cinta dalam jas putih

Peraturan yang dilanggar



Peraturan yang dilanggar

0Nita memandangi wajah yoga yang tertidur pulas didalam mobil ketika dia memutuskan untuk mengambil alih kemudi mobilnya.     

"Ya, tuhan aku sangat tidak tega membangunkannya! " Cetus nita pelan, mereka telah sampai dengan selamat tepat didepan rumahnya di pukul satu malam.     

Dia terlihat mencari cara bagaimana membangunkan tidurnya agar tidak membuatnya terkejut.     

"Tapi dia harus cepat-cepat istirahat di rumah " ucapnya kembali pada diri sendiri, dia lalu memutuskan untuk lebih mendekat ke arah yoga dan mengusap pipi suaminya itu dengan lembut.     

"Oppa sayang.. " panggil nita dengan suara pelan, "kita sudah sampai "     

Yoga perlahan-lahan membuka matanya, dia terkejut ketika mendapati telah berada di depan rumah.     

"Maafkan aku karena tertidur " yoga masih dalam suasana kantuknya ketika bicara pada Nita.     

Wanita yang berada disampingnya itu tersenyum dan melepaskan sabuk pengaman yang dipakainya.     

"Tidak apa-apa, pasti lelah karena harus operasi lanjutan " ucap Nita, "kita harus istirahat sekarang "     

"Iya, aku menyusul sayang " yoga melihat ke arah di sekelilingnya, "sepertinya aku harus mengajarimu lagi cara parkir mobil yang baik, ini bisa membuat tetangga kita marah-marah besok pagi karena akses jalan mereka kamu tutup oleh mobil ini "     

Nita terkekeh, "maaf, dokter Elsa kemarin ketika memaksa aku harus bisa menyetir tiba-tiba sakit dan aku tidak pernah belajar lagi "     

"Iya, nanti aku yang ajarkan " yoga tertawa kecil, "kamu pasti lelah cepat masuk dan istirahatlah "     

"Baiklah " nita segera beranjak keluar dari mobilnya, meninggalkan yoga sendirian membenarkan posisi mobil yang telah nita parkir dengan asal-asalan di depan rumah mereka.     

Yoga berjalan pelan menuju kedalam kamarnya dengan rasa lelah yang begitu besar dirasakan oleh tubuhnya.     

"Kamu belum tidur? " Tanyanya pada Nita yang muncul dari balik pintu membawa secangkir air.     

"Minum ini " dia lalu menyodorkan cangkir yang berisi air hangat tersebut pada yoga, "ini teh manis hangat, supaya tidurnya nyenyak "     

Yoga tersenyum ketika menerima dan meminum teh manis hangat yang nita buatkan untuknya.     

"Kamu harus istirahat sayang " yoga memeluk nita setelah menghabiskan teh hangat yang nita buatkan untuknya.     

"Iya, aku istirahat sekarang " ucap Nita, "suamiku tersayang mandi dulu baru tidur, air hangatnya sudah aku nyalakan di kamar mandi "     

Nita memegang kedua pipi yoga, "mandi sendiri ya, kan sudah besar dan sudah pintar merayu wanita! "     

Yoga tertunduk menyembunyikan tawanya, perkataan istrinya itu seperti sebuah sindiran.     

"Aku sangat berterima kasih padamu karena perhatianmu, kamu bahkan tidak memikirkan dirimu sendiri " yoga memeluk nita lebih erat.     

"Terkadang selalu terlintas dipikiranku, kenapa kamu begitu baik padaku dan axel " yoga menyambung perkataannya memuji kebaikan nita sebagai seorang istri.     

"Elsa yang lebih dewasa darimu saja selama bertahun-tahun menjadi istriku tidak pernah melakukan ini, kami selalu punya hidup masing-masing " diapun sedikit mencurahkan isi hatinya pada nita tentang masa lalunya.     

Nita memandangi yoga dengan senyuman manis, "karena dokter yoga itu orang baik, jadi aku selalu berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuanku tanpa membuatnya terlalu berlebihan atau dibuat-buat. Mungkin jika dokter elsa melakukan hal yang sama sepertiku kita tidak akan menjadi suami istri seperti sekarang, jadi berprasangka baiklah pada semua kekecewaan yang kita dapat "     

Yoga dibuat malu oleh Nita karena menceritakan keburukan seseorang, terlebih lagi seseorang tersebut adalah orang yang pernah dekat dengannya dan memberikannya seorang putra.     

"Jadi kita hentikan sejenak episode curhatnya, sekarang mandilah dan beristirahat " nita memaksa tubuh yoga masuk ke dalam kamar mandi dengan mendorongnya dengan sekuat tenaga, kekuatan laki-laki itu sangat besar hingga nita harus menggunakan kedua tangannya agar bisa membuat yoga beranjak menuju kedalam kamar mandi.     

"Temani aku mandi! " Yoga berbalik menarik tangan Nita untuk masuk kedalam kamar mandi bersamanya, membuat wanita itu memberontak untuk melakukan penolakan. Tapi kekuatan yoga lebih besar darinya, dan akhirnya pun dia harus kalah oleh kekuatan besar yoga.     

"Kenapa tiba-tiba aku menjadi ketakutan kamu akan meninggalkanku! " Cetus yoga dalam hatinya ketika memandangi wajah Nita yang tertidur lelap disampingnya, wajah cantiknya tergambar jelas walaupun tertidur seperti itu.     

