cinta dalam jas putih

Berawal Dari Ancaman



Berawal Dari Ancaman

0"Perawat giana itu putri dari wakil direktur keuangan dokter " edna memberitahukan sesuatu yang tidak diketahuinya, karena selama ini dia selalu tidak ingin mengetahui hal pribadi seperti itu.     

Tapi kali ini dia menjadi seseorang yang sangat ingin tahu, semua karena setelah dia mengaku akan menikahi nita membuatnya menanyakan hal tersebut pada edna.     

Yoga baru ingat ketika dia melihat jam di tangannya, dia memiliki jadwal operasi saat ini. Dengan cepat dia beranjak dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke ruang IBS.     

Di perjalanan dia masih harus melihat pasangan yang baru saja memeriksakan kehamilan padanya masih beradu mulut, dengan suasana polikinik telah sepi karena sudah tidak ada lagi pasien.     

"Kamu jangan harap bisa membawa putri kita! " giana bicara dengan satu tangannya yang menunjuk wajah suaminya.     

"Kamu pikir siapa yang sudah membuatmu mendapat pekerjaan? " ucapnya, "semua itu karena ayahku! "     

"Kamu lihat saja kalau berani mendekati dia lagi! aku akan membuat semua orang tahu bahwa dia adalah wanita yang merebut suami orang sampai kapanpun "     

"Tapi kanita tidak ada hubungan dengan rencana perceraian kita "     

"Tetap bercerai atau kamu tidak bisa bertemu lagi dengan putrimu dan melihat kanita kehilangan pekerjaannya! " ancam giana.     

Yoga mengerutkan dahinya mendengar ancaman seperti itu, dia menjadi bertanya-tanya apakah begitu besarnya kekuatan yang dimiliki oleh seorang anak pejabat sehingga begitu mudah memecat seseorang hanya karena hal pribadi mereka.     

Karena yoga merasa harus bertanggung jawab pada apa yang sudah diucapkannya, walaupun sebenarnya dia meragukan nita tetapi dia memaksakan dirinya untuk mendekatkan axel dengannya. Dan semua diluar dugaannya, axel begitu cepat akrab dengan nita.      

Tapi walaupun mereka tidak bercerai, yoga mengetahui giana tidak bisa berhenti membenci nita. Dialah yang menyebarkan gosip bahwa nita telah membuat rumah tangganya harus berakhir, dan mengatakannya sebagai simpanan dokter yoga kepada semua orang yang dikenalnya di rumah sakit yang membuat yoga akhirnya mengatakan pada semua orang di sebuah apel pagi bahwa nita adalah istrinya.     

Tapi sepertinya giana tidak kehabisan kebencian pada nita, dia seperti dengan sengaja menyimpan keluarganya di dekat nita lagi-lagi untuk menghasut semua orang agar percaya bahwa dia tidak memiliki kemampuan apapun untuk menjadi kepala ruangan...     

***     

"Hallo pak dokter! " suara seseorang disampingnya, mencubit kedua pipinya sehingga membawanya kembali tempat seharusnya setelah beberap waktu yang lalu dia melamun memikirkan sesuatu yang dia sembunyikan dari nita.     

"Melamun apa sampai serius seperti itu? " tanya nita masih dengan kedua tangannya yang mencubit pipi yoga.     

"Pasti sedang melamun wanita lain! " nita memicingkan kedua matanya mencurigai yoga.     

Tawa kecil yoga muncul mendengar kecurigaan nita padanya, "wanitanya dokter yoga kan cuma satu "     

"Kamu! " sambungnya.     

Ucapan yoga itu membuatnya malu, dia menjadi salah tingkah melepaskan kedua tangannya dari pipi yoga.     

Yoga mengusap pipi nita lembut, "ruang di pikiranku sudah terisi semua oleh wanita bernama kanita, jadi tidak ada lagi yang kosong untuk orang lain! "     

"Berhenti merayu seperti itu " ucap nita, "itu membuatku merinding,,, "     

Yoga tersenyum lebar dia lalu memeluk nita, "selama aku hidup aku akan pastikan mereka tidak dapat membuatmu kesusahan "     

Nita mengerutkan dahinya, dia tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh yoga.     

Yoga melepaskan pelukannya, kedua tangannya tersimpan di pundak nita dengan senyuman yang dia perlihatkan pada nita.     

"Jadi, kamu harus menepati janjimu untuk melakukan apapun yang aku katakan selama dua minggu ini " ucap yoga, "dan setelah itu kamu bisa bekerja kembali, itupun harus dilakukan sesuai perjanjian kita! "     

"Perjanjian apa? " nita masih kebingungan dengan apa yang diucapkan oleh yoga padanya, setelah tadi dia melamun dengan waktu lama lalu berkata hal aneh.     

