cinta dalam jas putih

Wanita Menyebalkan



Wanita Menyebalkan

0Ekspresi nita bukan main lebih terkejut dari yoga, melihat wanita yang tidak dikenalnya tiba-tiba cium pipi kiri, cium pipi kanan seseorang yang sudah menjadi miliknya. Dia sedikit berbangga karena yoga tidak dapat menoleh pada perempuan lain karena yoga telah menjadi miliknya saat ini.     

"Wanita ini masih saja sama seperti mimpi, kecentilannya selalu hakiki! " Geram nita dalam hatinya.     

Kedua pupil mata nita membulat, bibirnya beegerak-gerak kecil tanpa arti. Jika mungkin bagi pihak yoga sebagai laki-laki adalah anugerah mendapatkan kecupan dari seorang wanita cantik berkulit putih, mata bulat dengan kontak lensa yang berwarna abu dan rambut panjang shaggy ikal membuat sempurna penampilannya.     

"Amanda! " Yoga berusaha melepaskan satu tangannya yang terus menempel di pundaknya, tapi wanita itu lagi-lagi menyimpannya setelah yoga menepisnya.     

"Kamu sendirian disini? " Tanyanya seolah akan membuat kerusuhan yang terdengar oleh telinga yoga.     

"Aku ikut gabung ya! " Dia lalu duduk disamping yoga.     

Membuat yoga mendapatkan rasa yang bercampur aduk, antara takut pada istrinya dan malu diperhatikan orang-orang di dekatnya.     

Krikk,,, krikk,, krikk,,,!!! Suara jangkrik muncul di pikiran Nita.     

Dia merespon dengan sikap diamnya, wanita bernama Amanda itu dengan percaya diri mengatakan yoga datang sendirian. Sedangkan dia ada terduduk di dekat yoga, apa sekarang ini dia telah menjadi hantu gentayangan yang ingin makan direstoran, atau mungkin Amanda melihatnya seperti patung pajangan cantik, yang sengaja disediakan oleh pihak manajemen restoran untuk menemani yoga. Itu sangat aneh dan membuat Nita terkesal!     

"Manda " panggil yoga pelan, "aku bersama istriku sekarang! "     

"Benarkah? Kebetulan sekali aku ingin mengenalnya. Aku mau lihat istri dari mantan terindahku sekarang ini! "     

Dari ucapannya yang terdengar begitu provokatif membuat yoga seketika merasakan sakit di kepalanya. Terlihat dia mengusap keningnya karena kehadiran Amanda mengacaukan seluruh rencananya.     

"Ini Kanita " yoga memperkenalkan nita pada Amanda.     

Senyuman ketus diperlihatkan Nita ke arah wanita yang menurutnya begitu menyebalkan. Wanita yang tidak move on dari mantan kekasih, sampai tidak malu mengatakannya di hadapan nita.     

"Jadi ini istri kecilmu itu " ucapnya seraya memperhatikan nita dengan kedua matanya.     

Sepertinya memang sedikit berat menjadi saingannya, dan dia mengakuinya.     

"Aku bolehkan bergabung? " Lalu Amanda melontarkan pertanyaannya pada nita.     

"Please, aku sudah lama tidak bertemu dengan yoga.. " dan lalu sebuah permohonan terucap di bibirnya.     

Nita tidak memberikan sebuah jawaban, dia lagi-lagi hanya tersenyum yang begitu dipaksakan dan kedua alisnya yang terangkat.     

"Terima kasih " Amanda mengartikan sendiri sikap nita.     

Nita terkejut dengan tanggapan Amanda akan sikapnya, wanita ini benar-benar pembuat rusuh. Dia hadir disaat yang tidak diinginkan dan merusak suasana hati nita dan yoga saat ini.     

"Selamat menikmati " seorang petugas restoran terlihat membawakan makanan pesanan mereka.     

"Kenapa dia terus saja mendekat ke arah yoga! " Nita bicara ketus dalam hatinya, dia lalu mengaduk-aduk makanannya dengan tidak berselera.     

Padahal makanan yang dipesannya kali ini adalah menu favoritnya, ini kali pertama yoga mengijinkannya memesan Ramyun yang sudah lama ingin dimakannya.     

"Aku dengan yoga dulu berpacaran lama sekali " ucapan amanda itu selayaknya pengumuman penting yang harus dia katakan pada Nita.     

"Benarkah " nita berpura-pura terkejut, "sayang sekali, kenapa kalian tidak menikah? "     

Yoga lagi-lagi mengusap keningnya, dia tahu perkataan istrinya adalah sindiran halus untuk Amanda.     