Dia menjadi memikirkan yang menakutkannya, mulai dari kedekatannya dengan Aditya dan dokter edwin. Walaupun dia tahu wanita disampingnya itu membatasi dirinya ketika harus berhadapan dengan laki-laki lain selain suaminya. Nita lebih muda darinya, dan memiliki paras dan kepribadian yang unik yang akan membuat laki-laki manapun akan berusaha untuk mendapatkannya.     

Yoga berusaha memejamkan matanya setelah seharian ini harus melakukan pekerjaan ekstra hingga larut malam dan membawa orang kesayangannya itu ikut merasakan lelahnya, sepertinya suasana sejuk yang disuguhkan oleh  malam telah membuatnya larut dan merasakan beban berat di matanya yang mengharuskannya untuk terpejam.     

"Selamat pagi bubu! " axel mencium pipi nita pagi ini.     

"Bubu pagi sekali sudah bangun, padahal kemarin harus mengantar ayah pergi ke rumah sakit sampai larut malam " putranya itu mengetahui kepergiannya semalam dan menanggapi kehadiran nita pagi ini yang telah berada di dapur bersama mba mumu.     

Nita tersenyum ke arah axel, "bubu kan cuma ikut saja, tidak melakukan operasi seperti ayah. Jadi bubu tidak terlalu lelah, yang kelelahan itu ayahmu "     

Axel menganggukan kepalanya, "kasihan ayah, dan terima kasih pada bubu sudah mau menjaga ayah semalam "     

NIta mengernyit ucapan axel dan yoga terlalu memiliki kemiripan, "itu sudah menjadi pekerjaan bubu, jadi kamu tenang saja kalian semua menjadi prioritas untuk bubu "     

"Duduklah, kita sarapan sebentar lagi "      

Axel tersenyum seraya menganggukan kepalanya, "bubu tidak bekerja? " dia lalu terduduk di kursi di ruang makan dengan suaranya yang sedikit berteriak.     

"Hari inikan kamu harus meminta maaf pada radit yang masih dirawat di rumah sakit, bubu akan temani kamu " nita menghampiri axel dan merapikan piring-piring di atas meja sementara mba mumu membuat sarapan.     

Axel membulatkan matannya dengan wajahnya yang terlihat senang, "bubu mau menemaniku menjenguk radit? "     

Nita menganggukan kepalanya seraya melemparkan senyuman pada axel, tidak ada yang lebih indah dimatanya jika dia melihat senyum bahagia terlihat di wajah putranya itu.     

"Bubu tidak bekerja? " tanya axel seolah-olah memastikan apa yang sudah dijanjikan bubunya itu.     

"Tidak apa-apa jika ijiin satu hari, lagipula pekerjaan itu nomor dua kalau kamu harus menjadi nomor satu buat bubu "     

"Kalau aku nomor satu, pekerjaan ibu nomor dua, lalu ayah nomor berapa? "     

Dan nita dibuat tidak dapat menjawab pertanyaan axel dari akibat pernyataan yang dibuatnya sendiri.     

"Kamu pintar sekali membuat bubu bingung! " cetus nita seraya melancarkan serangan pada axel dengan menggelitik perut axel, membuatnya tertawa geli dan melupakan jawaban dari ibunya atas apa yang telah ditanyakannya.     

"Sebentar bubu lihat apa ayahmu sudah bangun atau belum, kita ajak sarapan bersama "     

Axel menganggukan kepalanya seraya tersenyum ke arah nita yang kemudian melangkahnkan kakinya menjauh dan menuju ke arah ruang tidur.     

Dia telah mendapati tempat tidur yang telah kosong, dan mengambil kesimpulan bahwa suaminya itu sedang berda di dalam kamar mandi, dia merapikan tempat tidur ketika menunggu yoga selesai dan keluar dari dalam kamar mandi.     

"Kamu tidak bekerja? " tanya yoga pada nita, dia teraneh melihat nita pagi ini tanpa pakaian seragam.     

Nita tersenyum ke arah yoga, "hari ini kan axel mendapat hukuman belajar di rumah selama tiga hari, jadi aku yang bertanggung jawab selama tiga hari ini mengajarinya dan mengawasinya "     

"Hari ini rencananya kami akan ke rumah sakit dan meminta maaf pada radit dan orang tuanya " nita menyambung ucapannya.     

Yoga terdiam sejenak, dia seketika malu oleh sikap tanggung jawab yang ditunjukan nita pada axel. Dia tidak memiliki pemikiran seperti nita, menurutnya jika axel mendapat hukuman belajar di rumah selama tiga hari itu sama sekali tidak akan mengganggu pekerjaannya.     

"Kenapa diam? aku tidak diberi ijin? " pertanyaan nita membuyarkan lamunannya.     

"Aku sudah bicara dengan karin jika ada hal yang sangat penting dia bisa menghubungiku, karena aku harus menemani axel peraturan rumah sakit juga akan aku langgar! "     

Yoga tertawa kecil mendengarkan sebuah prinsip dari sang istri hanya untuk menemani putranya yang mendapatkan hukuman.      

 Nita lebih mendekat ke arah yoga, membantunya mengancingkan kemeja serta merapikannya. Membuat yoga mencium aroma rayuan dari istrinya itu. Dan dia bisa apa jika wanita sudah melakukan tindakan seperti ini, walaupun sebenarnya ini melanggar peraturan tapi sepertinya nita tidak takut pada peraturan itu.     

Dan sepertinya wanita yang berdiri di hadapannya itu tengan melakukan negosiasi padanya agar diberikan ijin untuk tiga hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.