cinta dalam jas putih

Aku membutuhkanmu..



Aku membutuhkanmu..

1Nita berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan lamunan yang melambung jauh menangkap satu keanehan dari filla setelah seseorang menelpon dan memanggilnya tadi.      

"Apa yang membuatnya menjadi aneh seperti itu? " Tanya Nita dalam hatinya.     

"Atau jangan-jangan... Dokter yoga yang memanggilnya lalu memarahinya? " Dan kali ini muncul tebakan yang terlintas begitu saja di pikirannya, "aku juga dulu selalu dimarahinya habis-habisan ketika melakukan kesalahan sedikit saja! "     

"Melihat aku tertawa dengan residen saja dia marah dan bilang aku tidak boleh kegenitan, Apalagi kesalahan yang menyangkut pasien! " Celetuknya kembali di dalam hati, yang kali ini sedikit keluar dari masa lalunya.     

Ketika sampai di halaman parkir, dia melihat yoga yang sudah berdiri di samping mobilnya. Dia yang tengah berbicara dengan seorang wanita dengan jas yang sama melemparkan senyumannya ke arah nita yang tengah berjalan ke arahnya.     

"Wanita itu sepertinya aku pernah lihat di poliklinik beberapa waktu yang lalu.. " nita mencoba mengingat kembali pertemuannya dengan wanita cantik yang tengah bicara dengan yoga.     

Nita lebih mendekat untuk memastikan ingatannya, dan meyakinkan dirinya bahwa dia memang pernah melihatnya. Wanita yang dulu Edna bicarakan sering datang ke poliklinik dan berkonsultasi dengan yoga.     

"Ternyata dia dokter juga... " Ucap nita dalam hatinya.     

"Kemarilah " ucap yoga pada nita untuk lebih mendekat ke arahnya, dia lalu meraih satu tangan nita untuk dipegangnya.     

"Sayang, ini dokter andien yang mulai hari ini menggantikan dokter Edwin " yoga memperkenalkan nita pada wanita cantik yang sedari tadi bicara dengannya.     

Kerutan halus muncul di dahi nita, mata cantiknya melirik ke arah yoga disertai dengan senyuman keterkejutannya pada panggilan yoga padanya dihadapan sahabatnya saat ini.     

"Kenapa aku jadi merinding dia memanggilku sayang di depan sahabatnya! " Cetus nita dalam hatinya, dia lalu tersenyum ke arah wanita yang terlihat sangat sempurna dihadapannya. Mengulurkan tangannya dalam kekaguman pandangannya pada kekuasaan Tuhan menciptakan wanita yang begitu cantik di depannya, tidak ada sedikitpun celah kesalahan pada apa yang sedang ditatapnya.     

"Kanita "      

Lengkungan bibir membentuk senyuman seperti sebuah pelangi yang menghiasi langit setelah hujan, wanita itu menerima uluran tangan Nita.     

"Andien " ucapnya dengan suara yang sedikit serak.     

"Akhirnya bisa bicara dengan wanita pujaan dari sosok yang terkenal dingin dan super cuek ini " sambungnya dengan sedikit menyindir pada yoga.     

Tawa nita yang terlihat begitu dipaksakan muncul , dia kembali melirik ke arah yoga yang hanya tersenyum paling manis yang pernah Nita lihat.     

"Selamat bergabung dokter, mungkin nanti kami dari ponek akan sering berkonsultasi advis dengan dokter " nita sedikit berbasa-basi pada ucapannya kali ini, "semoga dokter andien tidak keberatan "     

"Tentu saja tidak " jawabnya, "saya akan sangat senang jika kehadiran saya diterima, justru saya yang akan meminta ijin terlebih dahulu pada bidan kanita jika nanti saya akan sering mengganggu waktu dokter yoga dan meminta pertolongannya di waktu yang tidak terduga "     

"Agar tidak ada salah paham " sambungnya.     

"Salah paham? " Ucap Nita dengan suara paling kecil yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.     

"Tidak masalah dokter, itu sudah menjadi tanggung jawab dari pekerjaan dokter yoga " Nita mengemukakan jawaban yang menunjukan bahwa dia sama sekali tidak keberatan selama itu masih di jalur pekerjaan.     

Kedua bola mata Nita melirik cantik ke arah yoga, dia mengisyaratkan pada suaminya itu untuk bergegas mengakhiri pembicaraan kali ini, dia sudah kehabisan kata-kata untuk melanjutkan basa-basinya.     

"Sepertinya kami harus pamit sekarang, axel pasti sudah menunggu lama " yoga akhirnya mengabulkan permintaan tersembunyi istrinya itu.      

"Iya, hati-hati.. "     

Wanita bernama Andien itu memandangi sosok yoga dan nita dengan senyuman lebar diwajahnya, dia seperti tidak menyangka kakak kelasnya itu akhirnya dapat kembali menemukan pasangan hidupnya setelah mengalami kegagalan dalam rumah tangganya. Laki-laki yang tidak banyak berbasa-basi itu berubah begitu banyak pada kali ini, dia menilai kehadiran nita yang memberikannya perubahan seperti itu. Terlihat jelas seberapa pentingnya wanita yang baru dikenalnya di mata yoga.     

"Dokter andien sudah menikah? "      

Yoga tersenyum mendengar pertanyaan dari Nita, seperti ada sedikit aroma ketakutan pada istrinya itu. Dan itu membuatnya senang bisa dicurigai oleh Nita.     

"Sudah "     

"Sudah mempunyai anak? " Lalu pertanyaan kedua pun muncul dari mulut Nita.     

Tawa kecil yoga muncul di pertanyaan nita yang kedua, dia melirik sekilas ke arah Nita karena tengah menyetir. Wanita disampingnya benar-benar pintar dalam menggali informasi tanpa memperlihatkan kesan cemburu pada pasangannya.     

