cinta dalam jas putih

Di kejar Dosa



Di kejar Dosa

0Dokter edwin akhirnya tiba di rumahnya dengan waktu yang sangat terlambat dari yang telah dia janjikan pada nita tadi.     

'Kenapa aku bisa lupa kalau aku akan pulang cepat setelah bertemu dengan yeslin! ' cetus dokter edwin dalam hatinya.     

Ketika sampai di depan rumahnya dan menahan dirinya lebih dulu untuk masuk ke dalam rumah karena rasa bersalahnya kali ini.     

'Maafkan aku... ' dia berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan langkahnya yang pelan sekali.     

Ada sebagian lampu ruangan yang padam menandakan penghuni rumah telah tertidur, dan lalu masuk ke dalam kamar mendapati nita yang sedang terbaring di atas tempat tidur.     

Dokter edwin memutuskan untuk mandi terlebih dulu sebelum dia melihat keadaan nita yang tadi mengatakan padanya kalau dia merasa demam.     

'Kenapa tiba-tiba demam... ' dokter edwin menyimpan satu tangannya di kening nita dan merasakan suhu tubuhnya memang berbeda dari suhu normal biasa.     

"Koko baru pulang? " nita baru menyadari kedatangan dokter edwin ketika dia merasa ada seseorang yang memegang keningnya.     

"Maaf aku terlambat pulang " jawab dokter edwin dengan senyuman, "kamu sudah minum obat? "     

Nita tersenyum menganggukkan kepalanya dengan wajahnya yang terlihat lelah.     

"Operasinya berjalan dengan baik? " nita lalu bertanya pada dokter edwin.     

"Lumayan sulit " jawab dokter edwin.     

Dia sedang berharap nita tidak akan mencurigai riak wajahnya yang terlihat sangat salah tingkah itu.     

"Koko sudah makan? mau aku siapkan makanan? " nita terduduk di samping dokter edwin.     

"Jangan, kamu harus istirahat " dokter edwin meraih tubuh nita agar kembali berbaring dan masuk ke dalam pelukannya.     

"Kita tidur saja " ucapnya pada nita.     

"Aku tadi sudah makan di kantin rumah sakit " sambungnya.     

Menyadari nita yang tidak menjawab apapun, dokter edwin menoleh ke arah nita dan menciumi keningnya.     

"Maaf, hari ini aku tidak menemani kamu makan malam " dia mengatakan itu dengan perasaan bersalah yang amat besar.     

"Aku tadi makan di kantin dengan teman lamaku " dia mencoba menjelaskannya pada nita agar wanita yang berada dalam pelukannya itu tidak marah.     

Nita mengerutkan dahinya dan tersenyum, "iya tidak apa-apa, kenapa koko seperti merasa bersalah begitu? "     

"Memangnya teman lama koko itu perempuan sampai harus di jelaskan panjang lebar? " dan pertanyaan dari nita itu seketika membuat dokter edwin kesulitan untuk mengeluarkan sebuah kata-kata.     

"Bukan perempuan " jawabnya berbohong untuk mencari sebuah keamanan malam ini.     

Dia merasa lebih baik tidak bertemu dengan yeslin walaupun sebenaranya dia menyukainya, tapi jika merasakan tersiksa dengan perasaan bersalah karena harus berbohong pada nita itu benar-benar membuatnya menyerah. Tapi dia masih enggan mengatakannya karena melihat kondisi nita yang sedang sakit malam ini.     

"Koko... "     

Pagi sekali nita di buat terkejut oleh dokter edwin yang tiba-tiba sudah membawakan sarapan ke kamar dan tersimpan di atas meja.     

Dia yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat dokter edwin sudah menyiapkan roti isi dan segelas susu putih.     

"Kita sarapan disini " ucap dokter edwin pada nita yang baru saja keluar dari kamar mandi dan sudah bersiap dengan seragam putihnya.     

"Kita kan bisa sarapan di ruang makan nanti " ucap nita sambil tersenyum dan merapikan rambutnya.     

Dokter edwin berdiri di belakang nita yang sedang merapikan rambutnya. Dia menempelkan dahinya di pundak nita sambil menarik nafasnya dalam-dalam.     

"Aku harus mengganti waktu kita yang sudah terbuang semalam " ucap dokter edwin masih menyembunyikan wajahnya.     

Dia benar-benar merasa bersalah karena kemarin malam tidak bisa menemani nita makan malam.     

