cinta dalam jas putih

Teddy bear lucu



Teddy bear lucu

Nita meringis kesakitan ketika perawat ruangan melepaskan infus yang terpasang dilepas.      

"Terima kasih " ucap nita ketika perawat tersebut selesai melepas infusannya.     

"Semoga ibu pulih dengan cepat dan kehamilannya selalu sehat sampai dengan waktunya nanti "     

Nita tersenyum senang, "terima kasih banyak "     

Perawat itu memperlihatkan senyuman lebarnya, dan menyilangkan tangan kanan di dadanya sebagai salamnya sebelum meninggalkan ruangan.     

Nita memperhatikan terus menerus sosok perawat yang penuh keramahan tersebut, dulu ketika di ruang ponek semua stafnya selalu menyapa ramah semua pasien dan pihak keluarga seperti itu. Akan tetapi ketika dia berpindah ke ruang bersalin sepertinya hampir setiap hari dan semua orang tidak pernah melakukan hal seperti itu.     

"Apa yang kamu pikirkan? " suara yoga mengejutkan lamunannya, dia melihat ke arah yoga yang merapikan barang-barangnya. Karena hari ini dia dapat pulang kerumah.     

"Kalau kamu mau membuat mereka seperti itu akan sangat mustahil sekali " ucap yoga.     

Nita tertawa kecil membenarkannya, memang jika sesuatu yang tidak muncul dari hati itu akan menjadi sulit dengan rencana perubahan apapun. Dulu, ketika dia dan rekan satu angkatan lain pertama kali masuk ke ruang bersalin pada awalnya ketakutan akan peraturan yang begitu ketat, tapi itu membuat rasa tanggung jawab muncul pada dirinya. Jadi semua hanya akan berubah jika muncul dari diri masing-masing dan tidak dipaksakan.     

"Kalau kamu beristirahat dengan baik, aku akan memberikanmu hadiah kembali bekerja setelah dua minggu,,, " yoga bicara tanpa memandang nita, dia sibuk memasukkan barang-barang milik nita ke dalam tas.     

Nita sedikit terkejut mendengarnya dan lalu beranjak dari duduknya, mendekati yoga menyimpan wajahnya tepat dihadapan suaminya itu agar dia dapat melihat bahwa yang diucapkan yoga itu memang benar bukan sebuah candaan.     

"Oppa dokter serius kan? " tanya nita, "ini bukan candaan supaya aku kesal kan? "     

Yoga tidak tersenyum dan tidak pula memandang nita yang sedari tadi sengaja berdiri dihadapannya hanya untuk dia lihat.     

"Aku serius " ucap yoga, "anggap saja itu hadiah atas perjuanganmu melawan rasa sakit, jadi aku kabulkan yang kamu inginkan "     

"Karena kamu bukan wanita yang mempunyai keinginan berbelanja atau pergi keluar negeri jika ditawari sebuah hadiah " sambung yoga, "jadi aku sebenarnya sedikit heran, kamu itu wanita tapi tidak suka meminta hadiah seperti istri-istri temanku! "     

Nita tertawa kecil, yoga bicara padanya tapi tidak sedikitpun menoleh ke arahnya. Dia sedang menyembunyikan rasa malunya karena telah mengabulkan semua permintaan nita.     

"Aku wanita normal juga " ucap nita, "bukan tidak mau meminta sesuatu yang disebutkan tadi, tapi belum waktunya saja! "     

"Jadi siap-siap saja memperbanyak jumlah nominal di rekening karena nanti aku habiskan dalam sekejap dengan mudah! " nita mulai menggoda yoga.     

"Aku sepertinya salah bicara tadi! " cetus yoga masih di kesibukannya merapikan pakaian nita.     

"Tapi tidak apa-apa " ucapnya kembali, "aku selama ini bekerja juga untuk kamu dan anak-anak "     

"Oohh, manis sekali " nita memeluk yoga, "aku jadi gemas mendengarnya, oppa dokter tahu aku jadi ingin mencium bibir oppa dokter yang selalu berkata manis itu! "     

"Semua yang dia ucapkan membuat aku merasa wanita paling beruntung di dunia! " sambung nita.     

Yoga tertawa kecil, "ini rumah sakit, kita tidak boleh melakukan adegan dewasa seperti itu disini! "     

"Lagipula kamu kan baru dilakukan pemasangan shirodkar " sambung yoga, "masa sudah mau melakukan hal seperti itu "     

Wajah nita memerah, "melakukan hal seperti itu apa? "     

"Aku kan tadi hanya bilang ingin mencium oppa dokter! " nita meluruskan perkataannya tadi, dia lalu tertawa sambil menggelitik pinggang yoga.     

"Itu pemikiran suamiku saja yang terlalu ekstrem! " nita melontarkan candaannya, "aku cuma bilang cium tapi oppa dokter mau hal lain! "     

Yoga menggeliat karena kegelian, dan rasa malu yang muncul karena ucapan nita yang menyudutkannya. Karena memang dia telah salah tanggap mengenai apa yang diucapkan nita.     

"Baik, aku menyerah " yoga memegangi kedua tangan nita yang menggelitiknya.     

