Arrogant Husband

Memories



Memories

0Saga dan sang istri akan ke luar sebentar bersama dengan Lisa juga. Mereka ingin membeli beberapa keperluan untuk sang anak. Masih banyak keperluan si kecil yang kurang. Maka dari itu, mereka ingin membelinya.     

Kemudian, Saga membukakan pintu mobil untuk Alisa, karena sang istri sedang menggendong Lisa dengan kedua tangan. Wanita itu begitu senang karena ingin pergi bersama bertiga.     

Mobil pun mulai berangkat dan meninggalkan halaman rumah. Saga memacu kecepatannya sedang-sedang saja. Biasanya, pria itu itu selalu ngebut di jalan. Namun, sekarang dirinya sedang membawa dua bidadari cantik, ia pun tak ingin ngebut.     

"Ini adalah malam pertama kita bisa pergi bertiga dengan Lisa seperti ini," ucap Alisa.     

"Iya sayang. Kita hanya pergi sebentar saja nanti, setelah itu pulang. Aku tak mau, Lisa sampai kedinginan di jalan."     

Mereka hanya pergi sebentar saja dan akan langsung pulang. Saga tak mau, kalau istri dan anaknya kelelahan dan kedinginan. Melihat senyum Alisa yang sedari tadi tak berhenti tersungging, membuat Saga turut senang. Semoga saja, kebahagiaan rumah tangga mereka tak berhenti sampai di sini.     

***     

Saga berada di sisi Alisa sedari tadi. Sang istri sibuk memilih pernak-pernik untuk Lisa. Mereka berdua terlihat sangat senang. Alisa tampak menunjuk sesuatu.     

"Sayang, bagus atau tidak?"     

"Bagus kok."     

Alisa menunjuk bando bayi yang warnanya sangat lucu. Ia pun membeli satu untuk Lisa. Setelah itu, ia beranjak lagi untuk memilih pernak-pernik yang lain. Di sini sangat banyak tersedia khusus untuk bayi. Kaos kaki serta kaos tangan juga ada. Pokoknya, semua peralatan bayi lengkap di sini.     

Suami istri itu tengah berkelana ke sana kemari untuk memenuhi kebutuhan Lisa. Alisa dan Saga akan memberikan yang terbaik untuk anak mereka.     

"Sebentar lagi kita pulang," ujar Alisa.     

"Iya sayang."     

Setelah selesai membeli beberapa kebutuhan untuk Lisa, mereka berdua pun segera ke kasir untuk membayar. Saga tengah mengeluarkan kartu kreditnya untuk membayar total belanjaan. Kemudian, pria itu membawa barang-barang ke dalam mobil. Lalu, Alisa dan Saga akan segera pulang ke rumah.     

***     

Saga melakukan penjagaan ketat di rumah. Reva dan kedua orang tuanya bahkan tak ia izinkan sama sekali untuk masuk. Di depan gerbang, ada dua orang sedang berjaga. Sedangkan, di depan pintu rumah ada Anton yang berjaga dengan beberapa anak buah yang lain.     

Mobil Saga telah masuk ke halaman rumah. Ia pun segera ke luar dan membukakan pintu untuk sang istri. Pria itu menuntun Alisa untuk menuju ke kamar.     

Lisa pun tiba-tiba jadi menangis. Mungkin sang anak merasa lapar. Alisa segera berjalan dengan cepat menuju kamar dan ingin membuatkan susu formula. Saga kini tengah menggendong Lisa dengan perlahan.     

Saat susu itu selesai dibuat oleh Alisa, ia pun segera meminta Lisa ke dalam pelukannya. Setelah itu, Alisa mulai menyusukan susu itu pada sang anak. Saga yang melihat pemandangan manis ini ingin mengabadikannya ke dalam sebuah foto. Pria itu mulai mengambil ponselnya dari dalam saku celana.     

Beberapa foto telah berhasil diambil. Saga mulai memperbesar layar ponselnya untuk melihat wajah Alisa yang sedang tersenyum senang. Lisa pun sontak jadi tak menangis lagi. Sang anak begitu pintar dan tak rewel.     

"Coba kau liat sayang, kau di foto ini sangat cantik sambil menggendong Lisa," ujar Saga sambil memperlihatkan ponselnya pada Alisa.     

