Arrogant Husband

Disneyland Paris



Disneyland Paris

0Alisa terkagum-kagum saat melihat apa yang ada di depannya saat ini. Sang suami mengajaknya ke Disneyland Paris. Kembang api menakjubkan meledak di udara, membuat suasana malam jadi semakin riuh. Alisa menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia tak menyangka lagi bahwa akan diajak ke sini. Tempat seindah ini rugi bila terlewatkan begitu saja.     

Saga mendekat ke arah sang istri. Ia menautkan keningnya ke kening Alisa. Matanya menatap lurus ke dalam manik mata wanita itu.     

"Bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Saga.     

"Tentu saja. Aku sangat menyukainya. Terima kasih banyak. Kau selalu memberikan kejutan yang tak terkira." Alisa kemudian memeluk Saga dengan erat. Ia begitu antusias malam ini.     

Kembang api seakan bersahut-sahutan untuk menghiasi langit malam ini. Banyak sekali pengunjung yang datang ke sini, karena memang tempat ini sangat begitu indah. Saga selalu bisa membuatnya merasa senang. Alisa sangat beruntung mendapatkan sosok pria yang ada di depannya saat ini.     

Saga memegang pinggul Alisa dengan mesra. Di bawah langit malam, mereka berdua saling tertawa lepas. Ia tak akan pernah menyia-nyiakan wanita sebaik Alisa.     

Senyum Alisa sangat manis bila dipandang, membuat Saga jadi mabuk kepayang. Ia tak pernah bosan melihat sang istri seperti ini. Saat melihat senyuman manis itu, jantung Saga seakan berdetak tak karuan. Sama seperti pertama kalinya ia bertemu dengan Alisa.     

"Kau selalu membuatku bahagia sayang," ucap Alisa. Wanita itu tersenyum tulus ke arahnya. Mata Alisa hendak mengeluarkan air mata, tetapi ia tahan dan tergenang di sudut mata.     

"Itu karena aku sangat mencintaimu, Alisa. Kau tahu kan?" Saga mengusap wajah sang istri dan mengecup singkat pipinya. Dengan perlakuan seperti ini saja sudah membuat hati Alisa begitu meleleh.     

Alisa ingin selalu berada di samping Saga, begitupun sebaliknya. Cinta mereka tak akan pernah terpisahkan oleh siapa pun, termasuk orang tuanya dan juga Reva. Mereka semua ingin hubungannya hancur. Untuk beberapa hari ke depan, Alisa dan Saga bisa tenang sedikit karena tak ada gangguan dari siapa pun.     

"Kalau kau merasa lapar, bilang padaku ya. Nanti kita makan dulu sebentar."     

"Sepertinya aku merasa kenyang dan tak lapar." Alisa terkekeh pelan. Ia begitu menikmati suasana di Disneyland Paris ini. Pemandangan malamnya begitu sangat indah. Kembang api pun masih berdegum dengan keras.     

Di sana ada sebuah kastil yang berdiri tegak nan mewah. Seperti di dalam sebuah cerita dongeng. Kastil itu berwarna pink dan biru. Benar-benar sangat cantik walau terlihat di kegelapan malam.     

Di tengah keramaian banyak orang, Saga membuat Alisa terkejut. Ia sengaja mencium bibir wanita itu berkali-kali. Tak peduli banyak orang yang melihat mereka.     

"Sayang, banyak orang yang melihat kita. Aku jadi malu." Alisa menepuk pelan pundak Saga.     

"Biarkan saja mereka melihat kita. Itu tandanya mereka semua ingin seperti kita. Bisa dekat seperti ini. Jangan malu ya sayang."     

Alisa tersipu malu. Pipinya memanas seketika karena ucapan yang keluar dari mulut Saga. Pria itu membuat jantungnya berdetak tak karuan. Kemudian, Saga mencium lagi bibirnya. Alisa pun sontak membalas ciuman itu.     

Di tengah riuhnya kembang api yang berdentum-dentum. Orang banyak yang hilir mudik, mereka tetap bermesraan satu sama lain. Rugi baginya, di Paris yang dijuluki sebagai tempat paling romantis ini, mereka tak bisa melakukan hal-hal yang berbau romantisisme.     

