cinta dalam jas putih

Ibu Semuanya



Ibu Semuanya

0Axel masih berada di atas motornya ketika dia dihampiri oleh wanita berpakaian outfit sweater big size berwarna putih dengan celana jeans panjang, dia memakai masker dan kacamata hitam. Rambutnya yang terikat satu dan berwarna kecoklatan terlihat jelas oleh axel.     

"Kamu sedang menggoda bidan di tempatmu bekerja ya? " dia membuka masker dan kacamata yang menutupi wajahnya sekilas dan membiarkan axel mengenalinya.     

"Ellen! " axel tertawa kecil dan kembali memakai helmnya.     

"Aku pikir preman baru yang mau minta uang lewat! " dia masih menertawakan penampilan ellen yang setelah lama hanya bisa dia lihat di majalah hari ini berada di hadapannya.     

"Aku ikut kamu pulang! " setelah dia memakai kembali masker dan kacamatanya dia naik motor axel tanpa mendengar persetujuan dari axel.     

"Lalu mobil kamu? " tanya axel.     

"Biarin supir yang membawanya pulang " dia lalu menepuk pundak axel, "ayo jalan! "     

"Aku harus bertemu dengan ibumu! " sambung ellen.     

"Kamu mau apa bertemu dengan ibu? " axel bertanya dengan tawanya.     

"Tidak perlu tahu! " jawabnya ketus.     

Axel menggelengkan kepalanya, dia tahu ellen sedang mendapat masalah walaupun dia tidak mengatakannya dan menutupi wajahnya dengan masker dan kacamata.     

Dia lalu membawa ellen dengan motornya kerumahnya untuk bertemu dengan nita, karena selain dia menjadi ibunya dia juga telah dianggap seperti ibu oleh ellen setelah perceraian kedua orang tuanya.     

Ellen semakin jarang bertemu dengan nita ketika dia berhasil menjadi seorang model terkenal dan banyak membintangi iklan-iklan di televisi.     

"Sepertinya kami juga kedatangan teman lain! " ucap axel pelan ketika melihat dua sepeda di dalam garasi rumahnya, yang satu adalah milik yunna dan satu lagi milik alvar yang menjadi teman sekelas yunna.     

Alvar adalah putra dari paman aditya dan bidan aline yang tidak lama setelah dia melahirkan alvar harus menghadapi komplikasi dari penyakitnya dan tuhan lebih menyayanginya.     

"Apa dia teman adikmu yang laki-laki tapi sering dibela oleh yunna? " sepertinya ellen sudah bisa menebak pemilik sepeda itu.      

Dulu ketika yunna dan alvar masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dia selalu berkumpul dengan mereka di rumah yoga tentunya.     

"Hei, alvar sudah lama tidak melihatmu! " teriak axel menghampiri yunna dan alvar yang asik bermain playstation.     

Dia dengan cepat merebut stik yang dipegang oleh yunna dan menggeser duduknya.     

"Apa sih kakak datang-datang main rebut aja! " yunna terlihat kesal karena dia hampir saja mengalahkan alvar tetapi sudah lebih direbut oleh kakaknya.     

"Anak perempuan nggak cocok main ini! " cetus axel pada yunna, "sana bantu ibu memasak di dapur "     

"Kamu belum pernah masak ditemani artis kan? " dia lalu mengisyaratkan pada yunna untuk melihat ke arah ellen.     

"Kak ellen! " yunna beranjak dan tertawa senang melihat sosok ellen yang sudah lama tidak ditemuinya setelah namanya menjadi tenar.     

"Dimana ibu? " tanyanya seraya memeluk yunna.     

"Wah, kalau wangi artis itu memang beda " yunna memujinya, "lembut-lembut berkelas! "     

Ucapan yunna itu membuat tawa ellen muncul, dia masih saja seperti dulu senang memujinya.     

"Nanti aku bawakan parfum yang sama buat kamu! " dia lalu membawa yunna untuk berjalan dan mengantarnya ke tempat ibunya.     

Yunna membawa ellen ke dapur dimana ibu dan mba mumu sedang memasak dan menyiapkan makan malam.     

"Ibu!! " ellen sedikit berteriak manja dan memeluk nita dari arah belakang.     

