cinta dalam jas putih

Satu Ibu



Satu Ibu

0Nita duduk disamping axel yang terlihat kelelahan setelah semalaman dia menemani ibu kandungnya.     

"Makanlah ini " nita menyimpan roti dan susu untuk axel di meja yang terletak tidak jauh dari axel.     

"Jaga ibumu dengan baik " nita mengusap pundak axel dengan lembut, "demamnya sudah berkurang, dia pasti bisa dengan cepat sembuh. Karena ibumu adalah wanita yang kuat "     

"Maafkan bubu tidak bisa menemanimu lebih lama disini,,, " sambung nita.     

"Tidak apa-apa, bu " ucap axel menoleh ke arah nita, "terima kasih karena bubu memberikan ijin padaku untuk tinggal dengan ibu "     

Nita tersenyum sedih, "lakukanlah yang terbaik, kamu sudah besar sekarang dan bubu bangga sekali denganmu "     

"Bubu akan pulang sekarang "      

"Maafkan aku,, " seketika axel beranjak dan memeluk nita, "aku ingin melindungi ibu, tapi aku tidak ingin meninggalkanmu! "     

Nita tersenyum mengusap lembut punggung axel, "kamu tidak meninggalkan bubu, kita masih bisa bersama tapi dalam situasi yang berbeda. Pulanglah ketika kamu merindukan bubu dan adikmu,, "     

"Baik, bu "     

Axel melepaskan pelukannya dan lalu nita bergegas masuk ke dalam ruangan perawatan elsa, karena masa kritisnya telah terlewati elsa dipindahkan ke ruang perawatan.     

Nita duduk di kursi yang terletak tepat disamping tempat tidur elsa, satu tangannya memegang tangan elsa.     

"Aku harus pulang hari ini " ucap nita, "dokter harus sehat dari sekarang, axel sudah memutuskan untuk tinggal denganmu. Sekarang dialah ksatria kecil yang akan melindungimu,,, "     

Elsa pada awalnya terkesima ketika nita duduk disampingnya dan memegangi tangannya, dia terlihat sangat bersinar dan cantik dari beberapa waktu yang lalu dia melihatnya. Ditambah lagi ucapan nita tentang axel membuat rasa tidak percaya bercampur senang muncul secara tiba-tiba.     

"Benarkah axel akan tinggal bersamaku? "     

Nita menganggukan kepalanya, "jadi dokter harus sekuat tenaga melawan penyakit yang berada di tubuhmu, axel sudah menunggumu untuk pulang kerumah "     

Kedua mata elsa terlihat berkaca dan mulai meleleh menjadi butiran air mata.     

"Kamu benar-benar telah memberikannya kasih sayang yang terbaik " ucap elsa, "axelku telah berubah menjadi anak yang sangat baik dan pemaaf sepertimu "     

"Aku hanya memberikannya sesuai kemampuanku saja " nita tersenyum kecil, "karena pada dasarnya axel itu memiliki sifat baik dari kedua orang tuanya, jadi dia hanya akan terus menjadi anak yang baik "      

Nita mengambil sehelai tisu dan menghapus air mata yang membasahi pipi elsa, tangisan itu menunjukan kebahagiaannya.     

"Tapi, aku minta maaf,,, " dia berucap sambil terus mengusapkan dengan lembut tisu yang dipegangnya di pipi elsa.     

"Aku tidak dapat mengembalikan dokter yoga padamu " ucapnya pelan, "karena aku pikir tidak ada yang namanya mantan ibu maka dari itu aku mengijinkan axel untuk tinggal bersamamu, siapapun dapat dipanggilnya ibu tapi wanita yang mengandung dan melahirkannya hanya satu yaitu kamu. Dalam kehidupannya hanya ada satu ibu saja,,, "     

"Tapi ketika seseorang sudah menjadi mantan suami, sepertinya karena sekarang aku telah menjadi istrinya aku berhak mengatakan kalau aku tidak ingin berbagi suamiku " nita begitu bergetar ketika mengatakan hal ini pada elsa, dia memutuskan untuk mengatakannya karena setelah dia kehilangan axel nalurinya mengatakan tidak ingin kehilangan yoga kali ini. Satu persatu tetesan air matanya turun.     

"Aku minta maaf " ucap nita.     

