cinta dalam jas putih

Kecewa



Kecewa

0Nita masih merasakan kekecewaannya dengan keputusan yoga kali ini, matanya terus memandangi langkah pasti yoga menuju ke arah dokter andien yang terlihat berseteru dengan suaminya.     

Dia begitu tidak menyangka suaminya itu benar-benar melakukan hal tersebut, hatinya kesal dalam waktu seketika akan tetapi naluri sebagai seorang istri muncul begitu cepat merubah pikiran dan hatinya. Kali ini dia mencemaskan suaminya itu, dan mengambil keputusan untuk turun dari mobil dan berniat menemani yoga.     

"Kamu selalu bersama laki-laki ini kan! " cetus laki-laki itu justru memberikan penghargaan dengan pukulannya pada wajah yoga atas pertolongan yang dilakukannya pada andien saat ini.     

"Kenapa kamu memukulnya! " andien berkata dengan wajah kesalnya pada suaminya itu, dia memegangi tubuh yoga yang hampir saja terjatuh karena mendapat pukulan yang secara tiba-tiba.     

Yoga memegangi pipinya yang mendapat pukulan dari suami sahabatnya itu, dengan segera dia memperbaiki posisi berdirinya dan melakukan balasan pada laki-laki itu. Selain dia tidak dapat mengendalikan ucapannya pada nita, diapun ternyata tidak dapat mengendalikan tindakannya sekarang.     

"Dasar laki-laki tidak tahu diri " ucap yoga setelah berhasil membuat laki-laki itu mendapatkan luka yang sama dengannya.     

"Hentikan " nita menarik tubuh yoga untuk mundur beberapa langkah dari laki-laki yang baru saja dia berikan pukulan. Dia memutarkan pandangannya ke arah seluruh penjuru area parkir yang terlihat sepi.     

Dia memandangi yoga dengan tatapannya yang begitu tajam karena dia telah melakukan kesalahan yang sangat memalukan.     

"Ajarkan pada suamimu itu menghormati orang lain " ucap laki-laki itu pada nita, "padahal dia telah memiliki seorang istri, tetapi mengambil kesempatan pada kehidupan rumah tangga kami yang sedang terpuruk "     

"Tidak akan ada seorang wanita dan laki-laki bersahabat dan menceritakan tentang kehidupan rumah tangganya secara sembunyi-sembunyi " dia kembali menyambung ucapannya.     

Nita terkejut dengan kata 'secara sembunyi-sembunyi' yang diucapkan laki-laki itu, dia tidak dapat menanggapi semua kejadian kali ini karena nita sama sekali tidak mengetahui cerita awal mereka. Yang dia tahu dokter andien adalah sahabat sekaligus pasien suaminya dan tengah melakukan pengobatan untuk mendapatkan seorang anak, dan dia hanya tahu sebelum dokter andien bekerja dia selalu menjadi pasien khusus yang melakukan pemeriksaan di poliklinik.     

"Kamu sebaiknya menjaga ucapanmu " yoga berucap, "kamu sendiri tahu bahwa kamulah yang menyebabkan andien tidak dapat memiliki seorang anak, dan sekarang kamu tidak dapat menerimanya? setelah bertahun-tahun andien bertahan denganmu? dan kamu selalu memperlakukannya seperti ini? "     

"Kamu benar-benar tidak tahu diri " sambung yoga.     

laki-laki itu tertawa, "jika aku tidak bisa memberikannya seorang anak, kamu akan dengan baik hati membuatnya hamil? berpura-pura melakukan pekerjaan. Aku tahu kalian secara tidak langsung saling bertemu dan bicara! "     

"Asal kamu tahu dokter hebat " dia kembali berucap, "sebelum dia bekerja disini kehidupan rumah tangga kami baik-baik saja walaupun tanpa kehadiran seorang anak, dia telah berubah ketika mendapat perhatian darimu "     

NIta benar-benar tidak percaya kali ini, semua yang di ucapkan laki-laki itu tentang dokter andien dan suaminya benar-benar membuatnya sangat terkejut. Dan diapun kembali merasakan kekecewaannya, setelah dia rasa cukup memandangi sosok suaminya itu nitapun beralih pandangan ke arah laki-laki yang menjadi suami dokter andien. Ini benar-benar membuatnya syok, setelah kemarin dia mengajarkan pada putranya yang mendapatkan hukuman karena kekerasan yang dilakukan axel, sekarang ini dia sendiri yang melakukan kekerasan tersebut. Nita menggelngkan kepalanya tidak habis pikir dengan sifat mereka yang sama seperti seorang anak sekolah dasar.     

"Anda sudah selesai? sudah puas meluapkan kekesalannya? " tanya nita pada laki-laki itu, sepertinya memang dia yang harus menyudahi semua adegan dramatis kali ini.     

"Kenapa diam? " tanya nita kembali ketika laki-laki itu terdiam saat nita melontarkan pertanyaan ke arahnya.     

"Baiklah " nita kembali berucap setelah beberapa  menit suasana hening tanpa suara sedikitpun dari laki-laki yang beberapa menit yang lalu memperlihatkan kekuatannya.     

"Sepertinya memang sudah selesai adegan yang sedikit memalukan tadi " kali ini nita yang mendominasi pembicaraan diantara mereka.     

