cinta dalam jas putih

Perasaan yang terpendam



Perasaan yang terpendam

0Yoga mengangkat kedua tangannya dengan senyuman yang terlihat begitu dipaksakan ke arah nita, dia lupa sudah berjanji pada istrinya itu tidak akan mengungkit tentang kuliah ellen malam ini.     

"Lanjutkan saja makannya! " ucap yoga pada ellen yang sedari tadi menunggunya untuk berkata sesuatu padanya.     

Ellen tersenyum dengan anggukan kepalanya, dia kembali melahap makanan yang berada di piringnya.     

"Pasti ayah mau menanyakan kenapa kak ellen tidak kuliah di kedokteran seperti kak axel! " celetuk yunna membuat semua orang terdiam dan menoleh ke arahnya.     

"Yunna,,, " nita menarik nafasnya dalam-dalam melihat kelakuan putrinya itu.     

"Yunna " axel menggelengkan kepalanya dengan senyuman tipisnya, dia memang orang yang paling jujur di rumah tidak pernah bisa memendam apapun. Tetapi sepertinya penyaringnya sedikit bocor sampai semuanya yang tidak perlu dia katakan akhirnya terucap juga.     

Yunna mengangkat kedua bahunya seraya tersenyum, "karena kak ellen itu hebat! "     

"Dia berani membuat keputusan untuk hidupnya, walaupun akhirnya dia dibenci orang tuanya tapi sekarang kak ellen sukses! "     

Yunna memandangi penuh dengan rasa takjub ke sosok ellen, "melakukan pekerjaan yang kita sukai itu akan lebih menyenangkan daripada kita melakukannya dengan terpaksa! "     

"Pasti memiliki resiko melakukan kesalahan sangat besar! " sambung yunna.     

Dia lalu tersenyum ke arah yoga, "ayah selalu bilang seperti padaku setiap aku akan melakukan ujian apapun,,, "     

Yoga tersenyum bangga ketika putrinya itu menyebut namanya dan dia adalah orang yang selalu memotivasinya untuk belajar dengan baik. Dan kali ini yoga akhirnya merasa yunna memang sangat mirip dengannya. Setelah beberapa waktu yang lalu dia meragukan yunna akan sama seperti dia ketika muda dulu.     

Yunna mengedipkan satu matanya ke arah yoga, dia tahu ibu dan kakaknya itu selalu membuat ayahnya itu tidak bertanya hal yang sedikit mengganggu suasana malam yang menyenangkan.     

Yoga tersenyum ke arah yunna yang bisa menjadi penghubung keduanya ketika dia dilarang bertanya oleh istri dan putranya.     

"Owh, princes yu manis sekali! " ellen merasa terharu mendapat pujian dari penggemarnya, "besok aku kirimkan parfum yang kamu mau, terus coklat yang aku beli di thailand kemarin! "     

"Ya ampun kak ellen artis terbaik terima kasih " yunna mengeluarkan rayuan gombal pada ellen hanya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.     

Nita menggelengkan kepalanya kembali melihat sikap yunna sekarang, dia lalu menoleh ke arah yoga yang sedari tadi memandanginya.     

"Aku tidak bilang apa-apa! " ucap yoga pelan, "putrimu yang bilang "     

Nita tersenyum mendengar pengakuan yoga, memang putrinya itu memiliki sifat yang sangat istimewa dan terkadang tidak bisa dia mengerti. Walaupun seperti itu dia yakin yunna akan membuat kedua orang tuanya bangga sama seperti yang telah axel lakukan.     

"Kamu tidur dengan kak axel malam ini! " axel mengajak alvar untuk ikut bersamanya.     

Alvar menganggukkan kepalanya, dia lalu menoleh ke arah yunna dan ellen yang terlihat sudah bersiap.     

"Kalian mau kemana? " tanya axel.     

"Ayo antar kami ke mini market " jawab ellen, "aku mau traktir alvar dan yunna jajan sepuasnya malam ini! "     

"Tapi yunna baru kemaren malam belanja di mini market! " axel melihat ke arah yunna yang sepertinya berpura-pura tidak dengar.     

Ellen mendekat ke arah axel, "kamu cuma antar kita sebentar pakai mobilmu pelit sekali, kalau kamu tidak mau kita bisa jalan kaki! "     

Dahi axel berkerut ada rasa khawatir terlintas jika dia membiarkan mereka berjalan kaki malam-malam dengan seorang artis.     

"Iya aku ambil kuncinya dulu! " axel akhirnya menyerah dia lalu berjalan ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil miliknya.     

"Ayah, ibu, aku antar mereka dulu ke mini market " axel berpamitan pada nita dan yoga yang setelah selesai makan duduk santai di ruang keluarga.     