"Kanita,,, " elsa memanggil namanya, "aku memang sempat mengatakan bahwa yoga adalah laki-laki yang pertama dan terakhir dalam hidupku, tapi aku tidak akan pernah mengambilnya darimu "     

"Dia itu hanya milikmu,,, " sambung elsa, "maaf jika aku telah mengatakan hal bodoh seperti itu "      

"Lagipula aku tahu dia akan tetap bersamamu, karena dia adalah laki-laki yang tidak bisa berbohong jika telah mencintai satu wanita saja "     

"Dia itu laki-laki bucin! " cetus elsa, lalu tawa singkatnya muncul.     

Air mata nita seketika terhenti ketika elsa mengatakan hal lucu.     

"Dia benar-benar bodoh terlalu memperlihatkan begitu tergantungnya dia padamu! " celetuk elsa, "itu kesempatan padamu untuk bisa merantainya supaya tidak mengikuti wanita-wanita yang menyukai suami orang diluar sana! "     

Nita hanya bisa menanggapi perkataan elsa itu dengan tawa kecilnya.     

"Kamu harus ingat nita " ucap elsa, "wanita seperti itu tidak memiliki cinta, tapi mereka melihat dari jabatan dan harta yang dimiliki oleh suamimu! "     

"Ingat di tempatnya bekerja banyak wanita muda dan cantik! " elsa memberikan peringatan pada nita walaupun suaranya itu masih terdengar lemah tapi bisa-bisanya dia mengatakan hal yang sedikit menakutkan pada nita.     

"Aku mau kamu tetap seperti ini, mempertahankan apa yang sudah menjadi milikmu walaupun kamu telah dibutakan oleh rasa iba " elsa memberikan nasehat pada nita kali ini, tangan mereka kembali berpegangan.     

"Kamu tahu, kalau cerita kita dibuat sinetron pasti semua ibu-ibu akan geram padamu! " celetukan  elsa kembali terdengar, "mana ada seorang istri memperlakukan mantan istri dari suaminya begitu baik sepertimu! "     

"Iya benar " nita menyetujuinya, "tapi jika bisa berhubungan baik untuk apa dibuat rumit dengan saling membenci "     

"Ahh, seperti itulah pemikiran orang baik! " cetus elsa kembali mengambil nafas panjangnya.     

"Aku minta maaf jika kemarin mengatakan hal yang membuat perasaanmu sedih " elsa kembali berkata.     

"Baiklah, aku maafkan " nita memberikan senyuman kecil dan tatapan penuh kelembutan pada elsa sebelum dia pergi meninggalkan elsa.     

Dia dan yoga akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah dan memberikan kesempatan pada axel untuk bersama ibu kandungnya.     

"Ada apa melihatku seperti itu bu? " axel melontarkan pertanyaan ketika elsa yang sedari tadi terus menerus memperhatikannya dengan senyuman.     

"Kamu tidak apa-apa menemani ibu disini? " tanya elsa, "bagaimana dengan bubu kesayanganmu? dia akan sendirian di rumah "     

"Aku senang menemani ibu disini " jawab axel, "aku juga akan merindukan bubu dan calon adikku nanti, tapi tidak apa-apa aku harus menjadi anak yang adil! "     

"Kamu senang akan mempunyai seorang adik? " tanya elsa kembali.     

"Tentu saja, aku senang " jawabnya, "jika ibu juga akan melahirkan bayi yang akan menjadi adikku aku pasti akan senang juga "     

"Tidak masalah bagiku ibu akan menikah dengan paman arga, atau ayah dengan bubu " ucapnya, "kalian akan tetap menjadi orang tuaku dengan situasi yang berbeda "     

Elsa lalu bereaksi dengan terbatuk mendengar axel yang mengijinkannya untuk menikah dan melahirkan seorang bayi.     

Axel dengan cepat memberikan air minum kepada ibunya yang terbatuk karena mendengar ucapannya.     

"Lihat kamu sudah besar sekarang! " cetus elsa dengan tawa penuh ketidakpercayaannya pada perkataan putranya itu.     

"Aku pikir kamu masih bayi mungilku " sambung elsa, dia meraih satu tangan axel yang terduduk disampingnya.     

"Tidurlah bersama ibu " lalu membawa axel untuk tidur di tempat yang sama dengannya, dia memeluk axel.     