"Belum, mereka sudah lama menikah dan belum mempunyai anak. Jadi dia itu pengganti dokter Edwin sekaligus pasienku, supaya bisa mendapatkan anak "     

Nita terdiam sejenak mendengarkan penjelasan dari suaminya itu. Dia mengerti mengapa Edna selalu menyebutnya pasien khusus yang istimewa.     

"Mendapatkan anak dari pengobatan, bukan mendapatkan anak dari aku ya.. " yoga menyambung ucapannya dengan penjelasan, dan di akhirnya dia menyelipkan sedikit candaan yang membuat wanita disampingnya itu bereaksi keras dengan ekspresi marahnya.     

"Awas ya! " Cetus Nita membulatkan matanya ke arah yoga tentu saja dengan satu cubitan di pinggang yoga karena ucapan yang membuatnya marah walaupun hanya sebuah candaan.     

"Kalau marah seperti itukan, kelihatan cantiknya " puji yoga dengan tawa kecil ditambah sedikit rasa sakit karena cubitan dari istrinya itu.     

"Oppa dokter harus ingat, cinta itu muncul biasanya setelah memiliki rasa iba " ucapan nita sedikit menyindir, "pernikahan lama belum memiliki seorang anak pasti akan ada masalah walaupun sedikit, sebelum konsultasi itu biasanya curhat terlebih dulu.. "     

Nita terlihat sedikit berpikir, "konsultasinya cuma dua puluh menit, tapi curhatnya biasanya menghabiskan waktu berjam-jam! "     

Yoga tidak dapat menahan tawanya, dia dapat mendiagnosa ketidaknyamanan pada istrinya itu karena rasa cemburu.      

Wanita disampingnya itu memang memiliki pemikiran yang kuat, semua yang diucapkannya itu benar. Jika selama ini dia menyembunyikannya, nita dapat menebaknya hanya dengan melihat satu kali wajah Andien dan mendengarkan latar belakangnya. Karena Andien memang telah bercerita banyak padanya.     

"Tidak sampai sejauh itu sayang " ucap yoga dengan sedikit rayuan pada Nita, "jika seperti itu aku melanggar sumpah profesi jadinya, dulu kamu juga tidak pernah curhat sama sekali tapi aku jadi jatuh cinta sama kamu, justru aku baru sadar ternyata aku jatuh cinta itu karena sikap kamu yang selalu mengindahkan suasana apapun "     

"Itu artinya cinta bukan berasal dari iba " sambung yoga, "tapi aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu, membutuhkan kebaikanmu dan membutuhkan kasih sayangmu untuk aku dan anak-anak kita.. "     

Nita tersenyum geli mendengar kata-kata puitis yang yoga ucapkan padanya, lagi-lagi dibuatnya merinding.     

"Jadi jangan pernah pergi dari hidupku! "     

Dahi nita berkerut, dia memandangi yoga ketika laki-laki itu memintanya untuk tidak pergi "aku tidak bisa pergi kalau setiap hari di gombalin seperti ini, kalau aku pergi itu artinya aku wanita yang sangat tidak bersyukur setelah diberi kebahagiaan oleh tuhan dua jagoan paling romantis "     

"Dan calon putri cantik, coming soon! " Yoga menyela ucapan nita seraya memperlihatkan senyumannya.     

"Jadi sekarang kamu percaya? "      

"Iya " nita tersenyum menganggukan kepalanya, "maaf ya suamiku tersayang bukan maksud tidak mempercayaimu, tapi sedikit mengingatkan saja "     

"Tidak apa-apa " yoga mengusap lembut pipi nita dengan satu tangannya, "terima kasih sudah selalu mengingatkanku "     

Dia lalu menggapai satu tangan nita dan diciumnya sebagai bentuk rasa terima kasihnya karena pengertian dan perhatian yang begitu besar dari Nita padanya.     

Tindakan yoga padanya kali ini pun membuat hati Nita terenyuh, dia telah tidak berdaya dengan perlakuan indah yang diterimanya. Dan membuatnya harus menyimpan pertanyaan tentang perubahan sikap filla yang pasti terdapat keterkaitan dengannya.      

1

"Inilah kelemahan wanita " ucap nita dalam hatinya, "diberi kata-kata manis saja membuat lupa dan kembali mengutamakan perasaan pasangan dari perasaannya sendiri! "     

Lalu senyuman tipis muncul diwajahnya, dia akan menanyakan hal yang sangat ingin dia ketahui nanti setelah suasana berbunga-bunga karena keromantisan telah menghilang.     

"Itukan mobil sekolah axel? " ucap nita ketika mereka sampai didepan rumah.     

"Iya " yoga membenarkan ucapan nita.     

Mereka berdua saling memandang untuk beberapa detik dan lalu memutuskan untuk segera keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah agar semua rasa penasaran mereka terjawab.     

"Axel! " Nita terkejut melihat putranya itu dengan banyak luka lebam di pipi dan tangannya, dengan segera dia duduk disamping axel.     

Axel dengan segera beralih dari guru yang semula mendampinginya lebih dekat ke arah Nita.     

"Bubu.. " dia memanggil nita dan memeluknya ketakutan karena dia tahu ayahnya tengah memandanginya dari arah lain.     

Tangannya yang memeluk erat pinggang nita tampak bergetar, dia menyembunyikan wajahnya di dada ibunya itu.     

Nita mengusap lembut punggung Axel dan merasakan ketakutannya, dia menoleh ke arah yoga yang kali ini memandanginya dengan tatapan tajamnya pada Axel yang berada dalam pelukannya itu.     

Dan suasana romantis yang beberapa menit yang lalu muncul berubah menjadi mencekam oleh tatapan tajam yoga pada Axel...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.