cinta dalam jas putih

cinta tersembunyi



cinta tersembunyi

0Nita dan dokter edwin masih terus berdiri saling memandangi satu sama lain. Ketika dokter edwin merasa seperti sebuah mimpi dapat melihat nita dari dekat. Justru sebaliknya dengan nita, dia merasakan ketidaknyamanan karena harus bicara dengan laki-laki yang walaupun adalah sahabatnya tapi yoga sendiri yang sengaja mengantarnya agar mereka bisa bicara.     

"Duduklah " dokter edwin akhirnya bicara lebih dulu.     

"Kalau kamu terlalu lama berdiri nanti bisa-bisa partus hari ini! " ucapnya kembali.     

Kedua mata nita membulat, "ucapan itu doa dokter! "     

"Jahat sekali mendoakan aku seperti itu! " dia merubah wajahnya menjadi kesal.     

Tawa dokter edwin muncul, "ayo duduk "     

Nita terduduk di kursi yang berjajar rapi di samping dokter edwin, kedua tangannya memainkan pensil yang dia beli dari anak laki-laki bernama kai tadi. Dia sengaja memegangnya supaya tidak terlihat gugup.     

"Terima kasih sudah mau mengantarku " ucap dokter edwin.     

Nita tersenyum, "dokter yoga yang mempunyai ide seperti ini "     

"Jadi dokter harus berterima kasih dengan dokter yoga karena mengijinkan saya pergi kesini "     

"Tentu saja nanti saya akan berterima kasih dengan dokter yoga " ucap dokter edwin, kedua matanya sedari tadi tidak pernah lepas dari sosok nita.     

Dia seperti sedang menggunakan kesempatan terakhirnya untuk bisa melihat wajah nita dari dekat seperti sekarang ini. Dia merasa di pandang dari arah manapun wanita disampingnya itu tetap terlihat cantik dimatanya.     

"Apa kamu tidak sedih aku pergi ketempat jauh dan mungkin tidak akan kembali? " tiba-tiba dokter edwin menanyakan hal yang membuat nita kesulitan untuk memberikan jawabannya.     

"Tentu saja jawabannya tidak " dokter edwin menjawab pertanyaannya sendiri sambil tertawa kecil.     

"Karena aku memang bukan siapa-siapa,,, "     

"Saya sedih " nita menyela ucapan dokter edwin, dia lalu memperlihatkan senyumannya ke arah dokter edwin.     

"Saya sangat sedih sekali " sambung nita, "apalagi dokter mengatakan tidak akan pernah kembali "     

"Tapi saya senang dokter memilih keputusan yang menurut dokter terbaik untuk hidup dokter " nita mendominasi pembicaraan kali ini, "semoga tuhan memberikan kesehatan pada dokter dan keluarga dokter disana "     

"Aku tinggal dengan nenekku " dokter edwin memberitahukan pada nita, "keluargaku hanya dia "     

"dan kamu! " kali ini dokter edwin memalingkan pandangannya ke arah lain.     

Untuk beberapa detik dia tidak menatap nita, dokter edwin kembali memandanginya.     

"Tentu saja semua itu diam-diam dan tersembunyi " lalu senyuman dokter edwin muncul.     

Nita lalu merekahkan senyumannya, dia baru pertama kali bertemu dan mengenal laki-laki seperti dokter edwin. Laki-laki yang sepertinya memiliki hati tunggal, jika dia sudah menyukainya akan butuh waktu yang lama baginya mengganti sosok yang dia cintai. Karena nita hanya tahu dokter edwin mencintai seseorang dengan sepenuh hatinya.     

"Iya " ucapan nita itu diluar dugaan dokter edwin, "diam-diam dan tersembunyi! "     

Dokter edwin masih dalam ketidak percayaannya mendengarkan ucapan nita padanya.     

"Kamu menyukaiku juga? " tanya dokter edwin.     

"Bohong sekali kalau saya tidak suka " jawab nita, "dokter selalu baik pada saya, dokter juga selalu memperlihatkan perhatian yang begitu banyak. Wanita manapun pasti menyukainya, termasuk saya sendiri "     

"Tapi itu bukan berarti menjadi alasan kita bisa bersama " sambung nita, "saya berterima kasih karena dokter mau menyukai saya yang jika dibandingkan dengan wanita lain tidak ada yang istimewa "     

Dokter edwin menanggapi ucapan nita yang merendah dengan senyuman.     

