cinta dalam jas putih

Pria Misterius



Pria Misterius

Filla yang telah berada di dalam ruangan yang yoga telah sebutkan pada dion, wanita cantik itu menyadari kehadiran yoga dan melemparkan senyuman manis padanya. Senyuman yang begitu sama dengan yang dimiliki oleh Nita terlihat diwajahnya, dia masih berdiri dengan tatapan penuh kekagumannya ke arah yoga.      

"Sayang sekali laki-laki sekeren ini terlalu cepat dimiliki orang! " Decak kagum muncul dari dalam hati filla, melihat yoga yang berdiri dihadapannya dengan jas putih yang membuat penampilannya begitu sempurna dan indah dimatanya.     

"Saya langsung saja, karena masih ada jadwal operasi hari ini " yoga bicara sambil memandangi jam tangan miliknya, dia adalah lelaki yang memiliki kedisiplinan tinggi maka dari itu berbasa-basi adalah hal yang paling di tidak sukainya. Dia sedang memperkirakan waktu yang harus dia gunakan untuk bicara dengan filla agar pasien yang akan dia operasi hari ini tidak menunggunya begitu lama.     

"Lain kali jika saya mendengar kembali hal seperti ini, saya tidak akan segan-segan mengadukan kamu pada pihak kepegawaian! " Yoga bicara dengan nada yang masih tenang, dia mencoba mengontrol emosinya dihadapan filla.     

"Hari ini kesalahan yang kamu buat hampir saja mencelakai pasien, dan rekan-rekanmu " sambungnya, "lain kali kamu bertanyalah pada rekan kerjamu jika kamu memang tidak mengetahui hal kecil seperti skintest! "     

Filla tidak menyangka kedatangannya kali ini adalah untuk mendengar ceramahan yang membuat moodnya berubah seketika.     

"Ibu kanita pasti yang telah mengatakannya " suara filla pelan, "dokter saya sudah meminta maaf pada ibu kanita dan rekan-rekan saya tadi, tapi ternyata mereka tetap mengadukan saya pada dokter "     

Dia memasang wajah sedih dengan mata yang berkaca tetapi tidak mengeluarkan tangisannya.     

Kening yoga berkerut, bukannya merasa iba justru dia ingin sekali membuat wanita cantik yang tengah berdiri dihadapannya itu mengingat semua perkataannya dan berhenti membuat nita berada di dalam kesusahan. Walaupun terkesan nepotisme menggunakan kedudukannya, untuk melindungi istrinya itu dia akan melakukan hal seperti ini untuk melindungi semua pasien-pasiennya.     

Dan dia tahu jika Nita mengetahui yang dia lakukan pada filla, wanita itu akan sangat marah besar padanya, karena istrinya itu terlalu baik menilai seseorang yang yoga pikir akan membuat kesulitan pada pekerjaan Nita.      

"Meminta maaf dan setelah itu kamu pikirkan baik-baik untuk tidak melakukan hal yang serupa ataupun hal lain yang akan mencelakai orang " ucap yoga, "kamu buktikan bahwa kamu memang telah layak sesuai aturan untuk bekerja disini! "     

Filla tertegun, dia terdiam tidak memiliki keberanian untuk memandangi pimpinan yang berada di hadapannya kali ini. Dia telah dibuat yoga menjadi orang yang begitu terkucilkan.     

"Saya akan ingat dokter " ucapnya pelan dan dengan kekesalan yang memuncak di otaknya dia sembunyikan sehingga membuat wajahnya memerah, karena menurutnya yoga terlalu membesar-besarkan masalah sepele seperti ini. Terlebih dia mengatakan hal curang yang dilakukannya untuk bisa masuk bekerja di rumah sakit.     

"Kepala ruanganmu sama sekali tidak tahu saya memanggilmu sekarang ini " yoga kembali berucap, "karena dia berusaha melindungimu, dan itu membuatku geram. Kamu ingat, saya berbeda dengan kanita. Jika dia bisa menerima kesalahanmu maka saya tidak akan semudah itu! "     

Filla semakin dibuat yoga ketakutan, ternyata laki-laki yang beberapa menit yang lalu dikaguminya itu tidak seperti yang dipikirkannya bahwa laki-laki itu bisa dia dekati dengan mudah. Pikirnya, dia akan memperlakukan semua perempuan sama seperti pada istrinya itu.     

"Baiklah, saya sudah selesai " yoga segera mengakhiri pembicaraannya, "sekarang kamu boleh pergi "     

Terlihat filla yang mengangguk dan melangkahkan kakinya keluar dari kantornya. Dengan langkah penuh kekecewaannya, dia harus mendapatkan perlakuan yang menurutnya sangat begitu kejam untuk kesalahan kecil yang dia lakukan.     