Dia duduk lebih dekat ke arah Nita, tetapi amanda merubah kembali posisi duduknya.     

"Kamu masih suka makanan itu! " Celetuk Amanda mengomentari bulgogi yang sedang di makanya hampir membuatnya tersedak.      

Dahi yoga berkerut, tidak mengerti dengan ucapan amanda kali ini.     

Di jamannya dulu mana ada makanan seperti ini, dulu ketika waktu berpacaran dengan Amanda sewaktu di sekolah menengah atas mereka hanya bisa makan bakmi di kantin saja sudah terlihat keren.     

Yoga menggelengkan kepalanya, menertawakan omong kosong amanda tanpa suara. Dia sepertinya sengaja membuat Nita cemburu padanya.     

"Kamu bekerja Kanita? " Lalu dia mengakui keberadaan Nita dengan melontarkan pertanyaan.     

"Iya " jawab nita pendek dengan senyuman tidak berselera nya.     

"Dia bekerja di rumah sakit, kepala ruangan PONEK! " Yoga menambahkan jawaban dari Nita yang pendek.     

Dia tersenyum lebar ke arah nita yang terlihat sekali menahan kesalnya di wajahnya, ketika yoga tersenyum ke arahnya pun Nita hanya menggerakkan bola matanya saja. Tapi seperti itupun terlihat indah untuknya.     

"Oh.. " respon amanda sesuai dengan yang yoga perkirakan, wanita itu tidak akan pernah berubah sifat sombongnya. Wanita yang terlalu pintar dan menganggap semua tidak bisa melebihinya yang selalu memiliki IPK cumlaude.     

"Kebetulan yoga, mulai besok aku pindah dinas ke rumah sakit tempatmu bekerja! " Dari ekspresinya terlihat begitu bahagia yang tiada terkira.      

Kedua alis nita terangkat, dia masih bisa mengontrol sikapnya dihadapan Amanda. Dia tahu wanita ini hanya ingin membuatnya marah dan lalu mulai perseteruan kecil dengan suaminya dan dia akan mencoba masuk k melalui celahnya.     

"Nanti kita sering-sering ketemu ya.. " kali ini dia meraih tangan yoga dan di peganginya. Dia bersikap manja di hadapan yoga dan Nita.     

"Kalau aku tidak sibuk! " Ucap yoga seraya mencoba melepaskan tangan Amanda yang saat ini melingkar di tangannya.     

Dia melirik ke arah Nita memperhatikannya yang hanya mengaduk-aduk makanannya, tanpa menghabiskannya.     

"Apa makanannya tidak enak? Kenapa tidak dihabiskan? " Yoga bertanya pada Nita.     

"Terlalu pedas! " Jawab nita datar, dia tidak melihat yoga yang masih terus di hinggapi hantu wanita gentayangan yang penasaran karena belum bisa bersama kembali cinta pertamanya.     

"Hantu yang belum pernah melihat cowok keren! " Nita terkekeh di dalam hatinya, yang terlihat di wajahnya hanya mesem-mesem sendiri.     

Yoga tersenyum memperhatikan sikap nita, terlebih lagi ketika wanita yang menjadi istrinya itu menopang dagu dengan satu tangannya. Semua itu terlihat sangat menarik perhatiannya, walaupun dia tengah di jejali oleh ocehan-ocehan Amanda yang membuatk sakit kedua kupingnya.     

"Traktir aku, ya! "     

"Nah, mulai kan. Pasti minta di adopsi oleh oppa dokter supaya bisa makan dan jalan gratis! " Lagi-lagi Nita menggerutu dalam hatinya.     

Yoga tertawa kecil, "iya, baiklah! "      

Dia berpikir akan lebih baik jika dia mengakhiri acara makan siang yang jauh dari kesan romantis, karena kedatangan seseorang tidak diundang yan membuat huru-hara.     

"Terima kasih "     

Amanda tertawa senang karena yoga masih tidak berubah padanya, tetap baik.      

"Aku bayar dulu! " Cetus yoga langsung beranjak dari duduknya ketika amanda akan memulai serangan kembali padanya dengan memberikannya ciuman perpisahan.     

"Sampai bertemu lagi.. " yoga akhirnya mengucapkan kata perpisahan lebih dulu, jika tadi dia menundanya karena dia masih menyantap makanan yang dipesannya kali ini dia bisa mengusirnya secara halus tanpa ragu.     

