cinta dalam jas putih

Makan Bersama



Makan Bersama

0"Ayo cepat berpakaian! " cetus nita, "nanti anak-anak menunggu lama untuk makan "     

"Iya,,, " yoga segera memakai pakaian yang nita pilihkan untuknya. Kaos lengan pendek tanpa kerah berwarna hijau army cocok sekalu di kulit yoga, nita tersenyum lebar dan menghampirinya.     

"Suamiku semakin lama makin keren saja! " puji nita, dia memainkan pipi yoga yang terasa dingin.     

"Aku kan memang sudah keren dari lahir! " yoga berkata tentang dirinya dengan begitu bangga.     

"Makanya kamu jatuh cinta sama pimpinan kamu ini! " sambungnya.     

Nita tertawa kecil, sebenarnya yang jatuh cinta itu bukan dia tapi justru yoga sendiri. Karena perhatian dan kasih sayang yang terus menerus dia terima itu yang membuat nita semakin cinta padanya.     

"Sudah " nita menyudahi rayuan pada suaminya itu, "kasihan mereka menunggu lama "     

Dia lalu meraih tangan yoga untuk berjalan bersamanya ke ruang makan.     

"Tunggu dulu " mereka berhenti tepat di depan pintu kamar,  nita menoleh ke arah yoga dan memgusap pipinya dengan lembut.     

"Sayang " panggil nita, "ingat jangan pernah bertanya pada ellen kenapa dia tidak kuliah di jurusan kedokteran! "     

"Dan, jangan mengungkit soal kehamilan istri pak adit di depan alvar! " sambung nita, dia tersenyum lebar ke arah yoga.     

"Siap ibu bos! " yoga memperlihatkan senyumannya juga ke arah nita.      

Dia memindahkan tangannya ke pinggang nita dan membisikkan sesuatu.     

"Tapi asalkan aku dapat sesuatu nanti, aku janji tidak akan bicara apapun! " bisik yoga.     

Nita tersenyum malu, "aku lihat dulu nanti bisa tidak memegang janji! "     

Nita dengan cepat menarik tangan yoga untuk cepat berjalan ke arah ruang makan dimana yunna dan axel sudah menunggu mereka.     

"Ayah dan ibu lama sekali! " yunna sepertinya sudah sangat kelaparan.     

Dia terlihat kesal menunggu romeo dan juliet versi keluarganya itu, yang kemana-mana pasti selalu berdua. Seperti sebuah perangko di amplop surat yang tidak pernah dapat dipisahkan.     

"Iya maaf " nita hanya bisa berkata maaf pada putrinya itu, yang jika sudah merasakan lapar bad moodnya pasti muncul.     

Yoga duduk di sebelah alvar dan axel, dia lalu berganti menoleh ke arah yunna yang duduk bersebelahan dengan ellen.     

"Jadi seperti ini kalau aku punya banyak anak! " umpat yoga dalam hatinya, dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.     

Empat orang anak yang memiliki karakter sangat berbeda, tidak ada satupun yang sama dengan pemikirannya. Sepertinya setiap hari dia akan terus menerus mengusap dadanya, ternyata menjadi seorang ayah yang baik untuk anak-anak sendiri bukanlah hal yang mudah. Dia masih harus banyak belajar karena untuk menjadi orang tua terbaik butuh perjuangan panjang.     

Mereka makan malam dengan serius tanpa suara, sepertinya pesona serius yoga membuat mereka tidak mengeluarkan suara apapun ketika makan malam berlangsung.     

"Yah,  tadi di rumah sakit ada dokter spesialis kandungan dokter azka " axel memecah keheningan makan malam kali ini.     

Yoga tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "dia teman ayah sewaktu sama-sama jadi dokter umum di daerah "     

"Dia juga pernah residen di rumah sakit " sambung yoga dan lalu menoleh ke arah nita yang masih fokus pada makanannya.     

"Dia juga pernah suka sama ibumu! " semua orang yang berada di ruang makan terdiam, mereka begitu kompak memandangi nita yang sedang mengunyah makanannya.     

"Kenapa? " nita merasa seperti menjadi seorang tersangka ketika yoga memberitahukan mereka bahwa pimpinan axel di rumah sakit juga pernah menyukai ibu mereka.     