Nita tersenyum lebar, "tidak apa-apa, lagipula koko bukan sengaja tidak makan malam di rumah "     

"Tapi karena harus melakukan operasi gawat darurat pada pasien "     

"Iya, tapi key tidak melihat seperti itu " ucap dokter edwin.     

Nita mengerutkan dahinya, "key? "     

"Kenapa dengan key? "      

Dokter edwin terdiam beberapa waktu sebelum dia menceritakan pembicaraannya dengan key beberapa menit yang lalu dengan putranya key.     

"Kamu sudah mau berangkat ke sekolah sekarang? " tanya dokter edwin menyapa key pagi sekali dan melihatnya sudah akan bersiap pergi ke sekolah padahal biasanya dia berangkat bersama dengannya.     

"Kamu tidak akan berangkat dengan daddy dan mommie? "      

"Tidak usah, dad " jawab key dengan raut wajahnya yang terlihat sangat lain.     

"Key bisa naik sepeda saja, lagipula sekolah jaraknya dekat sekarang "     

Dokter edwin mengerutkan dahinya, dia melihat key yang tidak biasanya berbicara padanya tanpa melihat ke arahnya dan tanpa senyuman sedikitpun.     

"Apa daddy melakukan kesalahan? " tanyanya lagi.     

"Kenapa daddy malah bertanya pada key " jawab key yang kali ini bernada ketus.     

"Baiklah, daddy minta maaf karena semalam ada pasien yang sangat gawat jadi daddy tidak bisa langsung pulang untuk melihat kondisi mommie "     

"Tapi dia mengerti dan sudah memaafkan daddy "     

Key kemudian menoleh ke arah dokter edwin dan memandanginya.     

"Daddy pulang jam berapa semalam? " lalu key bertanya pada ayahnya itu.     

"Bukannya daddy bilang ketika key telpon operasinya sudah selesai dan akan segera pulang " sambung key, "tapi ternyata daddy pulang setelah berapa jam "     

"Daddy bisa menolong pasien, tapi kenapa daddy tidak bisa mengutamakan mommie lebih dulu? "     

"Melihatnya sebentar saja "     

Key memperlihatkan wajah kecewanya pada dokter edwin.     

"Kalau mommie pergi karena daddy tidak lagi peduli padany bagaimana? key sudah tidak mau lagi mencarikan daddy istri, dia itu sudah paling terbaik! "     

Key memasukkan bekal makanan miliknya ke dalam tas dan lalu meraih satu tangan kanan dokter edwin untuk dia cium.     

"key berangkat dulu " dia berpamitan pada ayahnya dengan wajahnya yang memperlihatkan kekesalannya pada dokter edwin.     

"Key bicara seperti itu pada koko? " nita memberikan sebuah reaksi terkejut setelah mendengar cerita dokter edwin.     

Dan jawaban dokter edwin hanya dengan anggukkan kepalanya dan masih menyembunyikan wajahnya di pundak nita.     

"Iya, sudah nanti sepulang sekolah key aku jelaskan " ucap nita seraya mengusap kepala dokter edwin.     

"Sekarang kita sarapan dulu " nita membawa dokter edwin untuk duduk dan sarapan bersamanya.     

Dia tersenyum geli melihat wajah dokter edwin yang seperti kapal kehilangan anak buahnya ketika key marah padanya.     

"Key harus tahu kalau ayahnya itu pulang terlambat karena harus observasi pasiennya bukan bertemu dengan wanita di luar rumah sakit " nita berkata sambil mengunyah roti isi yang dokter edwin bawakan untuknya pagi ini.     

Membuat dokter edwin yang sedang meminum kopi tersedak dan terbatuk.     

Nita terkejut, "koko kenapa? "      

Dengan cepat dia beranjak dari duduknya untuk membawakan tisu.     

"Baju koko kotor " nita membantunya untuk membersihkan kemeja putihnya dari cipratan kopi.     

"Aku ganti saja bajunya " ucap dokter edwin lalu beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi.     

Nita mengerutkan dahinya sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh dokter edwin pagi ini.     

Sedangkan dokter edwin yang sedang berada di dalam kamar mandi terlihat sangat kebingungan.     

"Kenapa aku seperti sedang di kejar oleh hantu yang meminta kejujuranku! " ucapnya pada diri sendiri sambil melihat dirinya di depan cermin.     

Dia terlihat sangat mengkhawatirkan karena kebohongannya tadi malam membuatnya selalu seperti manusia yang sedang di kejar sebuah dosa...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.