Yoga meraih tangan Nita untuk ikut beranjak bersamanya, karena lagi-lagi acara spesial mereka berdua dikacaukan oleh wanita menyebalkan itu. Amanda masih termangu sendiri ketika yoga dan Nita berjalan meninggalkannya.     

"Sekarang mau kemana? " Tanya yoga setelah dia membayar semua makanan yang tadi dipesannya dia mengajak nita kearah luar restoran, yang menurutnya hanya menyajikan uji nyali dihadapan istrinya itu.     

"Pulang! "     

Yoga mengernyit, "bukankah kita harus membeli handphone untuk menggantikan yang sudah hilang? "     

"Kita membelinya sekarang ya sayang.. " rayu yoga melingkarkan tangannya di pundak Nita.     

"Kamu mau beli yang termahal dan rilis terbaru pasti aku belikan.. " bujuknya.     

"Atau kamu mau yang kamera depan dan belakangnya yang paling bagus supaya kamu bisa melakukan selfie kapanpun.. " yoga terus mengoceh di samping Nita, sambil melangkahkan kaki menyusuri pertokoan yang berjajar tidak jauh restoran tempat mereka makan tadi.     

"Berisik nih! "Cetus Nita menghentikan bibir yoga untuk terus berkata-kata.     

"Ayo, sekarang juga kita mencari handphone terbaru untukmu.. " yoga berusaha bicara dengan baik-baik pada Nita, dia tahu wanita disampingnya itu masih terkesal karena kejadian tadi.     

Kehadiran Amanda layaknya iklan yang membuat cerita romantis harus terputus sementara.     

Melihat istrinya itu hanya merapatkan bibirnya tanpa berkata apapun, yoga akhirnya harus mengalah dan bersabar. Semua memang salahnya, tetapi sebenarnya yang paling bersalah adalah Amanda.     

Suasana sunyi terjadi di dalam mobil di sepanjang perjalanan mereka, nita sama sekali tidak mengeluarkan suaranya dan bahkan tidak menoleh ke arahnya sedikitpun.     

***     

"Nanti kita mengganti ponselmu yang hilang.. " ucapan yoga masih belum selesai tapi nita sudah lebih dulu keluar dari dalam mobilnya. Dan cara dia menutup pintu mobilnya begitu menyeramkan sampai membuat yoga terkejut.     

"Dan gagal semua rencanaku.. " yoga yang masih berada di dalam mobil harus menarik nafasnya panjang-panjang.     

Kenapa dia bisa lupa untuk memakai jimat penangkal dari segala kekacauan apapun termasuk wanita di luar.     

Dia lebih baik menghadapi kesulitan sa at melakukan operasi daripada harus kesulitan merayu istrinya yang tengah marah padanya.     

Yoga mengahampiri nita yang terlihat berdiri di depan lemari pakaiannya di kamar Axel.     

"Kamu masih marah? " Yoga lalu melontarkan pertanyaan pada Nita seraya terduduk di atas tempat tidur Axel yang sedang tidak berada di kamarnya.     

"Eum.. " jawab Nita pendek.     

Yoga tersenyum tipis menanggapi sikap istrinya itu.     

"Aku minta, tadi itu benar-benar diluar dugaan rencana kita "     

Nita hanya menganggukan kepalanya  tanpa suara, kalaupun dia bersuara hanya jawaban pendek yang terdengar oleh yoga.     

Yoga mengahampirinya dan memeluknya dari arah belakang.     

"Jangan seperti ini, aku jadi sedih! " Ucap yoga.     

Dia memberikan satu ciuman di pundak Nita yang berada dalam pelukannya itu.     

"Aku akan sangat kesusahan jika kamu terus bersikap seperti ini padaku " lagi-lagi ucapan yoga itu merupakan bujuk rayunya pada Nita.     

"Kamu tahu, kalau kamu bersikap dingin seperti ini padaku membuat aku seperti butiran debu.. " tetiba laki-laki itu mengeluarkan kata-kata aneh yang tidak pernah diucapkan oleh yoga sebelumnya.     

Di detik pertama Nita dapat menahan tawanya, akan tetapi beberapa saat kemudian dia terkalahkan juga. Tawanya muncul, menertawakan ucapan yoga yang menjadi sebuah lelucon.     

"Nggak lucu tahu! " Cetus Nita dalam tawa kecilnya dia masih dapat memperlihatkan kekesalannya.     

"Gara-gara ketemu pacar pertama mendadak menjadi suka merayu! " Nita melanjutkan perkataannya, dia mencoba melepaskan pelukan yoga tapi laki-laki itu terus saja menahannya.      

