Arrogant Husband

Kekonyolan Saga



Kekonyolan Saga

0"Reva, kok melamun? Dimakan lagi dong makanannya," suruh Bu Angel.     

Kini, Reva sedang termenung saat makan malam bersama dengan Bu Angel dan Pak Surya. Rasanya hambar kalau tidak ada Saga di sampingnya. Pria itu pulang lebih dulu ke rumahnya.     

Wajah Reva terlihat masam. Ia tak bersemangat sama sekali untuk melanjutkan makan malam ini. Rasanya percuma saja. Ia berniat untuk pulang saja ke rumah dari pada harus di sini, karena tak ada Saga.     

"Om, tante, habis ini Reva mau pulang aja ke rumah ya."     

"Loh, kenapa?" tanya Pak Surya. "Apa karena Saga?"     

"Iya om. Rasanya Reva benar-benar hampa kalau tak ada Saga."     

"Kau ini memang benar-benar sangat mencintai Saga. Tante bisa melihat itu semua dari matamu."     

Reva tersenyum licik. Kedua orang tua Saga memang sangat percaya padanya. Bersama dengan mereka, ia berencana akan menghancurkan rumah tangga Saga dan Alisa.     

Reva sangat percaya diri ketika dibandingkan dengan Alisa. Ia jauh lebih baik dari pada wanita itu. Dirinya lebih lama mengenal Saga dari pada Alisa. Kemudian, ia segera pamit dengan Bu Angel dan Pak Surya. Reva mencoba meraih lagi pehatian mereka.     

"Om, tante, Reva pulang dulu ya." Reva meraih tangan mereka dan menciumnya dengan penuh hormat.     

"Iya, hati-hati ya, Va." Bu Angel dan Pak Surya mengantar Reva ke depan pintu.     

Kemudian, ia pun segera masuk ke dalam mobil. Sebelum benar-benar pergi, Reva melambai-lambaikan tangannya ke arah mereka berdua. Reva melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Sebelum pulang, ia akan mampir sebentar ke rumah Saga.     

***     

Reva kini sudah sampai di rumah Saga. Ia berada di depan gerbang sambil memantau. Banyak penjaga di sana yang sedang berjaga. Reva hanya sebentar di sini dan akan segera pulang.     

"Mungkin sekarang, Alisa adalah Nyonya besar di rumah ini. Tapi nanti, akulah yang akan menjadi Nyonya selanjutnya di rumah ini. Istri dari seorang Saga." Seulas senyum licik telah terkembang di sudut bibirnya. Reva benar-benar akan melakukan segala cara untuk mendapatkan pria itu kembali.     

Reva rela dicap sebagai pelakor karena berusaha untuk merebut pria itu dari Alisa. Itu semata-mata karena ia begitu mencintai Saga dan tak ingin kehilangannya lagi. Bukan hanya dia saja yang menginginkan perceraian mereka, tapi Bu Angel dan Pak Surya juga begitu. Alhasil, ia akan menempuh jalan apa pun agar bisa kembali lagi menyatukan cinta sejatinya. Lantas, Reva pun segera melajukan mobil dan pergi dari sana.     

***     

Keesokan paginya, Saga akan mendatangi kantor Imigrasi setempat. Ia ingin cepat-cepat mengambil paspor dan visa miliknya. Setelah itu, ia dan Alisa akan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berbulan madu. Waktu yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga.     

Dengan senyum semringah, ia pun melaju menggunakan mobil sport kesayangannya. Rasanya sudah tak sabar lagi mengajak sang pujaan hati berlibur ke luar negeri. Alisa pasti akan sangat senang. Lantas, ia melaju dengan kecepatan tinggi agar sampai di sana.     

Kurang dari lima belas menit, Saga akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Ia langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam. Dan, akan mengambil paspornya dan punya Alisa juga.     

Setelah urusannya beres, Saga berniat akan mampir sebentar ke sebuah toko baju. Ia ingin membelikan beberapa lembar dress mini untuk sang istri tercinta. Alisa pasti akan sangat cantik dan terlihat seksi kalau memakainya.     

***     

Tibalah Saga di sebuah toko baju. Ia melangkah dan mengedarkan pandangan untuk melihat seisi toko ini. Mulai mencari dress yang ia rasa bagus dan cocok untuk Alisa.     

