cinta dalam jas putih

Prince A dan Princes Yu



Prince A dan Princes Yu

0Aku axel di usia dua puluh tujuh tahun...      

Ini hari pertamaku bekerja di rumah sakit yang sama sekali tidak ada ayah dan ibu atau keluarga dekat manapun disini.     

Setelah satu bulan yang lalu aku bekerja di tempat yang sama dengan kedua orang tuaku, dokter yoga dan bidan kanita.     

"Ibu!! " teriak axel setelah hari ini berjaga pagi dan pulang ketika hari sudah petang.     

Dia mendaratkan satu ciuman di pipi kanan nita yang sedang sibuk memasak dibantu oleh mba mumu yang rambutnya sudah di penuhi rambut putih tapi dia tetap setia dengan keluarga dokter yoga.     

"Bagaimana pekerjaan di tempat baru? " tanya nita tanpa melihat ke arah axel, tetapi karena dia wanita jadi sudut matanya dapat melihat gerak-gerik putranya itu walau sedang memasak. Dia sudah dewasa tapi masih selalu manja padanya.     

"Luar biasa! " pekik axel, dia membawa satu buah apel dari dalam kulkas dan menggigitnya.     

"Aku harus bisa tanpa nama ayah dan ibu " sambung axel dengan mulutnya yang penuh dengan buah apel.     

Nita tersenyum lebar, "kamu memang hebat tanpa nama ayahmu, pasti kamu juga bisa mengambil spesialis seperti ayahmu "     

"Ibu,,, " axel merengek, dia tidak mau diungkit kembali tentang keinginan ayahnya untuk melanjutkan sekolah spesialis.     

"Ya, ampun lupa! " nita menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah axel memperlihatkan senyumannya.     

Axel tertawa kecil, nita adalah satu-satunya orang di rumah yang tidak pernah memaksanya. Dia selalu memberikan dukungan pada apapun yang axel putuskan, jika sedikit menyesatkan nita akan membawanya kembali ke jalan yang baik secara lembut dan tidak memberikan kesan memaksa.     

"Ibu " axel lalu memegang satu tangan nita yang telah selesai memasak.     

"Ajari aku melakukan hecting " pintanya, "masa tadi aku pertama melihat pasien kecelakaan dan dokter senior menyuruhku untuk melakukan hecting tapi aku masih belum percaya diri! "     

"Untung seniorku baik " sambung axel.     

"Seniornya laki-laki atau perempuan? " tanya nita.     

"Perempuan " lalu axel tertawa malu seraya memeluk nita dari belakang.     

"Bukan baik, tapi kayaknya suka sama kamu! " nita memberikan candaan pada axel.     

Wajah axel seketika memerah, dia merasa malu dengan ucapan ibunya itu.      

"Kakak! " teriak seorang anak perempuan di belakang mereka.     

Seorang gadis dengan kulit putih, bermata coklat seperti nita dengan rambutnya yang terikat menyimpan kedua tangan di pinggangnya.     

"Prince A sudah dewasa! " cetusnya, dia berjalan menghampiri axel dan nita melepaskan pelukan axel pada ibunya.     

"Jadi sekarang giliran aku yang peluk ibu! " dia memperlihatkan tawanya ke arah axel, kali ini dia menang dan bisa memeluk nita.     

"Iya bawel " axel tertawa lalu menjulurkan lidahnya ke arah sang adik.     

"Ayo, bu " pinta axel kembali, "ajarkan cara hecting yang benar "     

Nita tertawa kecil, "tapi ibu lebih cenderung ke hecting perineum, ibu juga cuma bisa tehnik jelujur dan one by one, kadang-kadang juga pakai yang subcutis "      

"Sempurna! " axel kembali berteriak, "aku memang mempunyai guru paling sempurna di rumah ini! "     

"Aku bilang sama ayah nih! " yunna yang sudah duduk di kelas satu smu selalu saja membuat axel kesal.     

"Tapi kalau aku diberi traktiran jajan di mini market depan, aku pasti tutup mulut! " yunna mencoba melakukan negosiasi dengan kakaknya itu.     

"Iya, kamu menang! " axel menyerah, tapi dia tidak marah pada yunna karena rasa sayangnya selalu lebih besar pada adiknya itu.     

Yunna berjingkrak kegirangan, dia lalu melepaskan pelukannya pada nita.     

"Ayo, bu ajarkan kakak supaya dia lebih terampil " lalu kali ini yunna yang melakukan rayuan pada nita agar kakaknya itu bisa mentraktirnya membeli makanan yang dia suka di mini market.     

"Iya, ibu ajarkan " ucap nita, dia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan berbeda dari kedua anaknya.     

"Tapi pakai apa? " tanya nita pada axel, "kamu sudah punya alatnya? "     

Kedua sudut bibir axel melengkung, membentuk senyuman lebar.     

"Taraa,,, " lalu dia mengeluarkan sebuah tas kecil berwarna hitam miliknya.     

"Ada jarum otot dan untuk kulit, ada nalpuder, ada pinset anatomis dan chirurgis dan.. " satu persatu dia mengeluarkan alat kesehatan yang diperuntukkan melakukan tindakan hecting.     

