cinta dalam jas putih

Donat dan greentea latte



Donat dan greentea latte

0"Koko " panggil nita ketika mereka sudah berada di dalam mobil dan bersiap untuk berangkat.     

"Hmmm " dia hanya menanggapi dengan ucapan seperti itu dan lalu menghidupkan mesin mobilnya.     

"Jangan-jangan dulu sewaktu sekolah koko jagonya membolos dan mengalihkan perhatian guru! " tebak nita.     

"Pasti dulu koko murid paling rajin dan mendapatkan juara kelas " sambung nita, dia sedang membayangkan sekeren apa dokter edwin ketika masih sekolah dulu.     

Sekarang saja dia masih terlihat sangat tampan apalagi ketika masa mudanya.     

"Siapa bilang " ucap dokter edwin sambil tertawa kecil, "kamu pasti tidak akan percaya kalau dulu sewaktu sekolah aku hampir setiap minggu membolos di pelajaran kimia dan biologi "      

"Aku biangnya perusuh di kelas "      

"Dan tentu saja pujaan wanita, kakak kelas dan adik kelas! "     

Nita tercengang dia lalu menggelengkan kepalanya, "mana mungkin seperti itu, koko pasti bohong! "     

Dokter edwin lagi-lagi tertawa kecil, "kalau kamu tidak percaya nanti aku perlihatkan nilai di ijasahku setelah kamu pulang "     

"Koko beneran gak bohong? " nita bertanya kembali untuk memastikan.     

"Kenapa? "     

Nita mengerutkan dahinya, "yang saya tahu kalau mau menjadi dokter itu harus pintar dari lahir, dan biasanya sosoknya disiplin dan giat belajar "     

"Jadi kamu tidak percaya? " dokter edwin balik bertanya.     

Nita hanya menjawabnya dengan tawa-tawa kecilnya.     

 "Kamu harus ingat, masa lalu yang buruk itu tidak selalu menyuramkan masa depan " ucap dokter edwin, "kamu hanya perlu percaya bahwa tuhan tidak pernah memberikan hal buruk untuk semua ciptaannya "     

"Itu artinya masa depan bisa dirubah dengan usahamu sendiri " sambungnya.     

"Dulu sewaktu sekolah smu, yang ada di dalam pikiran adalah bahwa sebuah nilai bagus di ijasah itu hanya goresan tinta yang membanggakan. Jadi aku tidak pernah mau berbangga diri dan melakukan apapun yang aku mau bebas tanpa beban nilai "     

"Tapi tentu saja berusaha dengan keras setelah masuk ke fakultas kedokteran, karena aku mendapatkannya dengan susah payah bahkan bisa dikatakan sampai aku harus menangis darah. Disitu baru aku fokus belajar "     

Nita tertegun mendengar cerita dokter edwin tentang masa mudanya, "melakukan hal bebas seperti apa? "     

Dokter edwin tertawa dan satu tangannya mengusap kepala nita, "jangan berpikir yang aneh-aneh! "     

"Bebas tapi aku tidak pernah minum alkohol dan memakai narkoba dan mempermainkan wanita dengan seks bebas "     

"Laki-laki yang baik itu bukan yang romantis dan banyak berkata manis, tetapi adalah lelaki yang tidak merusak wanita tapi menjaganya " ucap dokter edwin, "lagipula cinta itu bukan di ucapkan tapi di buktikan dengan perbuatan dan tanggung jawab "     

"Saya merinding mendengarnya koko,,, " nita berkata seraya mengusap kedua tangannya.     

"Tapi aku juga terkenal playboy sewaktu smu " dia lalu menambahkan kembali cerita tentangnya.     

"Hmmm, ngaku kan! " cetus nita seraya tertawa kecil.     

"Berapa banyak mantan koko waktu sekolah? " nita lalu melontarkan pertanyaannya.     