"Hati-hati " ucap nita dengan senyumannya, dia sebenarnya merasa kasihan pada axel yang terlihat kelelahan di wajahnya. Tetapi karena dia terlalu penyayang dia tidak pernah bisa menolak ajakan ellen dan yunna.     

Seperginya anak-anak yoga pura-pura terbatuk untuk mendapatkan perhatian nita.     

"Tidak enak badan? " nita menoleh ke arah yoga, dia duduk lebih mendekat ke arahnya.     

"Mau aku pijit? " dia memberikan tawaran yang menyenangkan pada yoga.     

Yoga tersenyum lebar, "boleh "     

Nita memijit tangan yoga, "kira-kira yunna akan melanjutkan kuliah ke jurusan apa? mendengarnya setiap hari selalu membicarakan tentang cita-citanya yang berubah "     

"Dia masih muda biarkan saja " yoga kali ini bisa menerima apa yang akan diputuskan oleh putriny itu.     

"Orang lain atau bahkan kita yang menjadi orang tua yunna sekalipun tidak akan pernah tahu isi dari pikirannya " ucap yoga, "hanya dia yang mengetahuinya, tapi sepertinya memang yunna benar mereka hebat bukan karena memiliki profesi yang membanggakan, ketika mereka sukses menata hidup mereka sendiri itu juga merupakan suatu kebanggaan "     

Nita tersenyum senang akhirnya yoga bisa mengerti bahwa setiap anaknya akan berbeda, dan itu membahagiakan ketika dia tidak merasa kecewa karena apa yang dia inginkan tidak dapat diwujudkan oleh anak-anaknya.     

"Inilah suami dan ayah terbaik! " nita berhenti memijat tangan yoga dia malah memberikan pelukan padanya.     

Yoga tentu saja menerima pelukan dari nita, terlebih lagi anak-anaknya sedang tidak berada di rumah saat ini.     

"Sekarang berikan hadiahku! " cetus yoga ketika masih memeluk nita.     

Nita tertawa dan mencubit perut yoga karena sudah mulai menggodanya.      

"Kamu kan sudah berjanji tadi " ucap yoga kembali.     

"Dan tadi itu aku tidak bertanya apapun pada alvar dan ellen walaupun sebenarnya ingin sekali bertanya " sambungnya.     

"Tadi yang bicara itu princes yu " yoga kembali mengingatkan nita.     

"Iya,,, " nita memegang kedua pipi yoga, dan memandangi wajahnya.     

"Suamiku semakin lama terlihat semakin keren, pasti banyak wanita yang mencuri perhatiannya! " ucap nita, "secara wanita muda sekarang lebih suka pria yang berumur matang dan sukses! "     

Yoga tersenyum malu, "iya tidak apa-apa, itukan mereka tapi aku sendiri senang memeluk kamu, memandangi wajah cantik kamu, dan,,, "     

Yoga tidak melanjutkan perkataannya karena nita mendaratkan ciuman di bibirnya dalam waktu singkat dan tersenyu ke arahnya.     

"Aku tunggu saja di kamar sekarang! " nita lalu beranjak dari duduknya dan memperlihatkan wajah cantiknya yang tidak pernah terlihat menua dengan kedua matanya yang sedikit nakal ke memandanginya.     

Yoga menarik nafasnya dalam-dalam, dia selalu senang jika sudah melihatnya seperti itu. Membuat hubungan mereka justru semakin erat dan selalu harmonis.     

Mereka menggunakan kesempatan suasana rumah yang sepi karena anak-anak tengah pergi keluar untuk bisa berduaan saja.     

Axel menoleh ke arah ellen yang masih terlihat memilih makanan yang akan dibelinya sedangkan yunna dan alvar sedang memilih makanan kesukaan mereka.     

"Kamu yakin sedang baik-baik saja? " tanya axel pada ellen, dia sengaja tidak menatap wajah ellen ketika menanyakan perasaannya.     

Ellen tersenyum tipis, "tentu saja aku sedang dalam situasi yang tidak baik! "     

"Makanya aku menemuimu! " sambung ellen.     

Axel menepuk pundak ellen seolah-olah dia sedang mentransferkan energi semangat pada teman masa kecilnya itu.     

"Jangan makan cemilan malam hari, nanti kamu gemuk! " cetus axel, "kamu tidak cantik kalau gemuk karena pasti akan terus menerus marah-marah! "     

Lalu axel pergi meninggalkannya yang sedang memilih cemilan kesukaannya, dia tersenyum memperhatikan axel dari dari arah belakangnya. Dia cukup menyimpan perasaannya pada axel di tempat paling baik agar dia bisa seperti ini, berada terus disampingnya karena sebuah persahabatan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.