Alisa meletakkan kedua tangannya di pundak Saga. Sedangkan, pria itu memegang pinggul sang istri. Kemudian, mereka berdansa bersama. Dunia serasa milik berdua. Tak ada yang berusaha untuk mengganggu hubungan mereka sementara waktu. Saga berniat akan kembali lagi ke Paris untuk berbulan madu selanjutnya.     

"Sayang, kau tak lapar?" tanya Saga yang memberi perhatian pada sang istri.     

"Aku masih belum lapar. Kalau kau?"     

"Aku juga tidak lapar. Kalau lapar, bilang ya?"     

"Baiklah, mari kita lanjutkan lagi keromantisan ini," ujar Alisa.     

***     

Sebelum mereka berdua pulang, Alisa dan Saga mampir ke sebuah restoran mewah untuk bersantap malam. Alisa menyamakan menu makanannya dengan milik sang suami, karena ia masih awam tentang makanan luar.     

Setelah Saga memesan, mereka berdua menunggu sebentar sampai makanan tiba. Alhasil, pria itu meraih tangan Alisa dan menggenggamnya erat. Kemudian, Saga menciumi tangan putih mulus sang istri dengan penuh cinta. Alisa yang diperlakukan manis seperti itu oleh sang suami, merasa sangat senang. Hatinya berbunga-bunga saat itu juga. Tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.     

"Aku sangat mencintaimu, Alisa. Aku akan melakukan apa saja demi kau." Saga mencium lagi punggung tangan Alisa. Tak bosan-bosannya ia melakukan hal itu.     

"Aku juga sangat mencintaimu, sayang. Aku juga akan melakukan apa saja, bahkan nyawa pun akan kuberikan."     

Saga merasa terharu mendengar ucapan sang istri. Ia sangat mencintai wanita yang ada di depannya saat ini. Tak ingin kehilangan Alisa sedikit pun.     

"Sayang, kenapa wajahmu mendadak bersedih?" Alisa melihat perubahan ekspresi wajah Saga.     

"Jangan pernah berpikiran untuk meninggalkanku ya? Walaupun orang tuaku yang menyuruhmu begitu. Jangan pernah anggap itu sebagai perintah! Anggap sebagai sebuah yang perlu kau hindari." Saga berkata tegas pada sang istri, bahwa Alisa harus menuruti ucapannya bukan kepada ibu dan ayahnya.     

"Baik sayang. Aku juga tak bisa pergi jauh-jauh dari sisimu. Kau sangat berarti bagiku. Mungkin, cinta kita sekarang sedang diuji oleh Tuhan. Semoga kita berdua bisa melewatinya bersama-sama."     

Tak lama kemudian, makanan pun datang dan sudah tersaji di atas meja makan. Saga dan Alisa segera menyantap menu hidangan tersebut.     

Saat ia menyuapkan makanan ke dalam mulut, Alisa tiba-tiba terpikir oleh perkataan Saga. Orang tua suaminya pada tempo hari pernah mengancam dirinya untuk meninggalkan Saga sejauh mungkin. Sampai-sampai, Bu Angel dan Pak Surya berniat sekali untuk menculiknya dari rumah. Namun, sampai sekarang masalah itu masih aman dan tak diketahui oleh sang suami. Ia tak mau, sampai rahasia itu bocor dan membuat hubungan Saga dan kedua orang tuanya jadi memburuk.     

Alisa juga tak mau dicap sebagai tukang adu domba, bila ia mengadukan hal tersebut pada Saga. Alisa hanya percaya pada Tuhan, kalau suatu hari nanti, Bu Angel dan Pak Surya bisa menerimanya sebagai menantu di keluarga itu.     

"Makanannya sangat lezat. Aku sangat menyukainya." Alisa mencoba untuk menjauhkan pikiran tadi dari isi kepala.     

"Kalau kau mau lagi, tinggal pesan saja," balas Saga.     

"Iya sayang."     

Setelah ini, mereka berdua akan langsung pulang saja ke hotel, karena sudah merasa capek. Malam ini sudah cukup untuk keduanya melakukan hal-hal yang romantis. Baru hari pertama di sini dan masih ada enam hari lagi tersisa. Saga dan Alisa akan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.