"Banyak " jawabnya dengan tenang, "tapi aku itu cuma berusaha supaya wanita-wanita yang menyatakan cintanya tidak tersakiti jadi aku terima mereka semua "     

"Bahkan dulu aku membuat jadwal untuk mengajak mereka kencan "     

"Halah modus sekali pura-pura kasihan padahal mau semuanya dijadiin pacar! " celetuk nita dan lalu dia tertawa karena merasa lucu sekali.     

Dokter edwin tertawa mendengar tanggapan nita tentang ceritanya yang baru pertama kali dia ceritakan pada orang lain.     

Dia tidak pernah mau menceritakan tentang dirinya terlebih tentang masa lalunya pada siapapun, dan kali ini dia dengan senang hati menceritakannya pada nita.     

Itu memberikan sebuah jawaban padanya bahwa ternyata dia sudah mempercayai nita dan ingin dia tahu tentang masa lalunya secara perlahan.     

"Disana lebih banyak donat coklat, jadi aku pilihkan rasa keju, strawberry dan blueberry " dia membawakan nita tiga donat dengan rasa yang berbeda-beda dan greentea latte untuknya.     

"Terima kasih " nita senang sekali bisa melihat makanan yang dia inginkan ada di depan matanya.     

"Kenapa koko hanya pesan kopi? " tanya nita melihat pesanan dokter edwin hanya secangkir kopi.     

"Saya lupa koko tidak terlalu suka makanan manis " nita lalu mengambil donat dengan selai blueberry di tangannya.     

"Tapi koko suka saya yang manis! " celetuk nita menggoda dokter edwin dan lalu tawa kecilnya muncul.     

Kedua alis dokter edwin naik dan tersenyum menanggapi perkataan nita.     

"Siapa bilang aku tidak suka makanan manis " ucapnya, dia lalu meraih tangan nita yang memegang donat dan mendekatkan ke arahnya agar dia bisa menggigit donat itu.     

"Aku cuma sedang menunggu makan donat itu dari tanganmu " sambungnya.     

Awalnya nita terkejut dan wajahnya mulai memerah, lalu senyumannya muncul.     

"Enak? " tanya nita yang lalu memakan donatnya itu.     

"Biasa aja " jawabnya, "tapi karena makan dari tangan kamu rasanya terlalu manis "     

Nita tertawa malu, "iya deh saya memang manis tuan mantan playboy "     

Dokter edwin ikut tertawa, "makanlah, waktu kita tidak banyak "     

Nita menganggukkan kepalanya dan mulai memakan donat-donat yang dibawakan oleh dokter edwin untuknya.     

"Koko tidak suka pesan apa kalau makan di luar rumah? "     

"Memesan minuman dingin apapun itu rasanya atau bahkan air putih " jawabnya.     

Nita membulatkan kedua matanya, "wah, ternyata saya ada temannya juga "     

"Saya juga paling tidak suka air es " sambung nita.     

"Iya makanya tuhan menjodohkan kita " guman dokter edwin sangat pelan agar supaya nita tidak mendengarnya.     

"Iya memang jodoh " ucap nita, ternyata dia bisa mendengar apa yang dokter edwin katakan.     

"Waktu kita tinggal satu jam lagi, kamu mau pergi ke tempat lain? "     

Nita menggelengkan kepalanya, "kita kembali saja ke rumah sakit "     

"Nanti koko harus pulang larut malam, kasihan key " sambung nita.     

Dokter edwin tersenyum kecil, dia lalu beranjak dari duduknya mengulurkan satu tangannya ke arah nita.     

Uluran tangan dokter edwin di raih oleh nita dan mereka berjalan menuju ke tempat parkir dengan bergandengan tangan.     

"Terima kasih koko " ucap nita bergelayut di satu tangannya.     

"Aku yang seharusnya berterima kasih "     

"Karena kamu membuat aku melakukan hal yang paling ingin kulakukan tetapi tertahan sejak lama " sambungnya.     

Nita tersenyum, "apa itu membawa pasien kabur dari ruang perawatan untuk makan donat? "     

Dokter edwin tertawa kecil meraih pundak nita.     

