cinta dalam jas putih

Good Teacher



Good Teacher

0"Ponselnya sedari tadi berbunyi! " edna memberitahukan nita yang baru saja selesai melakukan pemeriksaan peralatan di ruang bersalin.     

"Iya " nita menghentikan pekerjaannya, "tolong lanjutkan "     

"Siap! "      

Edna lalu mengambil alih semua pekerjaan yang sedang nita lakukan.      

Nita berjalan menuju ruangannya dan mendengar bunyi ponselnya yang sedari tadi berbunyi.     

"Axel " kedua alis nita terangkat, dia dengan cepat menerima telpon dari putranya itu.     

"Ibu " suara axel yang pertama muncul ketika dia menerima pembicaraan melalui ponselnya.     

"Ada apa? " tanya nita.     

"Aku senang karena hari ini berhasil melakukan tindakan hecting sama persis dengan yang ibu ajarkan " axel bicara panjang lebar, "dan senior memujiku "     

"Selamat " nita ikut merasakan kebahagiaan yang sedang axel rasakan, "kamu memang hebat, semua karena kemampuan dari dirimu sendiri yang muncul "     

"Ibu hanya memberitahukan yang ibu tahu saja " sambung nita.     

"Terima kasih ibu sudah menjadi orang yang selalu mendukungku "     

"Tentu saja ibu dan ayah akan selalu mendukungmu " nita sengaja membawa nama ayahnya agar tidak terlihat selalu dia yang baik di mata putranya itu.     

"Hari ini aku mendapat tugas untuk menjadi pengajar pada koass tapi sepertinya aku belum mahir " ternyata hal penting inilah yang membuat axel menghubunginya, nita tersenyum dia tahu putranya itu selalu membicarakan semua yang jika dia merasa tidak percaya diri melakukannya dia pasti menghubunginya.     

"Ayahmu itu dosen sekaligus konsulen dia pasti bisa memberikan jawabannya " nita lalu memberikan saran pada axel untuk menanyakan hal tersebut pada yoga.     

"Tapi, ayah pasti sibuk " ucapnya, "lagipula ayah sepertinya masih marah padaku karena pengunduran diri yang aku lakukan "     

Nita tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, anak laki-lakinya itu sepertinya masih merasa bersalah pada yoga pada keputusannya untuk tidak bekerja di instansi yang sama dengan ayahnya.     

"Ayahmu sama sekali tidak marah " nita mencoba meyakinkan axel, "kalau ayahmu sedang marah dan tidak bicara denganmu kamu harus menjadi orang pertama yang mengajaknya bicara, sesekali mengalah dengan ayahmu tidak berarti memperlihatkan bahwa keputusan yang kamu ambil itu salah "      

"Kalau ayah kecewa dengan keputusanmu itu sudah pasti, dia membuat rencana yang baik untukmu dari dulu " nita menyambungkan perkataannya, "tapi dia ayah yang bijak, buktinya dia mau mengalah dan menerima keputusanmu "     

"Iya, bu tapi,,, " axel tidak melanjutkan perkataannya.     

Nita tersenyum, "baiklah tunggu sebentar, ibu akan menghubungimu lagi "     

"Baik, bu "     

Nita menghampiri pembicaraannya dengan axel dan menghubungi yoga waktu itu juga.     

"Sedang sibukkah? " tanya nita ketika yoga menerima panggilannya.     

"Satu jam lagi akan ada operasi gynekologi " jawab yoga, "ada apa? "     

"Baguslah, kalau begitu kamu hubungi axel sekarang. Dia membutuhkan bantuan dari ayahnya yang terkenal sebagai guru terbaik "     

Terdengar tawa yoga di telinga nita, "kenapa dia tidak menelponku langsung "     

"Jangan seperti itu sayang " ucap nita, "berikan kesempatan pada axel untuk bisa menjadi dirinya sendiri, menjadi guru terbaik itu kan harus mampu juga menjadi pendengar yang baik "     

"Jadilah pendengar yang baik untuk axel sekarang ini " nita sedikit memelas pada yoga.     

"Baiklah ibu negara yang baik hati " yoga akhirnnya menyetujui permintaan nita, dia tidak akan pernah bisa menolak semua keinginan istrinya itu.     

Nita tersenyum lebar, "terima kasih sayang, sekarang juga hubungi axel "     

"Iya, sayang " jawab yoga.     

