Arrogant Husband

Persiapan ke Bandara



Persiapan ke Bandara

0Pagi hari sekali, Alisa dan Saga telah packing barang-barang mereka. Malam tadi, Saga sudah memesan tiket pesawat untuk ke Paris. Rona bahagia di wajah Alisa terus berseri dan tak memudar sedikit pun. Ia terus tersenyum sembari mengingat kejutan-kejutan yang diberikan oleh sang suami. Dirinya merasa beruntung memiliki suami idaman seperti Saga.     

Dua buah koper besar telah siap di tempat. Satu milik Saga dan salah satunya adalah milik Alisa. Mereka hanya membawa barang-barang yang diperlukan saja. Mengingat karena mereka di sana hanya seminggu dan tak perlu berlama-lama.     

"Sayang, barang-barangmu sudah siap kah?" tanya Saga.     

"Iya, sudah siap semua." Alisa selalu tersenyum ke arah sang suami.     

Saga melihat senyum Alisa selalu terpancar indah. Sang istri sangat senang karena hari ini akan berangkat menuju ke luar negeri. Seulas senyum tak henti-henti Alisa pancarkan. Ia akan melakukan segala cara agar selalu bisa melihat senyuman seperti ini terus.     

Pukul tujuh pagi, mereka akan berangkat ke bandara. Dan, setengah delapan nanti, pesawat yang mereka tumpangi akan segera berangkat. Selama seminggu mereka di sana, Saga sudah berpesan pada para anak buah dan pelayan untuk menjaga rumah ini dengan baik.     

"Sayang, barang-barang yang penting, jangan sampai tertinggal ya," ujar Alisa pada Saga. Pria itu mengangguk dan menghampiri sang istri yang berada tak jauh darinya.     

"Tentu saja aku tak akan pernah melupakan itu." Saga melingkarkan kedua tangan ke pinggul Alisa. Mereka kemudian saling berciuman dengan mesra. Akhirnya, bulan madu yang mereka inginkan, akan segera terwujud di depan mata.     

Alisa begitu senang bukan main. Tak pernah menyangka akan hal ini sebelumnya. Sang suami memang mempunyai berbagai cara untuk memberikannya kejutan. Ia sangat berterima kasih pada pria itu.     

Benih-benih cinta di hati mereka makin menguat satu sama lain. Baik Alisa maupun Saga tak akan saling melepaskan. Rumah tangga ini akan terus mereka bina, biarpun restu kedua orang tua masih tak kunjung juga didapatkan. Ditambah Reva yang masih menghantui hubungan mereka. Namun, semua itu tak mengapa bagi Alisa, yang penting Saga selalu berada di sampingnya. Itu sudah sangat cukup.     

"Kau adalah istri tercantik di dunia." Saga memuji kecantikan Alisa. Wanita itu tersipu malu. Pipinya merona merah. Alisa tak kuasa untuk berkata apa-apa di depannya.     

"Kau adalah milikku selamanya," bisik Saga di telinga kanan Alisa. Ia pun lantas menggigitnya dengan pelan karena merasa gemas.     

"Awww, jangan seperti itu." Alisa menepuk dada sang suami.     

"Kenapa? Mau melakukan hal yang lebih sebelum berangkat? Begitukah?" Saga menggoda sang istri. Alisa hanya terkekeh sembari meletakkan tangannya ke dada bidang Saga.     

"Tidak begitu. Nanti saja, ketika kita sudah sampai di Paris."     

Saga mengangguk dan setuju dengan ucapan Alisa. Saat tiba di sana, pasti suasananya akan terasa lebih berbeda dan tentu saja akan lebih nikmat. Ia dan sang istri sudah tidak sabar lagi ingin segera berangkat.     

Mereka sudah selesai mengemas barang. Setelah ini, Saga dan Alisa akan mandi bersama. Tentu saja, ini merupakan yang ditunggu-tunggu oleh pria itu. Bisa basah-basahan bersama dengan sang istri.     

"Baik, semua sudah siap. Mari kita mandi berdua," ajak Saga. Pria itu menjulurkan tangan ke arah Alisa. Sang istri lalu menyambut uluran tangannya.     