"Nah, ini untuk contoh percobaannya! " tiba-tiba mba mumu menyodorkan sebuah potongan daging sapi berbentuk dadu berukuran sedang di atas piring.     

"Wow, mba mumu selalu amazing! " axel tersenang dan menciumi punggung tangan kanan mba mumu sebagai ucapan terima kasih karena selalu mendukungnya.     

"Yes! " jawab mba mumu.     

"Mba tahu darimana ini bisa di jadikan alat untuk belajar? " tanya nita.     

"Mba dulu pernah lihat pak dokter ketika pertama lulus sekolah kedokteran selalu pakai ini, katanya ini belajar menjahit! "     

"Daging kok dijahit mba! " celetuk yunna, "itukan daging favoritku kalau aku sedang malas makan mba! "     

"Tenang, punya princes yu masih banyak di kulkas! "      

"Owh, mba mumu the best! " yunna memeluk sosok mba mumu yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri.     

"Princes yu,,,, " ucap nita pelan seraya mengerutkan dahinya mendengar panggilan yang disukai putrinya itu.     

Axel menertawakan wajah heran yang diperlihatkan oleh nita pada adiknya itu, dia selalu senang dipanggil princes yu di rumah. Karena dia merasa putri paling cantik dan pemberani kedua setelah ibunya itu, dan yoga selalu memanjakannya.     

Nita membelah daging berwarna merah di hadapannya di tengah-tengah tidak sampai permukaan hanya membelah sampai bagian tengah.     

"Anggap ini otot bagian dalam dan ini otot bagian luar! " setelah nita memakai sarung tangan dia menunjukkan bagian-bagian dari luka yang akan axel jadikan pembelajaran tehnik hecting kali ini.     

"Kita mulai satu centi di atas ujung luka " nita menunjukkannya dengan nalpuder yang sudah menjepit jarum otot dan catgut.     

"Apa setiap ruptur di jaringan otot harus memakai tehnik jelujur? " axel bertanya sambil memperhatikan nita yang mulai melakukan tehnik hecting jelujur pada daging merah itu.     

"Tidak harus " jawab nita, "kalau di kebidanan, kami harus tahu terlebih dulu di grade berapa ruptur perineumnya. Karena untuk grade dua ibu lebih suka tehnik jelujur untuk otot! "     

"Kenapa? " axel terus memperhatikan nita yang begitu mahir melakukan tehnik tersebut.     

"Karena kesakitannya sedikit " jawab nita, "tehnik jelujur itu penyimpulannya di awal dan di akhir, jadi ketika catgut bersatu dengan otot kesakitannya minim "     

Axel menganggukkan kepalanya, dia mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh nita padanya.     

"Berbeda dengan tehnik one by one " sambung nita, "nanti kamu teliti sendiri, kesakitan pasien ketika tehnik hecting jelujur dan one by one, walaupun memakai lidocain pasien itu mahluk hidup pasti akan bereaksi ketika merasakan nyeri walaupun telah diberi anestesi lokal "     

"Perlakukan pasienmu sebagaimana kamu ingin diperlakukan ketika kamu sakit dan menjadi pasien! " lalu nita mencoba menasehati axel yang baru saja mendapat gelar dokter dan mencoba mempraktekkan ilmu yang dia dapat.     

"Ibu selalu melakukan itu setiap hari di tempat kerja? " tanya yunna.     

"Iya " jawab nita.     

Yunna bergidig dan memperlihatkan wajah tidak sukanya.     

"Kenapa? " tanya axel.     

"Aku tidak mau jadi seperti ayah, ibu dan kakak! " cetusnya.     

Axel tertawa mendengar pengakuan paling jujur dari adiknya itu.     

"Terus kamu mau jadi apa? "     

"Aku mau join dengan mba mumu " yunna meraih pundak mba mumu dengan satu tangannya.     

"Aku mau buat warung nasi uduk princes yu! " dengan penuh percaya diri yunna mengutarakan cita-citanya.     

"No jahit-jahit, tanpa harus melihat darah, tidak perlu jaga dinas,,, " dia dengan sombong mengatakan secara detail pekerjaan yang dipilihnya.     

"Dan pastinya kenyang setiap hari! " sambungnya dengan kedua alis matanya yang turun naik.     

Tidak ada yang tidak menertawakan perkataan yunna yang lucu itu. Khususnya axel yang sepertinya tidak bisa menghentikan tawanya karena tingkah lucu adiknya itu.      

Dia sangat berbanding terbalik dengan nita yang ramah dan lembut, selalu tidak bisa menahan apa yang dia inginkan dan tidak bisa bersikap lembut. Dia cenderung tomboi dan sedikit susah diatur untuk belajar, karena hobinya yang selalu tertidur di kelas membuat nita harus bolak-balik ke sekolah karena harus berurusan dengan wali kelasnya. Tapi walaupun seperti itu yunna selalu mendapatkan juara pertama di kelasnya.     

Berbeda dengan axel, prince A justru sangat mirip dengan nita. Dia tidak pernah mau menyerah sebelum dia merasa tidak mampu setelah banyak belajar, dia tegas tapi tidak pernah menyudutkan siapapun.      

Axel senang keluarganya masih diberikan kebahagiaan setiap hari, walaupun dia dan ayahnya selalu saja memiliki perbedaan pendapat..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.