Arrogant Husband

Apa yang Terjadi?



Apa yang Terjadi?

0"Kau yang dulu bersama Reva datang ke sini kan?"     

"Ya. Namaku adalah Joseph." Pria itu mulai mengulurkan tangan pada Alisa. Namun, wanita itu tak mau menerima uluran tangannya.     

"Tujuanmu datang ke sini apa?" tanya Alisa.     

"Memastikan keadaanmu saja."     

Alisa bingung bukan main. Ia tak mengerti dengan maksud ucapan pria di depannya saat ini. Tak lama kemudian, maka datanglah Saga dari kantor dan telah memarkir mobil sport-nya.     

Saga langsung ke luar dari dalam mobil. Pria itu berjalan dengan cepat, terlihat marah dan hendak memukuli Joseph.     

"Sayang, ada apa ini?"     

Saga sudah siap untuk memukul Joseph. Namun, berhasil dihalangi oleh Alisa. Wanita itu tak mengerti sama sekali dengan Saga.     

"Untuk apa kau datang ke sini hah?!" Saga lalu mencengkeram kerah baju Joseph.     

"Hanya ingin bertemu denganmu dan istrimu saja," ujar Joseph. "Aku mendengar kabar, bahwa kalian berdua baru saja kehilangan seorang anak? Aku turut bersedih."     

Saga langsung melepaskan cengkeramannya di kerah baju Joseph. Kemudian, ia menyuruh Joseph agar segera pergi dari rumahnya. Pria itu lekas menyuruh sang istri untuk masuk ke kamar. Alisa pun menuruti ucapannya.     

Setelah kepergiaan Alisa ke dalam, Joseph dan Saga terlihat tengah bicara.     

"Sebaiknya kau pulang dari sini!"     

"Iya. Aku sebentar lagi akan segera pulang. Aku hanya ingin melihatmu dan istrimu saja sebentar, untuk memastikan sesuatu."     

Saga tidak tahu, bahwa yang telah memberikan racun pada Alisa itu adalah Joseph sendiri. Namun, dirinya tengah berpura-pura turut bersedih atas kejadian ini. Pria itu terus saja mendesakknya agar segera pulang dari sini.     

"Aku tidak mau bertemu dengan siapa pun, termasuk padamu!" ketus Saga.     

"Baiklah."     

Joseph melambaikan tangannya ke arah Saga. Namun, pria itu sama sekali tak ingin bersikap ramah, termasuk pada Joseph.     

Tanpa Saga sadari, Joseph tengah tersenyum licik padanya. Ia pun segera pulang dari sini, karena sudah melihat secara langsung keadaan sepasang suami istri itu.     

'Saga ternyata masih bisa bangkit setelah kehilangan anak. Akan kubuat dia lebih menderita lagi daripada ini.'     

***     

"Sayang?" Saga telah duduk bersama dengan Alisa di tepi ranjang. Pria itu mendekat ke arahnya.     

Alisa langsung menyandarkan kepalanya di pundak kekar milik sang suami. Ia tak mau terlihat sedih di hadapan Saga.     

"Aku selalu merasa rindu padamu, bidadariku." Saga mengusap-ngusap pergelangan tangan sang istri.     

"Aku juga."     

Saga pun kemudian penasaran. Apa maksud kedatangan Joseph kemari tadi. Ia ingin bertanya langsung pada sang istri. Tak biasanya pria itu datang ke rumah.     

"Sayang, aku ingin bertanya sesuatu."     

"Bertanya tentang apa sayang?"     

"Joseph tadi kemari untuk apa?"     

"Hmm, aku juga tak tahu kalau soal itu. Aku pun terkejut karena kedatangannya kemari yang tiba-tiba."     

"Aku hanya minta padamu, kalau dia datang kemari lagi tanpa sepengetahuanku, kau tak usah bertemu dengannya. Paham sayang?"     

Saga cemburu sekaligus takut, kalau Joseph punya niat tak baik pada keluarganya. Entah kenapa, Saga merasa ada yang mencurigakan dari pria itu. Sampai sekarang, pertemanan mereka berdua, bisa dibilang sudah hancur.     

"Baiklah sayang. Pokoknya, kau tenang saja. Aku pun tak akan berpaling pada pria lain."     

Dua sejoli itu sama-sama saling berpelukan dengan erat. Di saat peliknya masalah yang mereka lalui, tapi Saga dan Alisa tak pernah saling berjauhan satu sama lain. Mereka saling menguatkan. Ditambah lagi, banyak pihak yang datang dan malah berbuat jahat. Terkadang, keluarga juga bisa menjadi musuh dalam selimut.     