Yoga tersenyum kecil memandangi langkah filla, kata-katanya tadi itu bukan semata-mata sebuah tuduhan yang mengada-ada. Dia tahu ada jalan khusus untuk filla agar dia dapat dengan mudah masuk bekerja tanpa melalui tahapan yang sudah ditentukan olehnya sebagai kepala staf medik.      

Dia hanya berprinsip jika pekerjaan yang didapat seseorang melalui jalan seperti itu hanya akan membuat filla menjadi seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya, karena semua didapatnya dengan mudah. Dan karena wanita itu telah bergabung di tempat kerjanya yang harus dia lakukan adalah memperingatinya akan kesalahan yang telah dilakukan dan menetapkan peraturan yang sama pada semua stafnya jika kembali mengulangi kesalahan.     

"Aku diperlakukan seperti itu! " Geram filla dalam hatinya ketika dia telah keluar dari gedung ibs, dia segera mengambil ponsel miliknya dari dalam saku seragam dan menghubungi seseorang.     

"Kenapa tidak diangkat! " Omelnya, seraya memandangi layar ponsel miliknya. Dia semakin kesal karena seseorang yang di hubunginya tidak menjawab panggilan darinya. Kekuatan terakhirnya yang akan mendukung semua keinginannya.     

"Cepat angkat! " Filla semakin geram, dia sudah terlalu kesal untuk menjadi seseorang yang pendiam saat ini. Dia harus menceritakan semua kekesalannya pada seseorang saat ini juga.     

"Ya " terdengar suara seorang laki-laki dari ujung telponnya.     

"Kenapa lama sekali mengangkat telponnya! " Amarah filla membludak ketika panggilannya telah terjawab.     

"Sedang rapat " suara laki-laki itu pun terdengar kembali, dan nada suaranya penuh dengan kesabaran.     

"Sepertinya suasana hatimu sedang tidak bagus, ada apa? "     

"Tentu saja tidak senang " jawab filla dengan sinis.     

"Aku sedang kesal! " Cetusnya.     

"Kenapa? Apa hal yang membuatmu kesal sekarang ini? "     

"Aku kesal dengan bidan Kanita, dia telah mempermalukan ku! " Suara geram filla lagi-lagi muncul menandakan kebenciannya.     

"Kamu harus membuat mutasi untuk sekarang! " Filla menyambung kekesalannya, "supaya aku tidak bisa melihat lagi kesombongannya"     

"Apa yang dia lakukan padamu?, sabarlah untuk beberapa waktu sayang. Di kepegawaian dia sudah memiliki nilai yang baik jadi jika tiba-tiba aku memberikan mutasi padanya akan ada kecurigaan "     

"Bukan dia yang harus mutasi! " Masih dengan suara geram, "tapi aku yang harus dimutasi, aku mau ke poliklinik! "     

"Bertahan saja sebentar lagi, aku memasukanmu saja sudah sangat sulit. Jika sekarang tiba-tiba kamu mutasi ke poliklinik akan membuat kecurigaan banyak orang sayang.. "     

"Tapi, kamu bisa usahakan secepatnya kan? " Kali ini suaranya berubah menjadi manja, "aku janji akan bersikap baik dan tidak akan melakukan kesalahan "     

"Tapi tidak dalam waktu sekarang ini, dokter yoga itu orang yang sulit diajak berdiskusi jika tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Aku usahakan secepatnya, maka dari itu bersikap baiklah dan jangan mengulangi kesalahan "     

"Terima kasih, sayang " senyuman terlihat di wajahnya, dia dapat dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan menghapus semua rasa bersalahnya karena kejadian yang dia buat tadi.     

Dia tampak menariknafasnya dalam-dalam, ini baru kejadian awal yang menurutnya jika dia bertahan lebih lama lagi dia akan semakin tidak bisa mengontrol emosinya. Karena hal kecil seperti ini saja mereka buat besar, dan sudah mempermalukan dirinya apalagi jika hal besar yang mungkin akan membuatnya semakin terbuang.     

Dia hanya perlu bersabar untuk beberapa waktu kedepan, bersikap baik pada kanita yang dia anggap menebar pesona dengan kebaikannya pada semua stafnya agar selalu mendapat pujian orang lain.     

Jauh dari filla yang tengah mencoba menjauhkan diri dari tempat kerjanya saat ini, yoga yang telah siap dengan pakaian operasi dan berada di hadapan pasien yang telah dilakukan anestesi regional tampak memikirkan sesuatu.     

"Aku akan lihat apa yang akan dia lakukan setelah kejadian ini " ucapnya dalam hati.     

Dia lalu kembali fokus pada pasiennya dan memulai operasi yang harus dilakukannya secara tiba-tiba karena kesalahan yang telah filla perbuat hari ini.     

Dia akan sedikit lebih memperhatikan wanita yang baru saja bergabung di tempat yang nita pimpin...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.