"Kenapa melihat ibu seperti itu? " tanya nita kembali, dia menoleh ke arah yoga yang terlihat menyembunyikan tawanya dan pura-pura tidak merasa bersalah.     

"Senangnya menjadi ibu, banyak yang suka! " pekik ellen, "aku saja harus berjuang keras buat di gemari cowok-cowok! "     

Axel menertawakan ellen yang ingin di sukai banyak laki-laki, karena menurutnya lebih banyak penggemar laki-laki itu membuktikan bahwa kamu sangat tenar dan cantik.     

"Aku juga banyak penggemar laki-laki di sekolah! " celetuk yunna dengan wajahnya yang datar dan bangga.     

Raut wajah yoga seketika berubah mendengar putrinya itu mulai mempunyai teman laki-laki yang sama sekali tidak diketahuinya. Karena selama ini dia hanya tahu alvar saja teman yunna yang selalu main kerumah mereka bahkan menginap.     

"Awas saja kalau pacaran ketika sekolah! " axel lalu memberikan peringatan pada adiknya itu, dia ingin yunna serius dengan sekolahnya tanpa harus memikirkan pacaran atau hubungan spesial apapun.     

"Tapi mereka bukan suka dengan princes yu kak axel! " alvar mulai berkomentar dengan tawanya muncul.     

"Dia itu ratu PUBG kami di sekolah! " sambung alvar, dia lalu melakukan menepukkan telapak tangannya ke telapak tangan yunna.     

Yoga sedikit lega ketika putri tomboinya itu ternyata hanya di kagumi karena kepintarannya bermain games, tetapi sepertinya lagi-lagi cita-citanya mempunyai anak yang memiliki gelar yang sama dengannya akan sedikit sulit.     

"Memangnya nanti kamu mau kuliah di jurusan apa nanti? " lalu yoga bertanya pada putrinya itu.     

Yunna tersenyum lebar ke arah ayahnya sebelum berkata, "aku mau kuliah di jurusan memasak, supaya bisa menjadi koki sudah itu aku melamar di kapal pesiar! "     

"Kan enak bisa jalan-jalan sambil buat makanan enak! " sambung anneth.     

Nita tertegun mendengar cita-cita putrinya hari ini.     

"Berubah lagi cita-citanya! " nita berucap pelan sambil terus memperhatikan putrinya yang sangat berbeda dari siapapun.     

"Apa dia tertukar sama bayi orang lain dulu? " lalu pertanyaan konyol muncul tiba-tiba dalam pikiran nita.     

Dia kembali mengingat ketika dulu dia hamil yunna di trimester pertama, dia sama sekali tidak merasakan ngidam yang sangat aneh sehingga ketika dia lahir dan besar benar-benar seratus persen tidak sama dengannya.     

"Apa dulu ayahnya sama seperti yunna? " dia lalu menoleh ke arah yoga, karena dia tidak pernah tahu seperti apa masa muda suaminya itu. Tapi yang jelas jika karakter yunna tidak mirip dengannya pastilah dia mirip dengan ayahnya.     

Yoga harus kembali menelan pil kekecewaannya karena ternyata putrinya pun tidak memiliki minat sedikitpun di bidang kesehatan. Dia hanya harus menunggu mungkin dia akan memiliki menantu seorang dokter yang sama dengannya.     

Dia lalu melihat ke arah ellen, putri dari sahabatnya di tempatnya bekerja. Yoga bisa merasakan kekecewaan dokter kim ketika anak-anak mereka tidak ada satupun yang mengikuti jejak kedua orang tuanya, ellen lebih memilih menjadi seorang model dan meninggalkan kuliahnya hanya untuk mengejar popularitas yang bersifat sementara.     

Dan itu membuatnya begitu penasaran ingin menanyakan hal yang tadi dia tanyakan pada yunna.     

"Ellen " panggil yoga dengan suara yang lemah lembut.     

"Sayang! "     

"Ayah! "     

Axel dan nita memanggilnya secara bersamaan, mereka berdua memandangi yoga dengan wajah yang sedikit aneh. Axel dan nita sepertinya tahu apa yang akan dia tanyakan pada ellen kali ini.     

Karena kedua mata yang mengisyaratkan padanya untuk tidak bertanya apapun pada ellen membuat yoga harus tersenyum kalah dan mengangkat kedua tangannya dan tidak akan berkata apapun saat ini...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.