Saga membawa Alisa ke dalam kamar mandi. Setelah berada di sana, pria itu dengan cepat melepaskan pakaian yang melekat pada sang istri. Kemudian, secara bergantian kini Alisa yang melepaskan pakaian yang ada pada Saga.     

Sekarang mereka berdua dalam posisi yang sudah tak berpakaian sama sekali. Di bawah guyuran air shower, Saga dan Alisa berciuman. Kedua tangan pria itu meraih pinggul Alisa. Kemudian, ia menciumi dengan ganas leher jenjang sang istri. Aroma tubuh Alisa yang begitu wangi, membuatnya merasa ketagihan.     

Saga meremas-remas buah kembar yang terjuntai indah di depan mata. Kemudian, ia hisap area paling sensitif di sana. Alisa merasakannya saja sambil mendesah pelan. Tak ingin melewatkan kesempatan berhubungan mesra seperti ini, mereka seakan sudah terbiasa melakukannya setiap saat menginginkannya.     

Tak pernah bosan Saga mengucap kata-kata yang manis untuk Alisa. Bagaikan sebuah mantra yang selalu membuat hati wanita itu berbunga-bunga.     

"Matamu sangat indah sayang. Aku tak pernah bosan bila memandangmu seperti ini," ujar Saga.     

"Kau bagaikan bidadari yang jatuh dari langit dan dikirimkan oleh Tuhan untukku. Mana mungkin aku menyia-nyiakan makhluk terindah seperti dirimu."     

"Sudah, sudah. Berhenti menggombaliku seperti itu." Alisa tersipu malu sekaligus gugup dengan sang suami.     

"Itu bukan gombalan sayang. Itu adalah murni dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Memang kaulah yang terindah. Aku merasa beruntung bisa memilikimu." Saga mengecup kening Alisa sekejap di bawah guyuran air.     

Saga dan Alisa bergegas untuk menyelesaikan mandi bersama ini. Sebentar lagi, mereka akan segera menuju ke bandara. Tak mau terlambat sedikit pun, karena memang hari ini adalah hari yang paling menggembirakan. Mereka akan pergi bersama bulan madu ke Paris dan itu merupakan sesuatu yang sangat indah.     

"Sayang, aku tak ingin terlambat ke bandara hari ini. Maka dari itu, kita harus cepat-cepat mandinya."     

"Iya sayang. Aku paham. Sebentar lagi, kita akan selesai."     

***     

Alisa berdandan sangat cantik hari ini. Mereka berdua segera turun ke bawah sambil membawa koper. Sang istri terlihat sangat bersemangat sekali hari ini.     

Setelah mereka berdua sudah berada di bawah, Saga pun memanggil semua anak buah dan pelayannya dengan suara nyaring. Dengan cepat, mereka segera berkumpul di hadapannya.     

"Baiklah, kalian sudah berkumpul semua di sini. Aku ingin mengingatkan sekali lagi dengan kalian, selama aku dan istriku pergi ke luar negeri, kalian harus menjaga rumah ini dengan sebaik mungkin. Apabila ada yang mencariku, entah itu orang tuaku atau Reva suruh saja mereka untuk kembali pulang. Paham?"     

"Baik, Tuan," ujar mereka serempak.     

Saga menyuruh anak buahnya untuk membawakan koper miliknya dan juga Alisa. Semua barang-barang sudah siap. Paspor dan visa pun tak ketinggalan. Mobil sudah berada di depan dan siap mengantar mereka berdua ke bandara.     

"Sayang, mari kita berangkat dan bersenang-senang." Saga menggenggam erat tangan sang istri dan membawa Alisa menuju ke dalam mobil.     

Pintu mobil dibukakan oleh anak buah Saga. Mereka berdua pun segera masuk. Saga dan Alisa sebentar lagi akan pergi selama seminggu, meninggalkan rumah ini sementara.     

"Pak, ayo cepat jalan," suruh Saga. Mobil itu pun akhirnya melaju dengan kecepatan sedang. Alhasil, mereka segera menuju ke bandara. Dua sejoli itu akhirnya bisa berlibur juga, setelah berbagai ketegangan yang terjadi dalam hidup mereka akhir-akhir ini.     

----     

Hayukk, hayukkk, jangan lupa kesehatannya dijaga terus ya di sana.     

Jangan lupa follow ig author : anggun_marimar1997     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.