"Aku ini memang tipe suami yang penyayang dengan istrinya." Saga bicara sendiri sambil berjalan-jalan pelan. Ia melihat beberapa dress yang dirasa cocok untuk Alisa.     

Saga mengambil beberapa lembar dress mini yang tergantung. Lantas, ia pun mengedarkan pandangan ke sebelah, di mana banyak terdapat bra di sana. Saga melongo, melihat begitu banyak penutup buah dada tersebut. Dirinya berpikir untuk membelikan juga bra untuk Alisa.     

Tiba-tiba, salah seorang pelayan toko itu mendekatinya. "Bapak ingin membelikan ini untuk istrinya ya?" tunjuk wanita itu pada susunan bra yang terhampar di sebuah meja besar.     

"Iya," jawab Saga singkat.     

"Baik Pak. Ukuran bra istri bapak berapa ya? Biar saya bantu carikan."     

Saga makin melongo. Ia tak paham maksud dari wanita ini apa. Lantas, ia pun bertanya.     

"U–ukuran?" Kening Saga berkerut. Bingung dengan yang terjadi sekarang. Yang ditanya, malah tertawa geli. Pelayan wanita itu sontak menghentikan tawanya.     

"Iya pak. Ukuran yang itu," ucapnya makin pelan sambil mengedipkan sebelah mata.     

Kemudian Saga ingat dengan ukurannya, karena ia sering memainkan gunung kembar milik Alisa setiap saat.     

"Ahh, iya. Mungkin segini ukurannya atau bahkan bisa lebih." Saga mengepalkan sebelah tangan dan memperlihatkan kepalan itu pada pelayan tersebut. Sontak, pelayan itu tertawa terpingkal-pingkal melihat kekonyolan Saga.     

Saga merasa heran sendiri. Apakah ada yang salah dengan dirinya, hingga menyebabkan wanita itu tertawa. Ia hanya berkata terus terang saja.     

"Baik pak, baiklah. Akan saya bantu carikan." Pelayan itu masih tertawa terpingkal-pingkal. Ia membantu Saga mencarikan ukuran yang pas seperti yang Saga contohkan tadi.     

Baru kali ini, ia membelikan bra untuk Alisa dan tidak tahu ukurannya sama sekali. Dirinya hanya bisa memainkan gunung kembar itu saja setiap saat menginginkannya. Lantas, setelah pulang nanti, ia akan bertanya pada Alisa, berapakah ukuran bra miliknya.     

Pelayan wanita itu terlihat mengambil beberapa buah bra dengan motif yang cukup menarik. "Pak, ini bagaimana?"     

Saga terlihat mengamatinya secara teliti. Cukup bagus ternyata. Dan, ia pun setuju dengan pilihan pelayan tersebut. Saga menyuruh lagi untuk mengambil beberapa dan setelah ini ia akan membayar semuanya ke kasir.     

"Ya, sudah cukup. Terima kasih banyak karena sudah membantu mencarikan bra ini."     

"Iya pak, sama-sama. Saya salut loh sama bapak," ujarnya sambil nyengir. "Bapak pasti sayang banget ya sama istrinya? Sampai dibelikan baju dan pakaian dalam kayak gini. Aduh ... kalau saya punya cowok kayak bapak, pasti udah seneng ga ketulungan."     

Pesona Saga memang tak terbantahkan. Bahkan pelayan toko saja memuji dirinya sedemikian rupa. Alisa memang sangat beruntung karena mendapatkannya. Setelah berterima kasih pada pelayan tersebut, Saga pun melangkah menuju ke kasir.     

Setelah membayar semuanya, Saga akan segera pulang ke rumah sambil membawa oleh-oleh untuk sang istri tercinta. Alisa pasti akan senang mendapatkan kejutan seperti ini. Banyak dress yang ia belikan untuk sang istri, begitupun juga dengan bra. Ia tak pernah merasa malu, kalau tentang Alisa. Apa pun akan ia lakukan yang terbaik untuk membuatnya merasa senang.     

"Sayang, aku akan segera pulang."     

------     

Author dah selesai update 3 bab hari ini. Selamat membaca yaa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.