"Aku kangen sekali! " pekiknya terus memeluk nita yang sedang sibuk memasak.     

Nita tersenyum dan menoleh ke arah ellen.     

"Wah, kamu baru kerumah setelah menjadi model terkenal " nita mengusap dengan lembut tangan ellen.     

"Makan malam disini ya " ajak nita, "mba mumu membuat banyak makanan enak "     

Ellen menganggukkan kepalanya, dia selalu merasakan ketenangan walau hanya memeluk nita dan belum menceritakan apa yang sedang membuatnya frustasi kali ini.     

"Ayah dokter belum pulang bu? " tanya ellen.     

"Sebentar lagi dia pulang " jawab nita, kamu duduk saja disana ibu selesaikan dulu membuat makanan kesukaan alvar dan yunna "     

"Wah, kue coklat itu sepertinya menggiurkan! " ellen harus menelan ludahnya bulat-bulat tetapi dia sedang diet makanan manis untuk casting iklan yang akan dia ikuti.     

"Jangan kak ellen nanti gemuk! " celetuk yunna ketika ellen terus memandangi kue coklat itu.     

Ellen menganggukkan kepalanya, "kamu benar aku menyukainya saja membuat berat badanku naik, apalagi memakannya,,, "     

"Hmm, itu menyiksa sekali " tanggap yunna dengan pola hidup ellen yang sepertinya penuh dengan aturan.     

Yoga yang baru sampai di rumahnya melihat sepeda milik alvar, dia tahu pasti ada sesuatu yang membuatnya masih berada di rumahnya.     

Dan ketika dia masuk kedalam rumahnya dia disambut oleh sosok ellen dan putrinya itu.     

"Anakmu yang lain datang juga hari ini! " ucap yoga ketika berada di dalam kamar, dan nita sudah berdiri disampingnya dan menyimpan jas putih miliknya.     

Nita tersenyum, "putrimu yang bawa alvar, dan yang membawa ellen itu putramu "     

Yoga tersenyum, "iya karena kamu juga sudah mereka anggap seperti ibu, aku lupa bahwa sejauh apapun akhirnya kembali juga kerumah ibu "     

"Dan yang pasti mereka itu sedang berada di tengah-tengah masalah " ucap yoga, "dan sugesti mereka itu cuma kamu yang bisa menyelesaikannya! "     

Nita tertawa kecil membenarkan apa yang diucapkan yoga, keduanya memang sudah sangat dekat dengan nita. Terlebih alvar, ketika aline pergi untuk selamanya dan aditya menikah dengan sahabatnya kia mereka mempunyai seorang anak perempuan yang berusia delapan tahun.      

Alvar sepertinya merasa tersisih dengan kehadiran sang adik, tetapi dia tidak bisa mengutarakannya sehingga dia lebih sering membuat adiknya menangis dan itu membuat sebuah pertengkaran dengan ayahnya.     

"Kapan ya kita bisa menikmati waktu berdua saja,,, " yoga memeluk nita.     

"Setiap hari kita kan selalu berdua di kamar tidur " nita mengusap pipi yoga, "segera mandi dan kita makan malam! "     

Yoga tersenyum, "kita sudah lama tidak mandi bersama kan? "     

Kedua mata nita membulat wajahnya memerah, "ingat umur pak dokter! "     

"Umur kan cuma sebuah angka " ucap yoga, "kita harus tetap berjiwa muda "     

Yoga menciumi baju nita, "ibu negara juga sepertinya harus mandi, karena bajunya sudah penuh dengan wangi daging ayam! "     

Nita tertawa malu, memang dia baru selesai memasak dan berniat untuk mandi. Tetapi tidak berencana untuk mandi bersama, sayangnya dia sudah lebih dulu kalah dan membuatnya harus mengikuti keinginan suaminya itu.     

Dia tidak boleh membuat anak-anaknya yang sudah merasa lapar menunggu dia dan yoga begitu lama.     

Terlebih yunna yang sangat tidak bisa sabar menahan rasa laparnya ketika melihat banyak makanan enak yang disajikan di meja makan. Dia pasti akan terus berteriak seperti seseorang yang tidak menemukan makanan sedikitpun dalam beberapa hari, walaupun sebenarnya dia sudah lebih dulu memakan cemilan sebelum makan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.