cinta dalam jas putih

Beradu Argumen



Beradu Argumen

0"Ibu besar, saya jadi kesal lihatnya! " cetus mba mumu, "masa cantik-cantik sukanya sama suami orang! "     

"Namanya juga cantik " ibu menanggapi celotehan mba mumu yang sekarang ini tengah menonton drama korea. Sedari awal mereka menonton keduanya tidak berhenti memberikan tanggapan tentang film tersebut.     

"Yang cantik mah bebas! " sambungnya, "makanya jadi wanita itu harus cantik! "     

Yoga yang sedari tadi memperhatikan keributan kedua anggota rumah yang pada awalnya ingin menemani nita agar dia tidak merasa jenuh karena harus seharian berada di dalam kamar berubah menjadi sebuah kekisruhan hanya karena sebuah jalan cerita drama.     

"Nonton saja masih ribut! " cetus yoga pelan seraya menggelengkan kepalanya.     

Nita yang terduduk disampingnya tertawa tanpa suara memperhatikan yoga. Dia baru tahu saja kalau perempuan itu dapat mengomentari apapun walau drama fiksi sekalipun yang mereka tahu itu dibuat-buat.     

"Memangnya apa yang mereka tonton? " menyadari dirinya diperhatikan oleh nita, yoga akhirnya menanyakan film yang sedang mereka lihat.     

"Pasti ribut karena yang mereka tonton itu ceritanya tentang perselingkuhan " jawab nita, "dan ini sudah episode terakhir yang kami lihat, jadi wajar kalau kami jadi geram karena laki-laki yang tidak teguh pendirian itu! "     

"Tapi itukan drama sayang,,, " yoga berusaha menjelaskan pada nita agar mereka tidak terbawa emosi penonton yang penuh kehaluan luar biasa, serasa mereka adalah tetangga dekat yang juga merasakan penderitaan dari korban yang berada di film tersebut.     

"Semua adegan sudah didramatisir dengan baik! " yoga menyambungkan ucapannya.      

Nita memicingkan kedua matanya, "atau jangan-jangan oppa dokter juga menikahi aku karena karakter aku mirip dengan dokter elsa? "     

"Dari cara berpakaian, berdandan, berbicara atau warna favorit kami sama? "     

Yoga mengerutkan dahinya, dia lalu menempelkan telapak tangannya di kening nita. Wanita memang mudah sekali membawa perasaan mereka, seolah-olah itu sama dengan kisah hidup mereka.     

"Kamu sudah terkena demam drama korea! " cetus yoga seraya menggelengkan kepalanya, "karena gejala awalnya itu berhalusinasi, dan marah-marah tanpa sebab, merasa kejadian di dalam drama adalah kejadian diri sendiri! "     

"Jadi aku harus beri obat apa ya,,, " yoga bicara dengan raut wajah yang serius memikirkan obat untuk nita.     

Nita hanya bisa menanggapi yoga dengan tawa, "jahat banget istrinya dibilang depresi karena drama! "     

"Habisnya kamu yang bicara aneh lebih dulu " yoga mengingatkan nita pada ucapannya tadi, "mana ada seperti itu, yang benar itu aku menikahi bu bidan karena awalnya terpaksa saja. Dia sudah dekat dengan putraku dan akrab lebih cepat dari dugaanku,,, "     

"Jadi aku menikah saja dengan kamu " sambung yoga, "daripada aku cari yang aku suka tapi tidak sayang dengan putraku "     

Nita memasang wajah tidak suka, karena yoga mengatakan hal keterpaksaan. Karena yang dia tahu, yoga sudah menyukainya ketika masih berstatus menikah tapi tidak mau mengakuinya.     

"Ya,,, walaupun sekarang situasi berbalik aku yang teramat cinta padanya " suara yoga memelan.     

Dan tentu saja pengakuan yoga itu membuat senyuman kecil muncul diwajahnya.     

"Dan juga kamu cantik! " lalu yoga kembali berucap, "menantu idaman ibu sekali "     

"Penting sekali ya cantik itu? " gerutu nita, karena dia sangat tidak suka dengan seseorang yang menilai dari fisiknya. Walaupun sebenarnya dia memang cantik hanya saja dia merasa tidak sesempurna yang orang lain katakan tentangnya.     

Setelah mengatakan hal yang membuat nita menjadi tidak nyaman, tawa yoga muncul dan satu tangannya meraih pundak nita.     

"Bercanda sayang,,, " akunya, "yang tadi aku sebutkan itu kriteria ke berapa puluh "     

"Karena aku melihat kesempurnaan perilakumu ketika berhadapan dengan semua orang " pujinya, "mau orang itu membencimu atau menyukaimu kamu tidak pernah berubah, tetap lembut tapi tegas "     

"Dari situ aku berpikir, wanita seperti inilah yang layak menjadi istri dan ibu dari anak-anakku " dia menyambungkan pujiannya pada nita, "dan yang terpenting kamu selalu mengingatkanku untuk menjadi lebih baik "     

"Kamu yang terbaik " kedua alis yoga turun naik dengan senyuman lebar diwajahnya.     

Nita menjulurkan lidahnya tidak menghiraukan semua pujian terbaik yang diberikan oleh yoga padanya.     

"Kamu juga satu-satunya orang yang ibu ajak bergosip " ucap yoga berbisik pada nita, "ibu selama ini tidak sembarangan bergosip tentang dirinya sendiri dan anak-anaknya! "     

Nita menahan tawanya mendengarkan yoga yang mencoba membuat nita merasa jadi menantu yang paling beruntung.     

"Kamu tahu kenapa ibu selalu cerewet wanita itu harus cantik? " tanya yoga lagi-lagi dengan berbisik.     