"Kau ini bisa saja." Alisa cengir-cengir tak karuan karena dipuji oleh sang suami.     

Alisa masih memberikan susu formula pada sang anak sambil menepuknya dengan perlahan agar tertidur. Setelah ia berhasil menidurkan Lisa, dirinya pun akan segera tidur bersama dengan Saga.     

"Lisa mulai tertidur, lihat matanya mulai terpejam." Saga begitu memperhatikan sang anak yang perlahan tertidur. Alisa telah selesai memberikan susu formula. Ia pun minta tolong pada Saga untuk meletakkan dot ke atas nakas.     

Bayi itu sudah tertidur dan Alisa segera meletakkannya ke dalam keranjang tempat tidur khusus bayi. Saga juga menghampiri sang istri dan bersama-sama melihat bayi mereka.     

"Tidur yang nyenyak sayang," ujar Alisa.     

"Ayo, sekarang giliran kau yang istirahat. Sudah hendak larut malam sayang." Saga menyuruh sang istri untuk segera istirahat. Alisa pun menurut dengan ucapan pria itu.     

"Baiklah sayang."     

Alisa meraih kedua tangan Saga dan ingin tidur bersama dengan sang suami di atas ranjang. Setelah mereka berada di tempat tidur, Saga pun menatap ke arahnya dengan tatapan menggoda.     

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Alisa tersenyum-senyum sendiri.     

"Sudah cukup lama kau tak berada di ketiakku lagi? Biasanya kau–" Ucapan Saga terpotong saat melihat sang istri telah berada di ketiaknya.     

"Kau masih menyukai ketiakku ternyata, ya?"     

"Iya, meskipun aku tak lagi ngidam, tapi ketiakmu adalah salah satu tempat favoritku juga."     

Alisa mulai mengendus ketiak sang suami. Namun, tiba-tiba saja ada yang berasa beda.     

"Sayang, ternyata ketiakmu aromanya kecut juga ya, kalau tak mandi." Alisa melirik ke arah sang suami.     

"Masa iya? Bukannya kau selalu berada di ketiakku dan betah berlama-lama. Ahh, mungkin itu dulu, sekarang tidak lagi ya?"     

"Iya mungkin. Ah, sudahlah ... mending kita berdua tidur saja, mumpung Lisa sedang tidur nyenyak," balas Alisa lalu mulai memejamkan kedua mata.     

Alisa mengajak sang suami untuk tidur bareng karena hari sudah larut malam. Namun, Saga masih berpikir karena Alisa tak ingin lagi berada di ketiaknya. Mungkin masa ngidam itu sudah tidak ada lagi, hingga sang istri tak ingin lagi mengendus.     

Sang istri sudah tertidur lebih dulu, tetapi tidak dengan Saga. Pria itu masih memikirkan sesuatu. Ia sangat merindukan masa-masa di mana Alisa selalu ingin bermanja dan dekat dengannya. Apalagi saat wanita itu mulai mengendus-endus ketiaknya dalam waktu lama.     

Namun, ia tak mungkin menyesali itu semua karena Alisa sudah keguguran dan tak mengalami masa ngidam lagi. Sang istri sudah tak menginginkan aroma ketiaknya seperti dulu.     

"Aku teringat dengan kejadian dulu, saat kau begitu betah berada di sisiku, hingga melarangku untuk mandi dan memakai minyak wangi. Itu semata-mata karena kau menginginkannya. Kau sedang masa ngidam."     

Ternyata, Alisa belum benar-benar tertidur. Ia masih bisa mendengar suara pria itu ketika mengingat kejadian tempo dulu. Semua masa-masa itu masih terekam jelas di otak mereka. Baik Saga maupun Alisa tak bisa melupakannya begitu saja.     

'Ya Tuhan, aku sangat merindukan masa-masa ngidam itu, di mana aku selalu ingin dimanja oleh Saga. Bahkan, aku betah berlama-lama di bawah ketiaknya.'     

Hingga sampai pada akhirnya, Alisa bisa mendengar suara dengkuran yang berada di sebelahnya. Ternyata, sang suami sudah tertidur pulas. Ia pun ingin menyusul Saga ke alam mimpi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.