"Kamu harus berjanji pada ibu "      

"Janji apa? "     

"Kamu tidak boleh mengecewakan ayahmu, dan bubu. Lakukan semua apa yang bubu katakan padamu! "     

"Baiklah " axel menanggapi nasehat ibunya tersebut dengan senang hati, "karena aku akan tinggal dengan ibu jadi aku akan menuruti semua yang ibu katakan. Karena itu juga yang bubu katakan padaku tadi "     

"Iya benar " elsa semakin mempererat pelukannya axel terlihat masih memikirkan bubunya itu karena selalu saja menyebut nita di setiap pembicaraannya, "kamu hanya akan mempunyai satu ibu dihidupmu jadi tetaplah bersama dengannya untuk mendapatkan kebahagiaan "     

"Aku akan bersama dengan ibu " ucap axel memberikan satu kebahagiaan lagi pada elsa, dia dapat memeluk kembali putranya itu sekarang dan hal yang akan dilakukannya adalah tidak menyia-nyiakannya.     

"Ceritakanlah tentang bubu sampai aku tertidur " elsa memandangi mata axel yang juga memandangnya, satu tangannya mengusap dengan lembut rambut axel.     

"Aku cerita yang mana, bu? " tanya axel, "tentang bubu yang sering dibuat kesal oleh ayah, atau tentang bubu yang selalu sabar merapikan kamarku setiap aku selesai belajar? "     

"Atau tentang ellen dan paman edwin yang menyukainya? "      

Dahi elsa berkerut, "paman edwin? maksudmu dokter edwin? "     

Axel menganggukan kepalanya, "dia memang tidak mengatakan pada bubu, tapi aku tahu dia menyukai bubu "     

"Lalu ayahmu? "     

"Dia tahu, dan dia bilang seperti itulah jika mempunyai bubu yang baik disukai oleh semua orang! "     

"Tapi sebenarnya ayahmu pasti ketakutan! " cetus elsa dengan tawa kecilnya, "kamu harus pastikan bahwa bubu tidak akan menyukai orang lain "     

"Karena dia ibumu, jangan biarkan orang lain merebutnya "     

"Bubu bukan barang ibu! " cetus axel, dia lalu mengusap lembut pipi elsa.     

Matanya menangkap aneh wajah pucat ibunya, "ibu istirahatlah, kelihatannya ibu lelah sekali "     

"Supaya cepat sembuh dan kita pulang kerumah, aku akan pergi bersama ibu " sambung axel.     

Senyum kecil elsa muncul, "kamu tenang saja, ibu akan pulang dan sembuh. Nanti ibu tidak akan lagi merasakan kesakitan karena jarum-jarum ini karena sangat bahagia "     

"Aku senang mendengarnya " axel dengan wajah polosnya memperhatikan setiap senyuman yang muncul ketika ibunya itu bicara.     

"Axel " panggil elsa.     

"Ya? "     

"Jika adikmu lahir nanti dan kamu diberikan kesempatan memberikannya nama, maukah kamu memberikan nama ibu? "     

Axel lalu mulai berpikir, "apakah tidak terlalu jaman dulu kalau nama ibu diberikan untuk adikku yang lahir di jaman ini? "     

"Axel! " elsa memajukan bibirnya, "kamu tega sekali mengatakan nama ibu kuno! "     

Axel tertawa, "aku hanya bercanda, bu. Pasti ayah sudah menyiapkan nama cantik untuk adikku! "     

Dia lalu memeluk ibunya tersebut, kali ini dia sangat ingin terus berada di sisi ibu kandungnya tersebut. Dia seperti merasakan rindu yang teramat sangat.     

"Sepertinya ibu lelah " ucap elsa, "ibu akan tidur, terima kasih karena kamu mau menemani ibu hari ini. Ibu menyayangimu.. "      

Satu ciuman di kening axel elsa berikan, dia menatap wajah putranya itu. Usapan lembut di pipi axel tidak hentinya dia lakukan.     

"Aku juga menyayangi ibu " ucap axel, "jika ibu lelah tidurlah, aku akan menemani ibu tidur "     

"Baiklah " setelah elsa berkata dia menutup kedua matanya dengan perlahan, dengan senyuman di bibirnya yang tidak menghilang ketika dia memejamkan matanya.     

Axel tersenyum memandangi ibunya yang tertidur pulas disampingnya, sesekali dia merapikan anak rambut yang berada di kening ibunya tersebut. Dan diapun sepertinya merasakan lelah yang sama, kedua matanya pun ikut terpejam. Dia akhirnya tertidur disamping tubuh ibunya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.