"Saya akan menjalani kehidupan dengan dokter yoga, dan dokter akan menjalani kehidupan dokter sendiri disana " ucap nita, "saya akan menjaga dengan baik perasaan dokter pada saya "     

Dokter edwin menarik nafasnya dalam-dalam, "aku tidak masalah jika harus seperti itu "     

Dia lalu menatapi nita lebih dalam, "kamu tahu, sekarang ini saya merasa orang yang paling bahagia mendapat kejutan dari ucapanmu itu! "     

Nita tersenang mendengar dokter edwin yang bahagia.     

"Kamu harus menjadi istri yang baik untuk dokter yoga! " dokter memberikan nasehat pada nita, "aku tidak mau mendengar kamu mengecewakannya "     

"Saya akan berusaha dokter " nita mencoba meyakinkan dokter edwin, dia sudah pernah mengatakan pada yoga jika dihadapannya ada seseorang yang terbaik maka dia akan tetap bersama dengan yoga yang telah mempertahankannya.     

Keindahan yang tiba-tiba muncul itu belum tentu abadi dibanding jika dia mendapatkannya secara perlahan dengan perjuangan yang dia cari bersama yoga.     

"Jadi berikan ini sebagai kenangan kecil untukku! " lalu dokter edwin mengambil dengan paksa pensil yang nita pegang, dia berhasil mendapatkannya dan segera memasukkannya ke dalam tas miliknya.     

"Tapi dokter itu bukan milik saya,,, " nita kebingungan untuk mengambil kembali pensil tersebut karena dokter edwin sudah memasukkan ke dalam tas.     

"Aku sudah memasukkannya tidak bisa di ambil lagi! " dia tidak menggubris ucapan nita, dia lalu melihat ke arah jarum jam di tangannya.     

"Sepertinya aku harus pergi sekarang " dia lalu beranjak dari duduknya.     

"Dokter pensilnya,,, " ucap nita pelan dengan wajahnya yang terlihat menyedihkan.     

Dia tidak bisa melanjutkan perkataannya karena yoga muncul dan bergabung.     

"Dokter terima kasih sudah mengijinkan nita datang kesini " ucap dokter edwin seraya menjabat tangan yoga.     

"Kamu harus menasehatinya untuk tidak menangis histeris hanya karena drama korea yang sedih di akhir cerita " ucap yoga sengaja menyindir yoga, "matanya yang cantik berubah seperti panda "     

Nita mengernyit ketika yoga sengaja menyindirnya di depan dokter edwin, itu membuatnya malu.     

Dokter edwin menanggapinya dengan tawa kecil, "dia masih menonton drama seperti itu dokter? "     

Lalu gelengan kepalanya muncul, "tidak berubah! "     

"Selamat jalan " yoga lalu memberikannya pelukan, "saya percaya cuma kamu yang bisa melindungi nita ketika saya tidak ada! "     

Ucapan yoga yang begitu pelan padanya itu membuatnya terheran, dia merasakan keanehan.     

Yoga melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar, "jangan menikah dengan wanita disana! "     

"Kenapa? " nita yang begitu penasaran dengan apa yang diucapkan yoga.     

"Karena disana yang cantiknya alami sudah tidak ada, mereka lebih banyak operasi " jawab yoga dengan candaan, "yang cantiknya sempurna cuma ada disini! "     

Yoga melirikkan matanya ke arah nita, dan ditanggapi dengan tawa oleh dokter edwin.     

"Aku ketawa saja! " ucap nita dengan tawanya yang dipaksakan.     

Dia dan yoga memandangi sosok dokter edwin dari belakang, melangkah menjauhi mereka dan menghilang.     

Setelah sosok dokter edwin tidak terlihat, yoga menoleh ke arah nita dan tersenyum.     

"Acara perpisahannya sudah selesai " ucap yoga, dia lalu meraih tangan nita untuk berjalan bersamanya.     

"Aku akan menghiburmu supaya kamu tidak sedih ditinggalkan oleh orang terbaik " dia menyambungkan ucapannya, "kamu mau kemana? karena hari ini aku bebas tugas, dengan senang hati akan mengantarmu kemanapun "     

Nita hanya menanggapi ucapan yoga dengan senyuman kecil, ada perkataan yoga yang membuatnya kesal. Tapi dia tidak terlalu memasukkannya ke dalam hati karena dia lebih memilih membalasnya nanti daripada harus membiarkannya dan membuat satu penyakit pneumoni pada paru-parunya akibat terlalu sering mengusap dada...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.