"Kamu cemburu kan? " Pertanyaan yoga sekarang seperti sebuah investigasi.     

"Ayo ngaku kalau cemburu.. " yoga pun melanjutkan sindirannya.     

"Bagaimana tidak marah! " Cetus Nita memelototinya dengan kedua bola mata yang indah alami tanpa memakai kontak lensa.     

"Ada perempuan tiba-tiba datang mengacaukan acara makan siang orang.. " dia lalu mengambik beberapa Hela napasnya sebelum kembali bicara.     

"Tanpa permisi cipika-cipiki suami orang! " Ekspresi marahnya begitu lucu dihadapan yoga.     

"Setelah memaksa minta bergabung, minta dibayarin juga akhirnya! " Omelan nita mulai terdengar di kedua telinga yoga.     

Tapi saat ini dia mencoba mendengarkan semua omelan-omelan istrinya yang menurutnya lebih berbobot dari ocehan Amanda tadi.     

"Iya, aku minta maaf. Itu semua diluar dugaan sayang.. " yoga kembali memberikan pelukan pada Nita, "lagipula aku sudah tidak perasaan apapun pada Amanda, dan lagi dia hanya ingin membuatmu kesal saja.. "      

Nita menanggapinya ucapan yoga dengan sikap diamnya.      

"Dasar orang dewasa! " Tiba-tiba suara axel terdengar dari arah pintu kamarnya. Dia berdiri sejak lama menyaksikan kedua orang tuanya yang berseteru kecil-kecilan.     

"Kenapa ayah dan ibu bertengkar seperti itu? " Axel menanyakan hal dewasa kepada kedua orang tuanya.     

"Oppa dokter yang jawab " bisik nita.     

"Tidak, kamu saja yang jawab " yoga menolak apa yang diperintahkan Nita.     

"Tuhkan! " Nita gemas dengan tingkah yoga yang seperti anak kecil.     

"Tidak perlu dijelaskan " lagi-lagi Axel berkata seperti layaknya orang dewasa.     

"Bubu, ayah itu tampan jadi pasti banyak perempuan cantik yang mengejarnya termasuk bubu juga! " Ucapan Axel itu membuat nita malu sekali dan seperti tidak bermuka ketika Axel mengucapkannya.     

"Aku tidak mengejar-ngejar ayahmu, Axel " suara tangisan palsu nita terdengar. Dia seperti terinjak-injak harga diri ketika disebutkan axel mengejar yoga, ketika dia sedang marah padanya. Itu akan membuat yoga semakin besar kepala, pikir Nita.     

Yoga tertawa kecil mendengarkan ucapan Axel kali ini yang membelanya. Satu usapan di rambutk Axel yoga berikan pada putra kesayangannya itu. Jika yang disebutkan axel itu benar bahwa mengejarnya karena jatuh cinta padanya kesenangannya akan tiada Tara, karena pada kenyataannya justru sebaliknya.     

"Dan kalau bubu marah pada ayah karena membayar makanan orang lain, bubu ambil saja semua kartu yang ayah miliki! " Axel mengungkapkan saran kedua yang ditujukan pada Nita.     

Kedua mata yoga membulat dan mulutnya seketika tertutup rapat, senyuman yang pada awalnya terlihat di wajahnya perlahan-lahan menghilang.     

Tawa nita muncul dengan tiba-tiba setelah mendengar saran kedua Axel. Dia langsung mengulurkan tangannya ke arah yoga, memaksanya untuk melakukan yang telah Axel sarankan.     

Yoga lalu mengeluarkan dompet miliknya dan dia serahkan pada Nita layaknya memberikan sebuah upeti pada ratu kerajaan.     

"Bubu jangan marah lagi pada ayah yang menjadi orang baik, membayarkan makanan orang itu salah satu kebaikan pada sesama mahluk yang membutuhkan! "     

Yoga dan Nita seketika tertawa mendengarkan ceramahan putra kesayangan mereka, dia telah belajar dengan baik di sekolah. Sikap baiknya di sekolah tentu saja tercermin di perbuatannya di rumah.     

"Masa hal mudah seperti ini saja, harus aku yang memberitahu! "     

Nita tidak tahan dengan ocehan lucu putranya itu, dengan cepat dia bergerak menuju ke arah dimana Axel berdiri, dia dengan memeluknya dan menciumi pipinya sebagai bentuk rasa terima kasihnya yg begitu besar karena menjadi putra terbaiknya, karena telah menjadi putra terbaiknya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.