Kemudian, Saga menyuruh sang istri untuk segera istirahat. Ia tak mau, kondisi Alisa seperti beberapa hari terakhir. Sekarang, wanita itu sudah dalam keadaan stabil.     

Wanita itu menurut. Sebelum tidur, Saga memberikan satu kecupan hangat di kening Alisa. Membuat sang istri tersenyum manis dan segera merebahkan tubuh di atas tempat tidur.     

"Selamat tidur sayang."     

***     

"Hahahaha ...."     

Joseph tertawa nyaring saat sudah sampai di rumahnya. Pria itu duduk di tepi ranjang dan baru saja pulang dari rumah Saga.     

"Aku tahu, kalian berdua masih bersedih karena telah kehilangan anak."     

Namun, Joseph tak akan pernah berhenti di situ saja. Ia akan terus membuat Saga dalam kesusahan.     

"Aku ingin lebih lagi melihat Saga menderita. Lebih dari ini!"     

Pria itu kalap akhirnya. Tak peduli lagi dengan temannya sewaktu dulu. Saga pun juga telah menjaga jarak darinya, lantas buat apa lagi ada pertemanan di dalamnya? Joseph sudah menganggap Saga sebagai musuh.     

Bahkan, pria itu berniat akan terus membuat Saga menderita, lebih dari ini tentunya. Joseph sekarang sudah berani berbuat nekat. Ia sudah berubah 180°.     

"Aku tahu, harta yang paling berharga dalam hidupmu," ujar Joseph sambil tersenyum licik. Pria itu sudah merencanakan sesuatu lagi.     

"Alisa ...."     

Sasaran Joseph selanjutnya adalah Alisa. Ia telah merencanakan sesuatu yang jahat pada wanita itu, agar Saga semakin sedih dan frustrasi. Karena ia tahu, Alisa adalah yang paling dicintai oleh Saga.     

"Akan aku bunuh wanita itu dengan tanganku sendiri." Joseph mengepalkan tangannya. "Demi Reva."     

Padahal, Alisa tak pernah berbuat jahat pada Reva, malah sebaliknya. Namun, Joseph sudah sangat benci pada Saga. Maka dari itu, sasaran selanjutnya adalah melenyapkan Alisa.     

"Kalau Alisa tiada, pasti Saga akan menangis darah. Dia harus diberi hukuman seberat-beratnya!"     

Joseph terus saja bicara sendirian di dalam kamar. Pria itu akhirnya meraih ponsel di dalam saku celana dan ingin menghubungi Reva. Ia sudah sangat merindukan sang kekasih di sana.     

Reva masih tak mengangkat panggilannya. Joseph pun berusaha untuk menghubungi wanita itu lagi.     

"Angkatlah ...."     

Namun, bunyi 'tutt tutt tutt' masih menggema. Reva sampai detik ini masih belum menjawab panggilannya. Seketika, hati Joseph jadi panik. Pikirannya langsung tak karuan. Pikiran-pikiran negatif begitu melayang-layang di dalam kepalanya.     

'Kenapa Reva tak mengangkat panggilanku? Apa yang terjadi padanya di sana?'     

Joseph berharap, semoga tak terjadi apa-apa pada Reva. Ia tak mau, kalau sampai wanita itu kenapa-kenapa. Dirinya sudah banyak berkorban untuk sang kekasih agar Reva selalu aman.     

Ia berniat akan menemui Reva di rumahnya. Hati Joseph semakin tak karuan rasa, begitu pun dengan pikirannya sekarang. Tanpa membuang waktu, ia segera ke luar dari kamar.     

Baru saja beberapa menit yang lalu, ia pulang dari rumah Saga. Namun, sekarang dirinya harus kembali lagi pergi menemui Reva di rumahnya. Karena wanita itu membuatnya ketakutan sekarang.     

"Reva, kenapa kau tak mengangkat panggilanku? Apakah kau masih marah padaku?"     

Secepat kilat, Joseph telah membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pria itu berusaha menyalip mobil-mobil lain yang berada di depannya. Ia rela melakukan semua ini demi Reva. Bahkan, sekarang nyawanya sendiri sedang dipertaruhkan. Joseph sengaja menambah laju kecepatan mobilnya agar cepat sampai di rumah Reva, tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.     

"Ahhh, Reva!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.