"Ternyata menyenangkan sekali bisa melakukan hal yang dulu sering aku lakukan "     

"Dan ternyata itu terwujud di usiaku sekarang ini, sedikit aneh juga "     

Nita tertawa kecil, "koko masih terlihat muda jadi tidak aneh sama sekali "     

"Bagaimana kalau nanti aku jadwalkan waktu kencan seperti waktu koko sekolah dulu? "     

Dokter edwin tertawa malu, "berhenti menyindirku, aku jadi menyesal menceritakan semuanya padamu "     

"Itu seperti kamu memegang kartu hidupku! "     

Nita terkekeh, "itu artinya koko percaya pada saya "     

"Iya, tentu saja aku percaya dan kamu orang yang pertama tahu tentang masa sekolahku dulu "     

"Terharu sekali " ucap nita manja, "ternyata koko lebih manis dari donat-donat yang tadi aku makan! "     

"Berhenti, nanti pertahanan diri aku menurun dan kamu benar-benar aku makan di tempat parkir! "     

Nita hanya menanggapinya dengan tawa-tawa kecilnya.      

Dokter edwin melayangkan pikirannya sambil mengemudi, dia baru menyadari begitu beraninya dia membawa nita keluar secara diam-diam dari ruang rawatnya hanya untuk bisa membuatnya tertawa bahagia seperti yang sekarang dilihatnya.     

"Terima kasih dokter " ucap suster ghina ketika menerima sebungkus donat dan kopi untuknya.     

"Anggap saja ini oleh-oleh " ucapnya dengan wajah yang masih dingin.     

Suster ghina mengerutkan dahinya, "memangnya siapa yang sudah jalan-jalan? "     

"Saya, mungkin sekaligus sogokan supaya bisa temani pasien sangat khusus sekali sampai besok dia pulang " jawab dokter edwin sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju ke ruangan nita.     

Suster ghina melongo mendengar perkataan dokter edwin dan lalu senyum kagetnya muncul mendapati sikap dokter edwin yang sangat jauh berbeda seperti sebelum dia menikah, walaupun mata tajamnya tetap saja terlihat menakutkan.     

Dokter edwin masih mempunyai waktu setengah jam sebelum suster ghina masuk ke ruangan dan memberikan obat pada nita.     

"Kenapa koko masih disini? " tanya nita ketika mendapatkan pelukan dari arah belakangnya.     

"Tidak boleh? "     

Nita tertawa kecil, "bukan begitu, kasihan key sendirian di rumah "     

"Dia betah di rumah baru dan tadi bilang mau membawa teman-temannya menginap di rumah "     

"Oh, begitu,,, " jawab nita membalikkan badannya membuat mereka saling berhadapan kali ini.     

"Aku jaga ronda saja disini " ucap dokter edwin.     

Tawa nita semakin menjadi, "iya, malam ini pasti tidak bisa tidur "     

"Kenapa? "      

"Harus berjaga-jaga, karena jiwa anak smu nya sedang muncul! "     

"Sedikit saja masa tidak boleh! " ucap dokter edwin memberikan kecupan di bibir nita.     

Dia lalu mengerutkan dahinya dan memandangi nita.     

"Ada apa? " tanya nita.     

"Aneh sekali " jawab dokter edwin, jika tadi dia memberikan kecupan sekarang dia merubahnya menjadi sebuah ciuman.     

"Rasa blueberry, strawberry, greentea " ucap dokter edwin setelah dia berhenti menciumi bibir nita.     

"Dasar koko! " nita bereaksi dengan memberikan cubitan kecil di perut dokter edwin.     

Dia meringis kesakitan tetapi tawanya lalu muncul, menertawakan dirinya sendiri dan bertanya pada pikirannya sejak kapan dia menjadi orang yang senang melontarkan kata-kata lucu dan selalu ingin bertindak manis tetapi itu hanya pada nita saja???     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.