cinta dalam jas putih

Ci Ciong Fen Wei Wei



Ci Ciong Fen Wei Wei

0Nita berjalan kecil keluar dari kamar pasiennya kali ini, melihat dokter edwin yang ternyata menunggunya melakukan sebuah terapi pada tetangganya itu.     

"Dokter, berapa yang harus saya bayar? " tanya pemilik rumah.     

"Tidak usah " nita menyela dan memberikan sebuah jawaban.     

"Semoga istrinya sehat selalu " sambung nita.     

"Terima kasih dokter "      

"Terima kasih bu bidan " dia meraih tangan nita untuk di salaminya dengan waktu yang cukup lama.     

Dokter edwin memandang ke arah tangan nita yang tidak di lepas oleh laki-laki di hadapannya itu.     

"Kami pamit sekarang " ucap dokter edwin bermaksud agar dia melepaskan tangan nita.     

Nita tersenyum melihat dokter edwin yang tiba-tiba memegang tangannya.     

"Koko bawa mobil? " nita terkejut ketika melihat mobil dokter edwin sudah terparkir diluar rumah.     

"Iya, supaya kamu tidak capek berjalan kerumah " jawab dokter edwin dengan wajahnya yang masih terlihat kesal.     

"Kenapa wajahnya masih kelihatan kesal seperti itu? " nita menyindir dokter edwin.     

Dokter edwin menoleh ke arah lain sambil berkata, "kenapa juga salamannya harus dengan waktu yang lama tadi! "     

Nita menahan tawa sambil menggelengkan kepalanya, dia mencium aroma kecemburuan tetapi dokter edwin masih tidak mau terang-terangan memperlihatkannya pada nita.     

"Mungkin karena dia terharu dapat pertolongan dengan cepat "     

"Sudah, jangan kesal lagi " nita mencoba merayu dokter edwin dengan bergelayut di tangan dokter edwin.     

"Kalau kesal semakin kelihatan tampan sama kerennya! " dia memuji dokter edwin.     

"Kalau keren dan tampan seperti ini ada di luar lama-lama, kalau ada wanita lain lihat pasti langsung berteriak histeris minta di halalin! "     

Mendengar nita yang berkata seperti itu agar membuatnya tidak lagi kesal dia tertawa malu.     

"Memangnya aku artis sampai mereka teriak-teriak! " dokter edwin mencubit kecil pipi nita.     

"Ayo kita masuk ke mobil " ajak dokter edwin, "aku akan mengajakmu ke suatu tempat "      

"Kemana? " tanya nita.     

"Tadikan kamu belum sempat sarapan karena harus langsung breast care " ucap dokter edwin sambil membukakan pintu mobil untuk nita.     

"Ada tempat makanan enak " sambungnya.     

Nita masuk ke dalam mobil dan terkejut ketika melihat sosok key sudah duduk di kursi belakang tersenyum ke arahnya.     

"Hai, mommie! "      

"Kamu dari tadi diam di mobil? " nita berbalik untuk bicara dengan key yang sedang sibuk bermain game di ponselnya.     

Key menganggukkan kepalanya, "aku tidak suka lihat daddy ketika periksa pasien "     

"Aku sama sekali bukan calon dokter seperti yang daddy minta! "     

Nita mengangkat kedua alisnya mendengar key yang sama sekali tidak tertarik dengan pekerjaan ayahnya. Dan bahkan tidak memiliki sebuah cita-cita yang sama.     

"Dia memang tidak mau ikut kalau aku sedang praktek dulu " ucap dokter edwin pelan.     

Dia memakaikan nita sabuk pengaman sebelum mereka pergi ke tempat yang dituju.     

"Key bilang bau darah membuatnya pusing, dan dia tidak suka kalau nanti jadi dokter tidak bisa selamatkan pasiennya "     

Nita mengerutkan dahinya dan tersenyum lebar.     