Mereka bertiga terdiam ketika nita akhirnya bicara, ketiga orang dewasa itu terkalahkan oleh kharisma nita saat bicara dengan wajah serius seperti itu.     

"Dokter andien, pergilah baik-baik dengan suamimu dan jelaskan padanya jika memang diantara kalian berdua tidak ada hubungan yang khusus seperti yang dikatakannya " nita bicara pada andien kali ini, "mungkin suamimu juga tidak akan bertindak seperti ini jika kalian dapat membicarakannya dengan baik "     

"Jika memang kamu merasa lelah dengan kehidupanmu yang dulu baik-baik saja tanpa kehadiran seorang anak bicaralah langsung padanya, bukan pada orang lain. Dan itu tidak akan menimbulkan prasangka buruk pada suamimu, jika dia laki-laki yang baik dan mencintaimu dia akan menyadari kekurangannya dan akan membiarkanmu bahagia "     

Nita telah berada di batas kesabarannya kali ini, dia pernah mengatakan hal ini pada yoga dan hal yang dia takutkan selama ini akhirnya telah terjadi.     

Dia lalu memandang ke arah laki-laki yang baru saja memberi pukulan pada wajah suaminya dengan perasaan bersalah  karena menggunakan kekurangan yang dimilikinya sebagai bahan pembicaraan.     

"Maafkan aku " ucap nita, "berpikirlah untuk memberikan kemudahan pada istrimu yang sudah menerimamu apa adanya, dan yakinlah tuhan akan memberikanmu balasan yang sama pada hidupmu di kemudian hari "     

"Aku pikir sudah selesai dan pulanglah " ucap nita yang terakhir.     

Dia sudah memberikan tanggapannya pada kejadian kali ini, sesuai dengan yang yoga ucapkan padanya tadi sebagai seorang wanita yang melihat wanita lain diperlakukan seperti itu dihadapannya.     

Yoga terdiam karena menyadari kesalahan pada perkataannya pada nita, begitu pun andien dan suaminya yang sama-sama terdiam dipermalukan oleh sikap dewasa yang ditunjukan oleh nita pada mereka.     

Tanpa berkata apapun lagi dia melangkahkan kakinya kembali menuju kedalam mobil dan menunggu yoga. Dia tidak akan memutuskan untuk tidak mencampuri urusan yang dia tidak ketahui dengan jelas.     

"Sudah cukup bicaranya " nita berkata pada dirinya sendiri di dalam mobil ketika dia masih seorang diri berada di dalam mobil, "hari ini aku sudah terlalu banyak bicara yang tidak bermanfaat, jadi setelah ini aku tidak boleh berbicara panjang lebar lagi! "     

Tidak lama kemudian yoga masuk kedalam mobil, dia memandangi nita yang tidak menoleh sedikitpun ke arahnya. Dia tahu wanita disampingnya itu pastilah marah karena perkataannya tadi, dia telah lupa dengan perasaan nita hanya ketika dia merasa bahwa sahabatnya itu tidak layak mendapat perlakuan kasar dari suaminya.     

Kali ini dia begitu memilliki perasaan yang sangat bersalah karena telah mengecewakan istrinya itu dengan tindakannya tadi. Mereka terdiam di sepanjang perjalanan menuju ke rumah, karena sepertinya nita tidak ingin menerima penjelasan apapun darinya sekarang ini. Itu terlihat dari matanya yang sama sekali tidak memandanginya sepanjang perjalanan ini. Bahkan ketika mereka telah sampai di depan rumah nita tidak mengeluarkan kata-kata apapun padanya, dia dengan cepat berjalan menuju keluar dari mobil.     

"Bubu " axel menyambut nita di depan pintu yang berjalan ke arahnya bersama ayahnya.     

"Ayo bantu aku mengerjakan tugas sekolahku " dia lalu lebih mendekat ke arah nita.     

"Axel, kerjakan tugasmu sendiri " ucap yoga pada axel, "ibumu baru saja pulang bekerja, dia masih lelah "     

"Tapi, yah.. "     

"Kamu tidak mendengar ayah bicara? " kali ini sepertinya yoga bicara diluar kendalinya, nada bicara begitu tinggi dan membentak ke arah putranya itu.     

Nita memandangi axel yang menundukan wajahnya karena suara ayahnya yang sedikit tinggi padanya, mengetahui putranya itu mendapat bentakan yang tidak disengaja oleh yoga itu justru membuat hatinya lebih sakit. Dia tidak bisa menerima putranya yang tidak memiliki keterlibatan dalam masalah saat ini harus mendapat perlakuan seperti ini.      

Dia tersenyum kearah yoga dan menyipitkan matanya, "tidak apa-apa, aku akan menemaninya "     

"Bubu temani kamu mengerjakan tugas sekolahmu " nita meraih pundak axel dan diusapnya dengan lembut, dia lalu berjalan bersama dengan axel dan meninggalkan yoga sendirian saat ini.      

Dan hal yang membuat yoga harus terlambat menyadari kesalahan yang dilakukannya saat ini pada istri dan anaknya, dia telah dikuasai oleh emosi yang membuatnya berbicara yang menyakiti nita dan axel     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.