"Karena calon ibu mertua kamu yang tidak jadi itu, dulunya tidak secantik sekarang! "      

Nita berpikir keras tentang ibu mertua yang tidak jadi itu siapa, kerutan-kerutan di dahinya semakin terlihat jelas.     

"Ibu mertua tidak jadi? " suara nita pelan.     

Yoga tertawa kecil, "dia itu kakak pertamaku, ibu dari wildan pacar pertama kamu! "     

Nita mengusap keningnya ketika yoga memberitahukan siapa ibu mertua yang tidak jadi untuknya itu. Tawanya terlihat tersendat-sendat, yoga sedang memojokkannya. Hari ini dia senang sekali membuat nita malu.     

"Setelah dia menikah dan melahirkan anak, wajahnya tidak terawat tubuhnya menggemuk. Dia berubah begitu drastis! "      

"Kamu tahu kan suaminya itu pengusaha yang banyak pegawai-pegawai cantik disampingnya " yoga membicarakannya dengan begitu serius, "setelah ketahuan selingkuh mereka hampir bercerai, dan ibu langsung memarahi kakak karena tidak bisa merawat diri sehingga suaminya berani berpaling dengan wanita lain "     

Sebenarnya nita tidak menyukai pembicaraan yang seperti ini, tapi karena yoga yang sedang bicara dia mencoba menjadi pendengar baik saja sekarang sambil menahan tawanya. Karena ternyata dia baru melihat sisi lucu yoga yang bercerita tentang keluarga kakaknya, jika di rumah sakit dia menakutkan karena ketegasannya ketika di rumah dia seperti boneka hello kitty yang menggemaskan.     

"Jadi kamu beruntung karena tidak menikah dengan wildan, tapi dengan pamannya " ucap yoga membanggakan dirinya sendiri di hadapan nita.     

"Kenapa? " nita terheran.     

"Karena aku tidak akan pernah memperlakukanmu seperti itu " dia mengusap pundak nita dengan lembut, "aku akan selalu melihatmu yang paling cantik di mataku "     

"Ya ampun aku meleleh " ucap nita dengan wajahnya yang memerah, "kenapa suamiku tiba-tiba seromantis ini? "     

"Aku kan memang romantis " jawab yoga, "hanya kamu saja yang tahu! "     

Nita lagi-lagi dibuatnya tertawa oleh ucapan-ucapan yoga yang membuatnya merinding.     

"Aku jadi pusing! " cetus axel yang sedari tadi mendengarkan kedua orang tuanya beradu argumen.     

"Nenek disana meributkan film dengan mba mumu " ucapnya, "disini ayah terus merayu bubu! "     

"Orang dewasa itu memang aneh! " dia lalu menggelengkan kepalanya, axel yang sedang membaca buku tentang sejarah karena akan ada ujian besok hari menjadi harus mendengarkan suara-suara keributan. Sepertinya semua konsentrasi buyar karena orang-orang dewasa di sekitarnya.     

Yoga mengusap kepala axel, dia baru sadar disampingnya itu berada sosok putranya setelah banyak ocehannya yang diucapkan pada nita.     

"Jika ada yang lebih baik dariku dan ternyata dia menyukaimu, apa yang akan kamu lakukan? apa kamu akan pergi bersamanya? " ketika tangan yoga yang mengusap kepala axel berusaha menenangkannya untuk mengembalikan konsentrasi belajarnya.     

Dia membisikkan sesuatu pertanyaan di telinga nita yang kedua matanya telah fokus kembali pada drama korea.     

Nita seketika menoleh ke arah yoga dan tersenyum lebar. Dia berdiam diri untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang lagi-lagi terdengar aneh, sepertinya yoga sedang ingin menjadi guru untuk nita karena terus menerus memberi pertanyaan padanya.     

"Lalu apa yang akan dokter yoga lakukan? jika ternyata ada orang lain yang menyukaiku? " lalu nita balik bertanya pada yoga.     

Senyuman terlihat di wajah yoga, wanita disampingnya bukan seseorang yang dengan mudah menjawab.     

"Kalau aku sudah susah payah mempertahankanmu, tapi ternyata aku masih tidak lebih baik " yoga menjawab, "apa sekarang jawabanmu? "     

Nita tersenyum lebar, dia sebenarnya kesal karena yoga sudah mengganggu konsentrasi menontonnya.     

"Aku lebih menghargai laki-laki yang rela berkorban mempertahankanku walaupun dia tidak lebih baik dari orang baru " jawab nita, "karena aku juga belum tentu terbaik, jadi kita berdua sama-sama belajar menjadi lebih baik. Bukan pergi dan mencari yang sudah terbaik! "     

"Kamu mau mempertahankanku? " tanya yoga kembali.     

"Iya " jawab nita pendek, "oppa dokter itu sebenarnya cocok menjadi guru, karena selalu senang bertanya dan pasti pertanyaannya di ulang-ulang tidak cukup satu kali! "     

Yoga tertawa membenarkan ucapan nita, dia hanya ingin memastikan bahwa yang diucapkan oleh ibu padanya tentang nita tidaklah benar. Wanita itu cantik, tapi dia membuktikan bahwa seorang wanita cantik tidak selalu mencari yang terbaik. Dia senang membawa seseorang menjadi baik.     

Axel yang sedari tadi menutup telinganya menggelengkan kepalanya karena harus mendengarkan cerita orang dewasa, dia merasa malu sendiri. Tapi sebenarnya dia sangat senang melihat ayah dan ibu sambungnya selalu melemparkan candaan seperti itu, membuat suasana menjadi indah ketika dia melihatnya. Dan mungkin akan dia jadikan contoh menjadi seorang laki-laki yang selalu membuat pasangannya bahagia nanti...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.