"Ekspektasinya sudah sangat berlebihan, sampai membuatnya menyerah sebelum bertarung! "     

Nita menggelengkan kepalanya ke arah dokter edwin yang secara tidak langsung mengatakan padanya agar tidak melanjutkan lagi perkataannya. Dia takut key mendengarnya dan justru itu akan semakin membuatnya tidak mau menuruti keinginan ayahnya.     

Lalu menoleh sekilas ke arah key yang masih sibuk dengan ponselnya.     

"Kita mau kemana? " nita lalu bertanya pada dokter edwin.     

"Kamu belum pernah coba makanan ci ciong kan? " dokter edwin balik bertanya pada nita.     

Mendengar nama makanan itu saja membuat nita kebingungan menyebutkannya, dia lalu menjawabnya dengan gelengan kepalanya.     

"Tapi daddy " sela key dari arah belakang.     

"Apa a kiem dan yazhiang jual makanan yang bisa mommie makan? "     

"Mommie kan tidak boleh makan sembarangan daging " dia mengingatkan ayahnya itu.     

"Ada " jawabnya, "tadi daddy sudah bilang sama a kiem supaya menyiapkan makanan yang bisa dimakan sama mommie "     

"Aku juga mau ikut yang dimakan mommie " ucap key pada dokter edwin.     

"Iya "      

Nita yang sedari tadi hanya mendengar kedua laki-laki itu mengobrol hanya kebingungan dengan makanan yang mereka bicarakan.     

"Chee cheong fun atau ci cong fan adalah camilan gurih dari tepung beras yang berasal dari Guangdong, China " dokter edwin lalu menjelaskannya pada nita walaupun dia tidak memintanya.     

"Oh " nita menganggukkan kepalanya walaupun dia belum tahu seperti apa bentuk apalagi rasanya.     

Yang dia tahu adalah mochi dan juga ramen makanan dari luar negeri yang sudah pernah dia makan.     

"A kiem sama yazhi... apa tadi? " nita lalu bertanya pada dokter edwin.     

"Yazhiang " dia membenarkan.     

"Iya, itu " nita terantuk, "yazhiang "     

"Itu nama makanan? " dia bertanya lagi.     

Seketika nita mendengar tawa key dan juga terlihat dokter edwin yang mencoba menahan tawanya.     

"Kenapa? " nita kebingungan.     

Dia kebingungan apakah pertanyaannya itu memang lucu sampai membuat keduanya tertawa.     

"Mommie lucu! " celetuk key.     

"A kiem dan yazhiang itu panggilan key untuk kakak dan kakak iparmu " dokter edwin menjelaskannya pada nita.     

"Oh... " nita mengerti sekarang dia lalu memperlihatkan tawa kecilnya.     

"Aku pikir itu bukan nama orang tapi nama kue atau makanan apa... "     

Dokter edwin tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. Dia merasa kekesalannya yang beberapa menit yang lalu muncul karena melihat ada orang lain yang memegang tangan nita.     

"Kenapa baru lihat kakak koko yang ini? " bisik nita pada dokter edwin ketika mereka telah sampai di sebuah tempat makan yang dibuat di halaman depan rumah tinggal.     

"A kiem ini sibuk karena warungnya banyak pembeli " jelasnya, "dia itu sama memiliki bakat dari papa yang bisa membuat bakmie dan ci ciong "     

"Bakpau nya juga enak " sambungnya.     

"Jadi cuma koko saja yang jadi dokter? " nita bertanya lagi.     

Dia menjawabnya dengan anggukkan kepalanya.     

"Tapi key sama sekali tidak mau jadi dokter " ucap dokter edwin dengan wajahnya yang terlihat tidak senang.     

Nita tersenyum dan memegang satu tangan dokter edwin.     

"Kalau kita punya anak yang banyak, pasti salah satu dari mereka ada yang mau jadi dokter " nita menghibur dokter edwin.     

"Kamu mau punya anak berapa banyak? "     

Nita terlihat memikirkannya lebih dulu sebelum menjawabnya.     

