak untuk Anda." Terlihat wajah-wajah cemas mereka yang melihat Alisa sedang memasak. Sang Nyonya mulai menyiapkan segala bahan masakan. Ia mondar-mandir untuk mengambil bahan tersebut.     

Mereka semua takut pada Saga. Sebelum berangkat, pria itu berpesan bahwa Alisa tak boleh melakukan pekerjaan apa pun. Mereka harus menjaganya. Dan, harus tepat waktu memberi Alisa makan malam.     

Mereka saling pandang. Tak tahu harus dengan cara apa lagi, agar sang Nyonya berhenti.     

"Kenapa kalian bertiga hanya diam saja di sana? Mending bantu aku untuk mengambilkan bahan-bahan." Semuanya kompak mendekat dan membantu Alisa.     

"Anggap saja, ini adalah perintah dariku yang harus kalian patuhi," ujar Alisa lagi.     

Akhirnya, Alisa bisa memasak lagi di dapur. Setelah sekian lama, ia harus terkurung saja dalam kamar dan tak boleh melakukan aktivitas apa pun.     

Sebagai Nyonya di rumah ini, Alisa memang sangat dimanjakan oleh kemewahan, serta kasih sayang dari Saga. Pria itu selalu memberikannya kejutan yang tak terduga. Saga selalu bisa membuatnya bahagia.     

Semenjak hamil muda, Saga selalu melarangnya untuk melakukan aktivitas di rumah. Pria itu juga tak mau, kalau dirinya pergi ke luar. Sikap over-nya membuat Alisa mau tak mau, harus tunduk pada Saga.     

Alisa menunjuk-nunjuk pada bahan masakan dan menyuruh pelayannya untuk mengambilkan. Mereka awalnya melarang, tapi sekarang semuanya ikut membantu.     

"Nyonya, sudah ya, biarkan saja kami yang melakukan pekerjaan ini," ujar salah satu pelayan.     

"Iya, Nyonya, kami takut Tuan Saga akan marah, kalau melihat Anda seperti ini."     

"Kalian tidak usah khawatir, karena aku yang akan bertanggung jawab. Saga tidak akan berani marah pada kalian." Alisa yakin, bahwa sang suami tak akan marah hanya karena ingin memasak.     

Pelayannya masih cemas. Mereka takut, kalau Saga pulang nanti dan melihatnya berada di dapur, bukan ada di kamar. Berkat bantuan mereka semua, sebentar lagi makanan akan segera matang.     

"Gawat! Gawat!" ucap salah seorang dari mereka. "Tuan Saga sudah pulang ke rumah."     

Mereka kelimpungan, Alisa masih berada di dapur. Namun, wanita itu menyuruh mereka untuk tenang.     

Sosok Saga pun sudah berada di dapur karena melihat Alisa ada di sini. Ketiga pelayan itu terdiam saat melihat tuannya datang.     

"Kan, sudah kubilang–"     

"Sayang, jangan marah dulu dengan mereka." Alisa memotong ucapan sang suami.     

"Tapi, aku tidak mau melihatmu kelelahan sayang. Jaga kondisi kesehatanmu dan juga calon anak kita."     

Semua pelayan tampak menundukkan kepala. Mereka hanya mendengarkan saja pembicaraan Nyonya dan tuannya.     

"Aku sengaja menyuruh mereka semua untuk melayanimu dengan baik. Aku tidak mengizinkan kau untuk turun ke bawah dan melakukan aktivitas apa pun. Aku hanya mengkhawatirkan keadaanmu, hanya itu saja." Saga tentu saja sangat cemas padanya, karena Alisa masih hamil muda. Jadi, sang istri masih sangat rentan. Itulah mengapa, ia melarangnya beraktivitas.     

"Baiklah. Maafkan aku sayang." Alisa lalu mengajak Saga untuk makan malam. Makanan sudah tersaji di atas meja dan masih hangat.     

"Kehamilanmu masih sangat muda sayang. Aku tidak mau, kau kenapa-kenapa."     

Pria itu bersama Alisa menuju ke meja makan. Semua pelayan melayani mereka berdua dengan ramah. Alisa berjanji, mulai sekarang tak akan membantah perintah dari Saga lagi. Sang suami melakukan ini semua demi dirinya juga.     

"Sayang?"     

"Kenapa sayang?"     

"Maafkan aku ya. Aku berjanji, tak akan mengulangi lagi. Aku hanya merasa bosan saja di dalam kamar."     

Saga mengangguk dengan tersenyum. Pria itu tak mungkin bisa marah dengannya.     

"Iya, tak apa. Kau Nyonya di rumah ini. Jadi, tak harus melakukan pekerjaan berat. Ada pelayan yang melayanimu dengan baik," ucap Saga.     

Lagi-lagi, Saga memperlakukannya bak putri raja. Alisa begitu diperhatikan oleh sang suami. Bahkan, Saga melarangnya untuk tak melakukan hal apa pun.     

Sebagai permintaan maafnya, Alisa menyuapi Saga untuk makan. Pria itu kaget, karena tiba-tiba sendok sudah berada dekat dengan mulutnya. Lantas, Saga pun membuka mulut.     

Disuapi seperti ini, membuat Saga makan dengan lahap. Alisa pun tak makan dulu karena ingin menyuapinya.     

"Sayang, kau makan juga, jangan menyuapiku terus."     

"Tenang saja sayang. Nanti aku akan makan, tapi aku ingin menyuapimu terlebih dahulu," balas Alisa.     

Sang istri masih menyuapinya, hingga nasi yang ada di piring hanya tersisa sedikit lagi. Merasa diperhatikan seperti ini oleh Alisa, membuat Saga berpikir untuk memberinya kejutan. Pasti sang istri akan merasa senang.     

Akhirnya, nasi di piring sudah ludes. Berkat Alisa yang menyuapinya makan. Pria itu lalu menyuruh Alisa untuk makan.     

"Terima kasih sayang, kau sudah menyuapiku makan. Aku sangat senang."     

Tugas seorang istri salah satunya adalah membuat hati suami merasa senang. Itulah yang telah dilakukan oleh Alisa sekarang. Ia melihat binar bahagia di wajah Saga.     

Alisa segera menyuruh Saga untuk mandi. Pria itu mengernyitkan kening. Tak biasanya Alisa menyuruhnya seperti ini. Biasanya sang istri bermanja-manja dulu di bawah ketiaknya.     

"Kau yakin sayang? Menyuruhku mandi?" tanya Saga untuk memastikan.     

"Iya sayang. Kau mandilah sana. Aku sebentar lagi akan makan."     

"Aku temani kau makan ya?"     

Namun, Alisa menolak untuk ditemani oleh sang suami. Membuat Saga mau tak mau, melangkah menuju ke kamar.     

"Baiklah, Nyonya. Aku akan segera mandi dan menemuimu lagi di sini. Tunggu aku ya."     

"Baiklah, tuanku." Alisa mengedipkan sebelah mata, terlihat menggoda ke arahnya.     

Alisa tersenyum manis ke arah sang suami. Saga mulai berjalan menaiki anak tangga. Pria itu menoleh, menghadap ke belakang.     

"I love you, Alisa," teriak Saga dengan lantang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.