Dia lalu menyimpan satu telapak tangannya di kening yoga, "sayang kamu baik-baik saja kan? "     

Dia lalu memutarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan tidurnya, berharap tidak menemukan mahluk aneh yang telah merasuki suaminya itu.     

"Kamu pikir aku kerasukan mahluk aneh! " yoga tidak dapat menahan tawanya, "sayang, aku bisa menebak anak kita nanti pasti periang, dia selalu bisa menghibur semua orang seperti ibunya! "     

"Habisnya oppa dokter bersikap aneh " nita menanggapi ucapan yoga dengan bibirnya yang mencucut.     

"Aku akan membawakanmu beberapa makanan " ucap yoga, dia lalu beranjak dari duduknya tapi nita menahannya.     

"Aku bisa mengambilnya di dapur sendiri "      

"Kamu harus bedrest selama dua minggu, dan kemarin kamu bilang akan menuruti semua yang aku katakan " ucap yoga, "jadi kamu harus tetap di tempat tidur tidak boleh kemana-mana! "     

"Baiklah "      

"Dan ibu juga sudah bilang pada mba mumu untuk menyimpan kasur lain disini " sambung yoga, "jadi mereka akan menemanimu tidur disini, kamu boleh menonton televisi dan makan disini "     

"Mereka itu,,, "     

"Axel, ibu dan mba mumu " yoga menyela jawaban nita.     

"Aku tidur di kamar axel untuk sementara " dia berucap sambil tersenyum lebar.     

"Kenapa seperti itu? " tanya nita terheran.     

Yoga menggelengkan kepalanya dalam senyumannya, dia kembali duduk disamping nita.     

"Karena kalau aku hanya berdua saja denganmu aku tidak yakin bisa menahannya " bisik yoga, "melihat kamu yang selalu begitu indah, membuat aku sadar ternyata aku laki-laki lemah yang mudah tergoda hanya dengan menatapmu. Aku selalu lupa diri! "     

"Mulai mengatakan hal aneh lagi! " cetus nita dengan wajahnya yang memerah, dia kembali dibuat merinding dengan pengakuan yoga padanya.     

"Mungkin lebih baik kamu ditemani mereka saja " ucap yoga, "karena kalau aku yang menemani, kamu akan terus melihat buaya yang sebenarnya! "     

"Bukannya bedrest, nanti malah semakin membuatmu prematur kontraksi berulang karena hormon prostaglandin! "     

Nita menahan tawanya, "sudah hentikan, dari tadi bicara seperti itu nanti malah jadi tambah buat aku merinding! "     

Dia memukul kecil yoga dengan bantal yang dipegangnya.     

"Aku akan ambilkan makanannya sekarang " yoga dengan cepat beranjak dari duduknya, setelah dia berhasil mencium kening nita yoga melangkahkan kakinya meninggalkan nita di ruang tidurnya.     

Setelah yoga pergi, nita tersenyum tipis menanggapi semua perlakuan yoga padanya. Sebenarnya dia masih merasa penasaran dengan apa yang telah disembunyikan yoga tentang khalif, tapi dia harus menepati ucapannya tidak akan menanyakannya. Dan lagi dia percaya selama yoga berada di sampingnya, dia pasti akan selalu melindungi nita.     

"Apa ini? " nita membulatkan kedua matanya ketika mendapati yoga membawakannya begitu banyak makanan. Mulai dari buah-buahan, cemilan manis, segelas susu dan segelas air jeruk.     

"Aku tidak bisa memakan semuanya " nita seketika menyerah sebelum dia memakannya.     

"Pelan-pelan saja, nanti juga habis " ucap yoga seraya mengusap kepala nita dengan lembut.     

"Ayah! " teriak axel di depan pintu, dia yang masih berseragam sekolah menghampiri yoga dan nita dan lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.     

"Apa ini cukup? " dia lalu memperlihatkan beberapa keping kaset dvd yang dibelinya sepulang sekolah tadi, "tadi aku bertemu dengan kakak SMU yang membeli kaset drama korea, jadi dia yang pilihkan semuanya dia bilang rating tinggi! "     

Nita tertawa melihat kelucuan axel, "untuk siapa kaset sebanyak itu? "     

"Untuk bubu selama dua minggu " jawab axel, "ayah bilang bubu harus di tempat tidur selama dua minggu, dan ayah juga yang bilang bubu suka sekali drama korea jadi aku belikan saja kasetnya "     

"Terima kasih " nita begitu terharu dengan perhatian yang axel berikan padanya.     

Dia tiba-tiba mengingat pernah mengalami hal seperti ini di dalam mimpinya dulu, semua begitu sama terjadi ketika dia tengah mengandung.      

Nita mencoba mengingat kembali kejadian yang pernah dialaminya itu, tetapi sepertinya kali ini mengalami sedikit kesulitan. Semakin dia memaksakan dirinya untuk mengingat kembali membuat kepalanya seperti tertusuk sesuati yang membuatnya merasakan kesakitan di kepalanya..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.