"Dua saja " dokter edwin yang dengan cepat menjawabnya.     

Nita memperlihatkan tawa kecilnya ketika dia hanya dibolehkan untuk memiliki dua orang anak saja. Padahal impiannya itu mempunyai empat orang anak ditambah dengan key pasti dirumahnya akan sangat ramai dan dia tidak akan kesepian.     

"Ini pesananmu " ada seorang wanita menghampiri mereka membawa satu mangkuk berisi bakmi dan satu porsi ci ciong.     

"Ini halal " sambungnya.     

Dia memandangi nita dengan waktu yang cukup lama sampai membuatnya merasa malu dan salah tingkah.     

"Xie xie ni " nita mencoba mengucapkan terima kasih pada kakak iparnya itu.     

"Kamu sudah pintar sekali " ucapnya sambil tertawa.     

"Kalau sudah tahu kesini, harus sering datang " ucapnya pada kimi.     

"Edwin itu jarang kesini karena marah padaku, habisnya aku bandel tidak pernah mau pakai KB! "     

"Sekarang anakku sudah lima " sambungnya, "dan sekarang ini di perutku sudah jalan tiga bulan! "     

"Cici! " dokter edwin bicara dengan nada yqng sedikit tinggi dengan wajahnya yang kesal.     

"Usia sekarang mana pantas buat hamil, sudah resiko tinggi masih bandel! "     

"Nah, kan mulai ngambek! " cetusnya lalu tertawa, dia beranjak dari duduknya.     

"Cepat makan nanti keburu dingin " dia berkata sebelum akhirnya melarikan diri karena takut dokter edwin terus menerus menceramahinya.     

"Kamu mau bakmie nya? " dokter edwin bertanya pada nita yang memandangi makanan miliknya.     

Nita tersenyum, "tapi itu terlalu banyak "     

"Aku pesankan lagi "      

"Jangan " nita menolaknya.     

"Kalau kamu mau kita pesan lagi, tidak habis juga tidak apa-apa " ucap dokter edwin.     

Nita tersenyum, "koko, dulu saya kalau pacaran karena harus berhemat kami pesan makanan berbeda dan sudah itu kita membagi dua makanan yang dipesan "     

"Jadi kita bisa mencicipi makanan selain yang di pesan tanpa harus bayar ekstra! "     

Dokter edwin tersenyum mendengar nita yang menceritakan tentang pengalaman berpacarannya.     

"Itu juga kalau koko tidak keberatan " nita bicara pelan sambil mencoba mengambil potongan ci ciong dengan sumpit yang di pegangnya.     

"Apa pacar kamu juga menyuapimu dulu? " tanya dokter edwin pada nita tangannya lebih cepat mengambil potongan ci ciong dengan sumpit yang di pegangnya lalu di dekatkan pada nita.     

"Nggak di suapin juga koko... " wajah nita memerah ketika dokter edwin meminta nita untuk membuka mulutnya dan makan dari tangannya.     

"Enak? " tanyanya.     

Nita menganggukkan kepalanya ketika sedang mengunyah makanan yang baru di cobanya.     

"Nanti kamu coba bakmie nya juga " ucap dokter edwin.     

Dia mengambil mangkuk kosong yang ada di meja mereka lalu membagi dua bakmie miliknya dan di berikan pada nita.     

"Ini bagian koko " nita mendekatkan piring yang berisi dua belas potongan kecil ci ciong ke dekat dokter edwin.     

Dia memisahkan enam potong makanannya karena itu adalah bagian untuk dokter edwin.     

Jadi kali ini mereka membagi dua makanan yang mereka pesan.     

Dokter edwin tersenyum lebar, dia merasa telah di bukakan pikirannya oleh nita sekarang ini.     

karena ini bukan tentang berbagi makanan untuk berhemat, tetapi nita secara tidak langsung seperti memberitahukan padanya bahwa hal kecil seperti inilah yang justru menguatkan perasaan sayang satu sama lain...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.