"Aku juga lupa mau memberitahukanmu, kemarin sebelum kamu masuk ruang IBS dokter edwin mengirimkan pesan padamu " ucap yoga, "dia mengirimkan doa lewat pesan itu "     

"Darimana dokter edwin tahu? " tanya nita terheran.     

Yoga mengangkat kedua bahunya, dia tersenyum kecil ke arah nita.     

"Kenapa aku berpikir jika tuhan memberiku pilihan, aku akan memilih meninggalkan dunia lebih dulu " ucap yoga, "karena aku merasa hidupku tidak akan seperti ini jika tidak bersamamu "     

Nita mengenyit, "lalu aku? "     

"Aku akan minta pada tuhan dokter edwin yang menjagamu nanti! " jawab yoga seraya mencubit kecil pipi nita.     

"Aku yakin dia akan sangat menyayangimu " sambungnya.     

"Kapan oppa dokter berdoa seperti itu? " tanya nita kembali.     

"Belum aku ucapkan " jawab yoga, "masih ada di pikiran saja, itu seperti hayalan "     

"Awas saja kalau doa seperti di sebut! " nita mencubit kecil perut yoga, "seharusnya itu minta aku menjaga anak-anak dengan baik! "     

"Malah didoakan menikah lagi! " nita memasang wajah cemberutnya.     

Yoga tertawa melihat sikap nita, "itukan cuma hayalan sayang,,, "     

"Daripada kamu diterkam mahluk buas yang tidak bertanggung jawab, lebih baik dokter edwin yang seperti boneka teddy bear yang lucu! "     

Nita mengerutkan dahinya menahan tawa karena yoga menyebut dokter edwin boneka teddy bear yang lucu.     

"Dia dokter sayang " ucap nita.     

Yoga tertawa kecil, "habis dia manis memberikan ini buatmu! "     

Yoga memperlihatkan sebuah boneka teddy bear berbulu putih berkaca mata dan memakai jas putih lengkap dengan stetoskop di lehernya.     

'Semoga lekas sembuh ' sebuah suara muncul setelah yoga menekan dada boneka tersebut.     

"Lucunya! " pekik nita, dia dengan cepat mengambil boneka tersebut dari tangan yoga dan memandanginya. Dia terus menekan dada boneka tersebut sampai berulang kali.     

"Kamu suka boneka seperti itu? " tanya yoga.     

Nita tersenyum dengan anggukan kepalanya.     

"Aku akan membelikannya lebih banyak dan lebih besar nanti " ucap yoga kembali, "kamu mau aku menyimpan suara apa di dalamnya? "     

Nita tersenyum, dahinya berkerut yoga sedang memberikan ungkapan yang secara tidak dia sadari begitu memperlihatkan kecemburuannya.     

"Kalau perlu aku akan membelinya langsung dari toko yang ada di korea " lagi-lagi yoga bicara aneh, "aku tahu boneka itu sering dipakai di drama-drama korea! "     

"Baiklah,,, " nita tersenyum lebar mengalihkan pandangannya ke arah yoga, menyembunyikan boneka pemberian dokter edwin di  belakang punggungnya.     

"Aku mau meminta ucapannya yang spesial " ucap nita, "kanita hanya ingin bersama dokter yoga! "     

Yoga tidak berkutik, dia terdiam kebingungan untuk berkata apa lagi pada nita. Dia sangat terhipnotis oleh ucapan nita yang membuatnya merasa seketika terbang di atas awan.     

"Bisa kan? " tanya nita masih dengan senyumannya, membuat rasa cemburu yoga berubah menjadi malu.      

Yoga berpura-pura batuk, "nanti aku buatkan "     

"Aku juga akan menyimpannya di kamar kita " ucapnya lagi.     

"Iya tentu saja " nita menganggukkan kepalanya, dia akan menyimpan boneka pemberian dokter edwin di lemari yang terletak di ruang tamu agar suaminya itu tidak sering melihatnya.     

"Jangan cemburu hanya karena pemberian boneka ini " ucap nita, "bukankah niat baik seseorang itu tidak boleh kita salah artikan? "     

"Mendoakan seseorang itu perbuatan yang baik " sambung nita.     

"Wanita itu bukannya suka hal romantis seperti ini? " tanya yoga.     

Nita tertawa, "oppa dokter lihat ini! " dia menempelkan tangan yoga di atas perutnya.     

"Perutku sebesar ini mana ada yang mau ngerayu ibu hamil "      

"Aku tidak apa-apa kalau dokter edwin " ucap yoga sambil tertawa, "karena aku tahu dia seperti apa "     

"Tapi jangan coba-coba dekat dengan khalif lagi atau kamu akan semakin dikucilkan di rumah sakit "      

Nita terheran, "apa maksudnya? "     

Yoga sepertinya sudah terlalu banyak bicara membeberkan semua rahasianya pada nita, akan tetapi ucapannya beberapa detik yang lalu sudah tidak dapat dia tarik lagi.     

"Kita lupakan saja " ucap yoga meraih pundak nita, "kita pulang sekarang dan bertemu axel di rumah "     

Nita mengikutinya tetapi dia menjadi begitu penasaran dengan apa yang baru saja diucapkan oleh yoga padanya tentang khalif.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.