"Makin sayang aku sama suamiku yang baik hati ini " nita lalu memberikan pujian pada yoga yang mau mengesampingkan egonya.     

"Aku juga sayang dengan ibu negara! "     

Nita tertawa kecil mendengar ungakapan cinta yoga yang walauoun sedikit dipaksakan masih terdengar begitu indah di telinganya.     

Setelah beberapa waktu nita menerima pesan dari axel.     

'Terima kasih bu, ayah dan ibu memang guru terbaikku! '     

Sepertinya yoga telah menepati janjinya dengan baik, dengan begitu dia berharap hubungan ayah dan anak itu akan kembali membaik seperti sebelum axel pindah bekerja kerumah sakit lain.     

"Kamu membeli makanan banyak sekali! " nita memandangi putrinya yang membawa sekantong plastik yang berisi cemilan snack dan minuman yang memiliki rasa coklat kesukaaan yunna.     

"Mumpung kak axel traktir! " kedua alisnya naik turun dengan wajah bahagianya.     

Dia bergabung bersama ayah dan ibunya malam ini di ruang keluarga, dengan sosok axel yang muncul setelah beberapa waktu.     

"Ayah " yunna duduk disamping yoga meraih satu tangannya untuk dia peluk, dia mulai bersikap manja.     

Nita dan axel yang saling memandang tersenyum mencium gelagat yang tidak baik dari sikap manja yunna kali ini.     

"Apa aku boleh minta uang yang besar? " tanyanya dengan ragu sambil terus memandangi wajah ayahnya.     

"Ibu siap-siap untuk menarik nafas panjang! " bisik axel pada nita yang sedari tadi memandangi yunna dengan wajahnya yang kebingungan.     

"Apa uang untuk les? " tanya yoga masih dengan wajah tenangnya.     

Yunna cengar-cengir dia memainkan rambutnya yang dia ikat satu, "sebenarnya,,, "     

Dia terlihat ragu untuk mengatakannya, "untuk nonton konser k-pop yah! "     

"Yunna! " nita dan axel bersamaan menyebut namanya setelah mendengar alasannya meminta uang, walaupun sebenarnya ini adalah permintaan pertamanya pada yoga. Tapi jika meminta uang untuk hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah itu terlihat berlebihan.     

Satu tangan yoga mengusap keningnya, dia ingin sekali tertawa tetapi sepertinya dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk menahan tawanya.     

"Memangnya berapa harga tiketnya? " tanya yoga.     

Yunna memajukan bibirnya ketika kakak dan ibunya tidak mendukungnya, tapi dia merasa ada sedikit kesempatan ketika ayahnya menanyakan harga tiketnya.     

"Tujuh ratus ribu untuk jarak paling jauh, satu juta setengah untuk kelas satu, dan dua juta setengah untuk vip " jawabnya, "kalau mau vvip pasti mahal, makanya aku tidak menanyakannya "     

"Bertanya sama siapa? " tanya yoga kembali.     

"Jadi disekolah itu ada perkumpulan k-pop lover, kami selalu mendapat info tentang konser mereka " jawab yunna berapi-api, "walaupun sebenarnya aku itu army, tapi semua kpop aku suka, dan ibu celine guru olahragaku ketua perkumpulan kami "     

"Jadi ayah tenang saja, kami berada di bawah pengawasan guru! "     

"Memangnya grup mana yang mau kamu tonton nanti? " lagi-lagi yoga bertanya.     

"Twice yah " jawabnya, "aku penasaran katanya tzuyu sama jihyo itu paling cantik, jadi aku mau lihat dari dekat "     

"Ayah mau tahu lagunya? " yunna bersiap-siap untuk bernyanyi di depan ayahnya itu.     

Axel sudah bersiap menutup kedua telinganya dan nita sudah terus menerus menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri satu-satunya itu .     

"Tidak usah " yoga akhirnya tidak bisa menahan tawanya, dia pikir yunna seratus persen mirip dengannya ternyata ada satu hal yang sangat mirip dengan nita yang tidak pernah meminta apapun tetapi sekalinya membuat permintaan pasti akan sangat aneh.     

Yunna dengan wajah penuh harapan pada yoga dapat mengabulkan permintaannya dan dia bisa bertemu dengan artis idolanya itu, dia berharap ayahnya akan bersikap modern memberikan kesempatan padanya untuk bisa melihat artis yang selama ini hanya bisa dia lihat dari ponselnya saja...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.